Saat ini aku duduk berhadapan dengan kak Yuta.
[Bayangin aja dulu, duduk di depan makhluk macam begini ganteng]
Kami sama-sama menyantap soto ayam Budhe hari ini. Seperti biasa, kak Yuta menambahkan tiga sendok sambal. Saat ku tanya, apa tidak terlalu pedas. Justru semenjak tinggal di Indonesia jadi terbiasa dengan rasa pedas, begitu jawabnya sembari tersenyum menunjukkan baris giginya yang rapi.
"Udah tahu belum hari ini si jangkung kedatangan partner baru."
Kak Yuta memang kerap menyebut kak Johnny dengan sebutan si jangkung. Biarlah, kak Yuta dan bibir ajaibnya memang sudah the next level.
"Iya tahu, orangnya judes banget."
Kak Yuta mengernyit. "Kamu udah ketemu dia?" tanyanya dengan heran, dan ku balas anggukan ala kadarnya.
"Namanya Gestha."
Setelah meneguk es jeruknya kak Yuta kini fokus padaku.
"Dia Islam?"
Aku terbatuk-batuk mendengar pertanyaan kak Yuta. Membuatnya panik dan berlari ke arahku. Tangannya menepuk-nepuk punggungku dengan telaten.
"Astaga, bisa keselek gini sih bocah."
Tangannya dengan sigap mengambilkan beberapa lembar tisu untukku. Tumben baik.
"Lagian kak Yuta apaan sih pertanyaannya."
"Kali aja beda agama lagi," ia terkekeh, berjalan kembali ke kursinya.
"Tapi kemarin Adis anterin dia ke mushola. Mahasiswa pindahan, maklum nyasar ngga tahu tempat."
"Kalian sudah sejauh apa kenalnya? Sampai main ke mushola bareng."
Aku memutar bola mata malas. "Ke mushola itu bukan buat main! Tapi ibadah."
"Oh, terus kalian kenalan? Dan hari ini ketemu lagi?"
Aku menatapnya tajam, benar-benar kak Yuta ini suka sekali bikin kesimpulan sepihak.
"Ngga gitu kak, kemarin juga setelah nganter dia ke mushola, Adis langsung pamit. Kebetulan hari ini kak Johnny ngajakin ke radio, dan kami ketemu lagi tanpa unsur kesengajaan! Adis aja ngga ingat muka dia. Kalau bukan kak Johnny yang ngenalin kak Gestha ke Adis, mana berani aku kenalan sendiri."
"Berarti si Gestha dong yang ingat muka kamu duluan? Cieee yang udah di ajakin ke radio. Aku sama Tyo ketinggalan banyak nih," ledek kak Yuta padaku, yang berakhir aku melemparinya dengan tisu bekas lap bibirku.
"Jorok, dasar kampret!"
Aku tertawa, kak Yuta memang suka asal ceplos.
"Btw, si Gestha Gestha itu senior ya?"
"Barangkali sebaya sama kak Yuta. Kak Johnny bilang dia senior Adis di jurusan."
Kak Yuta manggut-manggut sok paham. "Terus tadi setelah kenalan gimana?" Kak Yuta ini alih profesi jadi tukang introgasi apa gimana ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || Johnny Suh (Completed)
RomanceAku hanya mahasiswa biasa yang mengagumi sosok seorang Johnny Alister Mahavir. Dia adalah semestaku. Katakan aku bucin, karena memang begitu adanya. Bantu aku merahasiakan perasaanku. Jangan sampai Johnny tahu. Untuk sekarang biarkan aku tetap dekat...