Di dunia ini begitu banyak rahasia, ada yang harus kita ketahui dan ada pula yang seharusnya tidak kita ketahui dan biarkan tetap menjadi rahasia.
***
Mobil merek mobilio berwarna hitam dengan plat B0723AA itu telah masuk ke area kampus dan terparkir dengan rapi, berbaris dengan mobil-mobil yang lain. Pemiliknya keluar, ya itu Aksara dan Angkasa.
Mereka masuk menyusuri lorong kampus, kedua pemuda ini mampu menghipnotis mata yang ada di sana.
Aksara dengan kemeja abu-abu dilapisi rompi hitam dan celana jeansnya, menggendong ransel di punggungnya. Sedangkan Angkasa dengan kaos oblong putih dibalut jaket kulit hitam, dan celana jeans hitam, tidak lupa dengan topi hitamnya. Style dalam berpakaian mereka memang berbeda, Aksara yg selalu terlihat rapi, dan Angkasa yang selalu terlihat santai.
"Wah lihat Aksara dan Angkasa, mereka seperti pengeran," sahut salah satu Mahasiswi
"Pagiku begitu cerah, mereka perpaduan yang pas," celetuk mahasiswi yang lain.
Serta celotehan-celotehan yang berisi tentang kekaguman atas ketampanan keduanya. Padahal yang sedang dibicarakan hanya berjalan dengan santai. Aksara dan Angkasa memang terkenal dikalangan Mahasiswa dan dosen, selain wajah mereka yang rupawan keduanya juga cerdas tidak hanya dalam mata perkuliahan, mereka juga mahir dalam bidangnya masing-masing.
Aksara yang selalu berkutat dengan organisasi dan buku-bukunya. Bahkan Presma mereka selalu kagum dengan public speaking yang dimiliki Aksara. Dia kerap mewakili kampusnya dalam lomba debat, bahkan berorasi pun Aksara begitu tegas dan lugas. Beralih kepada Angkasa. Angkasa menyukai bidang olahraga, tidak salah jika tubuhnya begitu atletis, dia merupakan kapten tim basket di kampusnya. Tidak hanya basket, sepakbola, futsal, badminton dia suka. Baginya olahraga adalah jalan satu-satunya melepas penat. Ada satu kesamaan dari keduanya, keduanya sangat menyukai musik. Bagi mereka musik adalah salah satu bagian dari hidup.
"Sa, aku ke kelas dulu ya," ucap Angkasa yang hanya dibalas anggukan oleh saudaranya. Mereka berpisah di persimpangan lorong kampus, karena perbedaan jurusan yang mereka tempuh.
"Weeeh ini nih, prince of ice kita sudah datang," sambut salah satu sahabat Angkasa, Jeva. Sambutannya dibalas dengan pukulan kecil diujung kepala Jeva, sehingga sang empunya meringis.
"Akkh, sakit. Bego!"
Jeva, lengkapnya Jales Veva Argantara. Tapi lebih dikenal Jeva, entahlah mungkin karena ayahnya seorang angkatan jadi dia diberi nama itu. Wajah Jeva tidak kalah tampan dengan Angkasa, sifatnya begitu periang dan selalu bersemangat, berbanding terbalik dengan Angkasa.
"Hari ini Pak Yanto masuk? Biasanya beliau yang lebih dulu datang dari pada gue."
"Harusnya lo bersyukur, kalau ngak, ente gk bisa ikut ini matkul."
"Ya kalau gak diijinin masuk, kan gue tinggal melipir ke kantin," jawab Angkasa sambil menyenderkan kepalanya ke sandaran kursi.
"Mentang-mentang otaknya yang encer, gampang banget." Senyuman kecil tersimpul dari wajah tampan Angkasa karena celotehan sahabatnya itu.
***
Kelas A semester 6 desain grafis, semua mahasiswa terlihat sama. Begitu tenang, meski ada beberapa mahasiswi yang bercerita ngalor ngidul. Mereka menceritakan sinetron "Ikatan Cinta" yang saat ini begitu digandrungi atau hal-hal tidak penting lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]
Teen Fiction[ Difollow dulu yuk kak :) ] Ketika semesta mempertemukan dua darah yang seharusnya tidak saling bertemu, hingga membagi lukanya "Jika Angkasa merupakan lembaran hitam legam yg kelam, maka Aksara akan menuliskan sebuah kisah dengan tinta keemasannya...