Angkasa terdiri dari partikel-partikel dan benda-benda asing di luar bumi, dan luasnya sulit untuk dijangkau
***
Sebuah mobil hitam masuk ke pekarangan rumah berwarna putih dengan tiang penyangga berwarna coklat muda dan terdapat dua lantai. Halaman rumah ditumbuhi rumput dan bunga mawar kesukaan dari wanita si pemilik rumah.
"Assalamualaikum, Angkasa pulang Bun," salam dari seorang pemuda tampan berhidung mancung.
"Wa'alaikumsalam," wanita paruh baya itu menyambut kedatangan sang putra.
"Aksara mana Sa? Gak ikut pulang?"
"Aksara masih rapat Bun, sepertinya dia pulang agak malam," sahut Angkasa meninggalkan Ibunya.
"Yasudah, kamu mandi. Terus Bunda tunggu di ruang makan ya, kita makan sama-sama."
"Iya Bun." Angkasa masuk ke kamarnya, sejenak merebahkan tubuhnya, sesekali mengecek hp, kali aja ada yang ngajak mabar. 15 menit berkutat dengan ponsel genggamnya, ia beranjak mandi. Tak ingin membuat Ibu yang telah membesarkannya menunggu terlalu lama.
"Maaf Bun, lama ya hehe," pemuda itu menyimpulkan senyuman khasnya, sehingga matanya membentuk satu garis.
"Hmm, pasti masih maen dulu ya. Ini Bunda masakin masakan kesukaan kamu nih. Sop ayam."
"Wah makasih Bun, Angkasa lama juga gak makan sop ayam."
Setelah selesai makan, Angkasa menemani Ibunya yang asik menonton acara televisi. Tontonan yang selalu Ibunya lihat sinetron yang sedang ramai 'Ikatan Cinta'. Angkasa tidak begitu tertarik dengan sinetron itu, dia hanya ingin menemani sang Ibu.
"Sudah jam 9 Sa, coba kamu hubungi kakakmu." Angkasa menuruti permintaan sang ibu, dikeluarkannya hp yang selalu ia kantongi. Ditulisnya pesan untuk seseorang.
Masih lama rapatnya? Bunda nanyain
Bentar lagi selesai
Oke
Percakapan berakhir.
"Kata Aksara bentar lagi Bun, Bunda kalau ngantuk tidur aja. Biar Asa yang nunggu kakak."
"Yasudah kalau gitu, bunda masuk kamar duluan ya."
"Iya Bun." Dilihatnya pundak wanita itu menjauh dan siluetnya menghilang dari balik pintu.
"Ini acara tv kenapa gak ada yang bagus sih." Pemuda itu terus mengganti channel tv di depannya, untuk mengusir rasa bosan. Biasanya setiap malam jika Aksara tidak ada kegiatan, dia akan bermain gitar dengan kakaknya itu di balkon, jika tidak dia akan numpang tiduran di kamar Aksara, sambil melihat kakaknya melukis atau menggambar sketsa.
Karena rasa bosannya, akhirnya Angkasa mematikan tv. Naik ke lantai atas, sambil menenteng satu gelas kopi susu. Masuk ke kamarnya dan mengambil gitarnya, lalu duduk di balkon. Balkon rumahnya menghadap jalan kompleks, sehingga dia dapat melihat rumah-rumah tetangganya.
Dipetiknya gitarnya perlahan, suara petikan gitar kini terdengar. Angkasa memainkan lagu milik Enclat "Bentuk Cinta" meski saat ini dia sedang tidak jatuh cinta, setidaknya dia tidak merasa bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]
Teen Fiction[ Difollow dulu yuk kak :) ] Ketika semesta mempertemukan dua darah yang seharusnya tidak saling bertemu, hingga membagi lukanya "Jika Angkasa merupakan lembaran hitam legam yg kelam, maka Aksara akan menuliskan sebuah kisah dengan tinta keemasannya...