Alister J. Mahavir
Dis, hari ini free?Aku berjenggit kaget saat melihat pop-up notifikasi dari kak Johnny. Ini hari minggu, meski sedikit mendung tapi ramalan cuaca mengatakan hari ini tidak akan turun hujan.
Hatiku berdebar membaca pesan darinya.
"Tenang Dis, ini cuma chat dari teman."
Berulang kali aku merapalkan kalimat itu demi menekan euphoria yang kini terasa meledak-ledak di hatiku.
Me
Free kakAku membalas pesan kak Johnny setelah enam menit berlalu, seiring dengan debaran jantungku yang kembali normal.
Alister J. Mahavir
Good, aku jemput jam 10
TIDAK MENERIMA PENOLAKAN!!!Lihatlah betapa dominannya seorang Johnny Alister Mahavir, membaca pesan yang mungkin saja sengaja ia ketik dengan capslock pada setiap hurufnya membuat sudut bibirku tertarik. Ke mana dirinya akan membawaku, separuh hati bertanya-tanya.
Kak Johnny benar-benar tepat waktu, pukul sepuluh ia sudah memarkirkan mobilnya di pelataran rumahku, di bawah pohon jambu yang Ayah tanam sebagai hadiah ulang tahun Juna yang ke enam.
Pada saat itu Juna ngambek seminggu lamanya, karena hadiah yang ia mau adalah sepeda seperti teman-temannya yang lain.
Bukannya pohon jambu yang membuatnya harus rajin memberi air dan pupuk yang baunya mirip eek sapi, begitu kata Juna. Tapi setelah kian tahun berlalu, pohon jambu berbiji merah itu berbuah banyak, dan Juna nyengir juga pada akhirnya.
Dengan menyombongkan diri bahwa itu adalah pohon jambu yang ia besarkan seperti anak sendiri. Dan kami harus minta ijin padanya jika ingin memetik buah jambu yang sudah matang, atau bila tidak, kami akan diare karena makan buah curian.
Just Juna being Juna. Tapi herannya, bocah tengil itu banyak sekali fans-nya.
Mesin mobil dimatikan dan Ayah yang sedang menyirami bonsai-bonsai kesayangannya seketika menghentikan kegiatan sementara waktu.
Ayah berlari ke dalam, sibuk memanggil Ibu. Mengatakan bahwa ada tamu bermobil sepagi ini, sedangkan ayah masih berbelit sarung dan kaos oblong khas rumahan.
"Bu, di depan ada tamu. Ayah siap-siap dulu. Ibu siapin kudapan. Adek sambut tamunya sebentar," perintah ayah yang mondar-mandir dari kamar menuju kamar mandi.
"Gak mau lah yah, ngapain Juna nyambut tamunya ayah. Mana ngerti mau ngobrolin apa. Ibu aja tuh."
Tentu saja Arjuna melayangkan protes terlebih dahulu. Sedangkan aku di dalam kamar menahan tawa, mereka tidak tahu jika tamu bermobil itu adalah kak Johnny. Tamuku. Bukan tamu ayah. Tapi wajar saja ayah salah kira, selama ini ayah belum pernah bertemu kak Johnny. Dan jika menitik jabatan ayah di kantor, memang selama ini tamu ayah rata-rata pengendara mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || Johnny Suh (Completed)
RomanceAku hanya mahasiswa biasa yang mengagumi sosok seorang Johnny Alister Mahavir. Dia adalah semestaku. Katakan aku bucin, karena memang begitu adanya. Bantu aku merahasiakan perasaanku. Jangan sampai Johnny tahu. Untuk sekarang biarkan aku tetap dekat...