Kak Johnny bilang mau ngajak aku pergi jalan besok, lebih tepatnya hari minggu besok. Awalnya aku sangat ragu, bener gak sih yang aku lakuin.
I means, selama ini susah payah aku berusaha move on dari dia yang sudah aku bucinkan semenjak masuk univ. Kaya semua usahaku gak ada efeknya. Sia-sia, dapat capek doang. Capek jiwa dan raga.
Jalani sajalah, barangkali ada hikmah di balik kedekatan kami. Aku yang tiba-tiba percaya petuah bijak "Selalu ada rahasia di balik takdir Tuhan. Jalani saja, Tuhan punya rencana." Maka dengan petuah yang aku ciptakan sendiri untuk membantu hatiku agar tidak goyah, aku iyakan saja ajakan seorang Johnny Alister Mahavir.
"Besok aku jemput jam sembilan pagi ya. Gimana? Kepagian ngga Dis?"
Saat itu aku yang sedang sibuk dengan Thai Tea dingin milikku akhirnya hanya iya iya saja. Padahal kalau minggu aku tuh magernya bisa berkali-kali lipat. Bahkan mandi sehari sekali pun aku lakukan, dengan dalih hari minggu hemat air aja deh. Itung-itung gerakan melindungi masa depan bumi. Yang biasa di katain Juna prawan jorok. Juna kalau minggu selalu wangi, pagi sekali dia udah mandi. Setelah itu goleran di depan TV, nonton kartun, sampai akhirnya ada ajakan dari teman-temannya untuk sekedar nongkrong bareng.
Setelah melakukan serangkaian aktivitas dan sudah bersiap untuk pergi. Mobil hitam kak Johnny terlihat dengan dirinya yang melambai-lambaikan tangannya. Ganteng, itu kesan pertamaku hari ini untuknya. Masalahnya kapan pun itu kondisinya selalu ganteng.
(Bayangin dulu makhluk indah ini datang menjemputmu)
"Dis, aku pamit Ibu dulu deh." Hmmm sopan.
Tapi sayang niat pamitnya harus di urungkan, karena rumah sedang sepi.
"Ngga ada orang kak, Ayah pergi ke pameran tanaman hias, Bunda senam di kompleks, Juna baru aja pergi sama temennya," jelasku pada kak Johnny agar tidak membuatnya berkecil hati.
"Oh pada sibuk ya walaupun weekend," kak Johnny mengitari badan mobil demi membukakan pintu untukku.
"Kak Johnny apaan deh, kan bisa buka sendiri." Elakku atas perlakuannya, padahal di dalam hati udah kaya ada suara-suara ghoib laknat "nyengir gak, nyengir gak?"
Susah payah aku menahan cengiran sialan yang sengaja aku sembunyikan dengan mengapitkan kedua bibirku ke dalam mulut. Malu boorr kalau ketahuan nyengir.
"Mau kemana kak kita?" tanyaku saat berusaha mengaitkan sabuk pengamanku sendiri.
Karena jujur sampai detik ini, kak Johnny belum memberitahukan arah dan tujuan dirinya membawaku bersamanya.
"Kita jalan aja, ada sesuatu yang pengen aku beli. Sekalian biar nggak gabut aja di rumah. Tyo ada acara sama keluarga, Yuta mau futsal sama anak kost."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || Johnny Suh (Completed)
RomanceAku hanya mahasiswa biasa yang mengagumi sosok seorang Johnny Alister Mahavir. Dia adalah semestaku. Katakan aku bucin, karena memang begitu adanya. Bantu aku merahasiakan perasaanku. Jangan sampai Johnny tahu. Untuk sekarang biarkan aku tetap dekat...