14. Sahabat

502 83 5
                                    

Sahabat itu sih katanya saudara tidak serahim tidak sedarah tapi sebatin dan sepemikiran. Kalau udah deket, bener-bener kayak saudara. Kepekaannya sudah tidak diragukan lagi.

***

Kedua mobil itu terparkir di basement salah satu mall di Jakarta. Yub, setelah kegiatan selesai mereka memang merencanakan untuk kumpul bareng, meski hanya jalan-jalan ringan dan makan.

Sembilan pemuda itu masuk secara bersamaan ke dalam mall, pintu mall yang terbuka otomatis seolah-olah mempersilahkan mereka. Bak berjalan di atas catwalk, semua pengunjung yang ada di dalam mall melongo, melihat ke arah mereka. Bagaimana tidak memiliki predikat sebagai Mahasiswa berprestasi dan memiliki visual diatas rata-rata membuat mereka seperti kumpulan anak hitz.

Para pengunjung masih terpikat dengan segerombolan anak muda ini. Mereka berjalan sambil bercengkrama, Vana dan Arumi berada di tengah-tengah pemuda tampan ini.

"Mereka artis?" Kata salah satu pengunjung.

"Sepertinya bukan"

"Selebgram?"

"Entahlah"

"Lihat cowok-cowok itu, bukankah mereka sangat tampan?"

"Yang cewek juga cantik banget"

"Mereka seperti model, haaah kenapa aku tidak terlahir menjadi salah satu diantara mereka"

Ya seperti itulah bisik-bisik dari para pengunjung. Padahal yang menjadi pusat perhatian saat ini hanya segerombolan Mahasiswa biasa. Tapi tidak dipungkiri mereka memiliki paras yang rupawan. Lalu di mana Senja? Senja mengikuti mereka dari belakang.

"Huft, sepertinya aku salah jika ikut dengan mereka. Hanya penampilan ku yang terlihat biasa-biasa saja" ucapnya dalam hatinya, setelah melihat reaksi pengunjung lain kepada teman-temannya. Dia menunduk, ditakutkan kehadirannya hanya akan mengganggu pemandangan.

"Senja?" Panggil seseorang, dia Aksara.

"Hm?"

"Sini, jangan jauh-jauh nanti kamu tinggalan lagi"

"Aku bukan anak kecil Aksara"

"Iya, tapi kamu jauh lebih kecil dari aku" Aksara mengacak pucuk rambut Senja.

"Ayo" dua tangan terulur, tangan itu milik Aksara dan Angkasa. Aksara dan Angkasa saling menatap.

Senja menatap Aksara dan Angkasa secara bergantian. Mengerti dengan atmosfer ini. Vana dan Arumi menggandeng lengan Senja.

"Senja sama kita aja, ya kan. Nanti kamu diculik lagi hehe" ketiga gadis itu berjalan mendahului dua pemuda yang masih saling menatap. Tangan mereka disambar oleh Haikal dan Jeva.

"Loe gandeng tangan gue aja Sa" kata Jeva

"Njir, najis gue" jawab ketus Angkasa

"Loe juga mending gandeng tangan gue Sa"

"Tangan loe kotor" tolak Aksara.

"Tangan gue bersih gini. Gila loe!"

Pada akhirnya mereka saling merangkul, saling tertawa. Faheel dan Kainan ikut bergabung.

"Kita makan di sini ya, gue udah laper nih" saran Vana.

Mereka memasuki Kfc yang ada di dalam mall. Setidaknya perut mereka saat ini tidak kosong. Mereka sudah duduk ditempatnya masing-masing. Vana mencatat beberapa pesanan teman-temannya lalu pergi memesan bersama Arumi.

"Ini aku gak papa ikut gabung sama kalian?" Suara Senja mengintrupsi.

"Ada yang bilang kamu menjadi pengganggu di sini?" Tanya Aksara, yang dijawab gelengan oleh Senja.

Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang