Kau telah tinggalkan hati yang terdalam, hingga tiada yang tersisa
(Peterpan - Yang Terdalam)
***
Mobil Alex berhenti disebuah club, Senja kembali ditarik paksa untuk keluar dari mobil. Masih sama, gadis itu mencoba memberontak, tangannya diseret. Pergelangan tangannya sedikit terasa perih akibat cengkraman tangan Alex, dia sedikit meringis. Suara musik dari dalam club begitu nyaring, banyak anak-anak remaja ataupun orang dewasa meneguk alkohol sampai mabuk, atau berjoget-joget ria sekenanya. Senja di bawa ke dalam sebuah ruangan. Ada beberapa teman Alex di sana. Senja mulai ketakutan, tatapan mereka sedikit meremehkan. Tubuh Senja mulai bergetar.
Alex tidak sadar, jika mobilnya diikuti oleh Jeva dan Haikal. Saat mobil Alex berhenti, motor yang ditunggangi Jeva dan Haikal pun ikut berhenti, dengan jarak yang agak jauh namun masih bisa melihat pergerakan Alex. Jeva dan Haikal terkejut, melihat Alex membawa masuk Senja ke tempat ini.
Tubuh Senja dihempaskan ke salah satu sofa di dalam ruangan itu. Mata Alex menatap nyalang. Senja meringkuk, matanya kabur akibat air mata, pikiran kacau membayangkan hal buruk yang akan menimpanya. Oh Tuhan mengapa Senja begitu malang. Dia mengutuk dirinya sendiri. Mengapa dulu dia mau menerima Alex sebagai kekasihnya, sikap baiknya hanya sebuah topeng untuk menutupi sikap biadabnya.
"Mau apa kau bajingan?!!!!" Teriak Senja sekuat tenaga. Alex membalas dengan senyuman licik.
"Masih berani menyebutku bajingan?" Alex meraih pipi Senja, memegangnya kasar lalu mengusap surai hitam milik Senja.
"LEPAS!" Tubuh Alex terhempas. Senja berupaya bangkit, sial langkahnya di halau teman-teman Alex.
"Itu untuk kalian. Aku sudah tidak butuh jalang itu" Ucap Alex kepada teman-temannya, dengan sigap tubuh Senja sudah dikungkung dua laki-laki. Kembali tubuhnya dihempas. Senja berusaha tetap memberontak, melawan sekuat tenaga dengan pukulan dan cakaran. Tapi nihil, tubuh kecilnya tidak seberapa dengan kekuatan mereka.
Alex mengabaikan perlakuan teman-temannya kepada Senja, dihisapnya seputung rokok dan meneguk alkohol. Senja tersedu, dia takut. Lengan bajunya telah robek, akibat tarikan paksa oleh bajingan itu, kancing bajunya sudah sedikit terbuka hingga membuat tulang selangka dan pundaknya terekspos, menjadi santapan bagi bajingan-bajingan yang ingin melecehkannya. Senja masih mencoba menutup tubuhnya yang sedikit terbuka. Matanya terpejam, dia berharap seseorang menolongnya.
Brak!!
Pintu ruangan didobrak paksa, semua orang yang ada di dalam ruangan reflek menoleh. Terlihat dua orang pemuda yang berdiri di depan pintu. Mata Senja tetap rabun karena sudah banyak air mata yang gadis itu keluarkan. Salah seorang dari pemuda itu menendang laki-laki yang mengukung Senja, tubuh Senja di raih di minta menjauh. Bayangan pemuda itu semakin jelas, itu Aksara. Aksara menghajar laki-laki yang mengukung Senja, sedangkan Angkasa menyeret tubuh Alex sampai menghantam lantai, Jeva dan Haikal ikut membantu. Keempat pemuda itu berkelahi.
Aksara menghampiri Senja yang masih terisak. Mencoba merengkuh Senja, tapi gadis itu menolak. Tubuhnya bergetar. Aksara menatap Senja iba, hatinya sakit melihat kondisi gadis yang begitu dicintainya begitu kacau. Rambut hitam yang tadinya diikat sudah berantakan. Lengan bajunya robek, kancingnya sudah tanggal membuat leher dan dadanya sedikit terlihat. Aksara membuka jaket yang ia kenakan, dipakaikannya kepada Senja. Angkasa yang ada di belakang Aksara juga menatap Senja begitu iba, gadis yang selalu terlihat ramah dan manis, di wajahnya saat ini ada sedikit lebam, bibirnya berdarah, wajahnya pucat pasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]
أدب المراهقين[ Difollow dulu yuk kak :) ] Ketika semesta mempertemukan dua darah yang seharusnya tidak saling bertemu, hingga membagi lukanya "Jika Angkasa merupakan lembaran hitam legam yg kelam, maka Aksara akan menuliskan sebuah kisah dengan tinta keemasannya...