"Dis ... Dis, kamu Adis temannya Johnny kan? Kalau aku gak salah?" terdengar suara penuh kepanikan.
"Kalau gak salah berarti ya bener dong," jawabku tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang bertanya.
Hampir saja aku terjungkal dari dudukku ketika melihat siapa orang yang bermuka masam di belakangku, ada kak Tyo Dhira Nugraha si pangeran kampus.
"Astagfirullah hal adzim, kak Tyo? Bener kak Tyo kan? Ada apa kak?"
"Kalau gak bener ya salah Dis. Iya ini Tyo, lupa apa gimana sih sama mukaku? Padahal kata Ibuku wajah ini one and only."
Waaah kak Tyo ini lumayan juga ya bibirnya kalau bicara, bener semua.
"Dahlah, urgent yuk bantuin aku. Kamu kan perempuan. Itu si Johnny lagi PMS." Kak Tyo main tarik-tarik jaketku aja, kalau jatuh siapa yang bonyok? Adis lah.
"Bentar! Bentar dulu kak! Jangan tarik-tarik, Adis masih bisa jalan ya. Tolong peri kemanusiaannya diterapkan."
"Astaga, lupa Dis kalau kamu juga manusia."
Excuse me, what?
Adis pikir kak Tyo ini satu-satunya yang normal di trisula TI. Rupanya sama aja, setiap manusia di ciptakan pasti memiliki celah Dis. Berlaku juga bagi seorang Tyo Dhira Nugraha."Mana ada laki-laki PMS kak? Kak Tyo ngawur aja kalau ngomong."
Meskipun aksi protes masih gencar aku lakukan, tapi aku tetap berjalan mengikuti langkah kaki miliknya. Sedikit penasaran dan banyak khawatirnya. Mana ada laki-laki PMS, tapi takut juga jika terjadi sesuatu pada kak Johnny.
Kak Tyo membawaku ke klinik fakultas TI. Ada kak Johnny tidur meringkuk sedangkan di sampingnya ada kak Yuta sedang duduk memainkan game ponsel. Indah sekali persahabatan mereka, kak Tyo panikan, sedangkan kak Yuta santuy banget. Sudah paling benar jika kak Johnny adalah penengah bagi keduanya.
"Bu dokter udah datang? Tolong periksa temen kita bu. Bilangnya perutnya melilit. Tyo bilang Johnny lagi PMS," bener-bener ya kak Yuta minta di suntik mati suntik mati now make a wish -yang bacanya bernada awas ya!!!-
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || Johnny Suh (Completed)
RomanceAku hanya mahasiswa biasa yang mengagumi sosok seorang Johnny Alister Mahavir. Dia adalah semestaku. Katakan aku bucin, karena memang begitu adanya. Bantu aku merahasiakan perasaanku. Jangan sampai Johnny tahu. Untuk sekarang biarkan aku tetap dekat...