Aku ini mahasiswa rajin, begitu kata teman-temanku. Jika ada kuliah pagi aku akan datang lebih awal. Minimal satu jam sebelum kelas dimulai, aku sudah stand-by di lorong Fakultas Psikologi. Numpang wifi lah, hehe.
Begitu juga hari ini, meskipun jam kuliah baru dimulai pukul 11. Aku sudah tiba di parkiran universitas 2 jam sebelum kelas.
Membuka kembali beberapa tugas yang akan aku serahkan hari ini, kesibukanku terganggu adanya kebisingan dari mahasiswa yang menyapa Johnny dan Yuta. Lhoh, kak Johnny sama kak Yuta kok di sini.
"Oittt bang John, bang Atuy."
"Tumbenan duo bintang TI nyasar ke Psikolog."Dan beberapa sapaan ala cowok lainnya. Aku sudah panas dingin di tempatku duduk. Semoga kak Johnny tidak menghampiriku. Terlebih dia bersama kak Yuta. Gak tahan sama tatapan matanya yang tajam.
"Halo temanku." Tamatlah aku. Dulu aku berdoa ingin di sapa oleh seorang Johnny Alister Mahavir, tapi tidak tahu jika kak Johnny seramah ini sama orang. Boleh tidak jangan sering-sering di sapa sama kak Johnny. Belum terbiasa sama dampaknya. Buu, jemput Adis pulang aja. Tiba-tiba badan Adis panas.
Astagfirullah, ini boleh angkat kepala gak sih. Yang di sapa beneran aku, kan? Tapi melihat kedua ujung sepatu yang ada di depanku membuatku gugup untuk sekedar melihat siapakah pemiliknya.
"Oh hai kak, kok anak TI sampai ke Psikolog?"
"Kenapa emang, bukan kampus Eyangmu juga kan?" Ya Allah Ibu, Adis mau nangis rasanya kena semprot kak Yuta. Ini emang kak Yutanya doyan ngegass apa gimana sih.
"Tuy, santai. Temanku nanti takut." Dibelain dong sama mas crush.
"Dista kelas jam berapa?" Kalau modelan begini tentu saja kak Johnny yang bertanya.
"Jam 11 kak."
"Buset, awal bener datangnya. Budak dosen pasti!" Dua kali sudah kena semprotnya kak Yuta. Beneran nih, kalau sampai kena semprot untuk yang ketiga kalinya. Mungkin bisa nangis di tempat.
"Kita mau ngantin nih, gado-gado kantin fakultas kamu juara. Mau bareng kita nggak?" Kak Johnny menawariku. Kesempatan banget bisa semeja sama dia tapi aku masih sayang nyawa. Bisa ciut aku dapat tatapan sinisnya kak Yuta. Beneran ya, dari awal nih bujang Osaka, temennya Naruto, matanya julid banget.
"Duluan aja kak, tadi udah nyarap di rumah."
"Oke, tapi kapan-kapan bareng ya. Gak boleh bohong. Hari ini aku paham." Kemudian kak Johnny menyeret kak Yuta pergi. Benar-benar yang di seret, mengingat perbedaan postur tubuh keduanya tidak ada kesulitan bagi kak Johnny membawa kak Yuta pergi.
Subhanallah bu, ini kak Johnny kelewat peka atau Adis yang gampang di baca. Mau sayang tapi kak Johnny bukan pacar Adis. Kagum aja lah ya.
Teruntuk jantungku, kak Johnny cuma nawarin makan bareng. Jangan berekspektasi terlalu tinggi, nanti jatuh, nangis. Jadi tolong gak usah lompat-lompat di dalam sana. Kasian kalau mati muda, belum wisuda. Ingat, kamu masih ada Arjuna bocah tengil yang jadi tanggung jawabmu sebagai kakak buat dia.
Mau bareng kita ke kantin gak? - Yuta & Johnny
Kalau modelan begini yang ngajak ke kantin, boro-boro Adis makan. Bisa jadi malah cosplay jadi patung saking groginya.
Kenalin, ini adikku satu-satunya. Namanya Arjuna Isyaka Dhafine. Si bontot yang pinter ngrayu Ayah sama Ibu biar keturutan maunya dia apa. Kapan-kapan ya aku kenalin lebih lanjut.
Hari ini minus kak Tyo ya. Orangnya ngampus siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || Johnny Suh (Completed)
RomanceAku hanya mahasiswa biasa yang mengagumi sosok seorang Johnny Alister Mahavir. Dia adalah semestaku. Katakan aku bucin, karena memang begitu adanya. Bantu aku merahasiakan perasaanku. Jangan sampai Johnny tahu. Untuk sekarang biarkan aku tetap dekat...