Aku suka senja. Hanya saja mereka selalu menyandingkan senja dengan kopi atau teh. Menikmati senja tidak seklise itu. Meski penampakannya begitu cepat menghilang, dia memiliki pesan. Bahwa sesuatu yang indah harus dihargai dan selalu dijaga.
***
Prriiiittttt
Suara flute memenuhi lapangan basket. Hari ini tim basket Bumi Putra sedang mengadakan latihan, karena sebentar lagi mereka akan mengikuti kejuaraan basket antar universitas di Jakarta. Suara suporter juga tidak kalah nyaring dan terlihat begitu antusias. Terlebih suporter wanita yang sibuk meneriakkan nama idolanya.
"Angkasa!!!!!! Semangat!!!! Aaaaaaa!!!!"
"Jevaaaaaaa!!!! Fighting!!!!!"
Suara mereka benar-benar keras, terlebih jika dua orang pemuda yang sering disebutkan namanya menyeka keringat, suara suporter itu jauh lebih kencang. Angkasa dan Jeva bagi mereka jauh lebih terlihat tampan dengan tubuh penuh keringat sambil mendribel bola, dan memasukkannya ke ring.
"Angkasa ama Jeva bener-bener daya tarik tim ini," kata salah satu anggota tim basket
"Bener, mereka berdua seperti hidup di dunia yang berbeda dengan kita hiks." Mereka pura-pura berpelukan dan menangis. Sedangkan dua pemuda yang sedang mereka bicarakan hanya geleng-geleng.
"Sa, Angkasa!!" Suara seorang gadis memekik memanggil Angkasa.
"Kenapa Rum?"
"Tadi si Gilang sama si Doni, waktu mau bawa keranjang bola ke ruang olahraga. Mereka gak sengaja narik tali dan tali itu kesambung sama balok kayu, kaki Gilang ketimpa. Doni yang nyoba nahan balok kayu itu pergelangan tangannya jadi lebam plus lecet gitu Sa," jelas Arum sang menager.
"What? Bentar lagi kita ada kejuaraan!" Tanpa basa-basi, Angkasa dan Jeva yang selaku Kapten basket dan wakilnya berlari menghampiri rekannya.
Kedua anggota basket yang disebutkan Arum sudah ada di ruang kesehatan.
"Loe gimana bisa kek gini sih Don? Ellu juga Lang, pake ada acara narik tali segala Lu!!" Jeva seakan menghakimi mereka berdua.
"Udah Jev, yang penting mereka gak terlalu parah. Kaki Loe gimana Lang?" Tanya Angkasa
"Kaki gue sakit banget Sa, bengkak lagi. Kayaknya sih gue mau periksa aja Sa ke dokter," ucap Gilang.
"Loe Don?" Tanya Angkasa kembali.
"Sama sih kayak si Gilang Sa, ini aja tangan gue sulit ngegenggam," jelas Doni.
"Aduh gimana nih Sa, mereka berdua mana shooter lagi," keluh kesal Jeva.
"Sorry ya Jev, Sa," sahut serempak Gilang dan Doni.
"Udah kalian istirahat aja. Masalah ini biar gue sama Jeva yg cari solusinya," pinta Angkasa
Jeva dan Angkasa kembali ke kelas mereka, sebelumnya mereka sudah mengganti pakaian mereka.
"Gimana nih Sa? Kita harus nyari shooter kemana? Mereka tuh udah klop banget diposisi ini. Lihat anak-anak yg lain mereka kurang serius sama kurang latihan." Jeva terus meracau, dia merasa bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]
Teen Fiction[ Difollow dulu yuk kak :) ] Ketika semesta mempertemukan dua darah yang seharusnya tidak saling bertemu, hingga membagi lukanya "Jika Angkasa merupakan lembaran hitam legam yg kelam, maka Aksara akan menuliskan sebuah kisah dengan tinta keemasannya...