9. Pertemuan

625 91 6
                                    

Mengagumi mu, menaruhkan hatiku untuk mu apakah itu sebuah kesalahan? Jika memang itu sebuah kesalahan, maka ini adalah kesalahan yang tidak akan ku sesali.

***

Sore yang sangat indah, pemuda yang akrab disebut Aksara saat ini sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya. Selain mawar bunga kesukaan Bundanya, pemuda itu juga menyiram buka kesukaannya. Dia menyukai Bunga Aster dan Bunga Kamelia. Sesekali pemuda itu membalas sapaan dari beberapa tetangga yang lewat.

"Sore Aksara, bunganya indah sekali" sapa seorang ibu yg lewat.

"Sore juga Bi" Aksara membalas dengan anggukan dan senyumannya.

"Wah anak tampan sedang menyiram bunga" sapa lagi dari seorang ibu

"Terimakasih Bi"

"Bu Danang beruntung sekali memiliki dua orang putra yg tampan" sahut ibu yg lain.

"Iya, aku iri sekali. Seandainya aku memiliki seorang putri, aku ingin sekali menjodohkannya kepada salah satu dari mereka" lanjut ibu-ibu itu.

Aksara hanya tersenyum mendengar percakapan ibu-ibu itu. Sedangkan Angkasa memutar matanya malas, ia sibuk mengelap motornya yg sudah lama tak terawat.

"Ibu pamit ya Aksara, Angkasa" ibu-ibu itu pamit meninggalkan pekarangan rumah dua pemuda itu.

"Iya Bi, terimakasih" sahut dua saudara itu.

"Hmmm, mereka pikir kita hidup di dunianya Siti Nurbaya. Dijodohkan segala" dengus Angkasa. Aksara hanya menggelengkan kepalanya sambil terus menyiram tanaman.

"Kamu seneng banget sama bunga Sa, kayak anak perempuan saja" Angkasa menghampiri Aksara.

"Menyukai bunga tidak pandang gender Angkasa, selain melukis bunga juga bisa membuatku merasa tenang" sanggah Aksara

Angkasa mengangguk mengerti, karena dia paham betul sifat saudaranya itu. Sifat yang sangat lembut.

"Lalu kenapa kamu malah menyukai bunga Aster dan bunga Kamelia? Mawar lebih indah dan cantik dari mereka" tanya Angkasa

"Mawar memang lebih indah dan lebih harum, tapi bunga Aster dan bunga Kamelia memiliki makna yg dalam. Jika mawar melambangkan cinta, maka Kamelia melambangkan pengakuan karena cinta, sedang aster memiliki arti sebuah kenangan" jelas Aksara.

Sekali lagi Angkasa mengangguk, meski dia tidak paham dengan arti di balik bunga-bunga itu.

Sore telah berganti malam, kedua saudara ini sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Tok

Tok

Suara ketukan dari arah pintu kamar Aksara. Seorang perempuan paruh baya terlihat dibalik pintu.

"Bunda?" Sambut Aksara

"Maaf Bunda mengganggu sayang" wanita yang disebut Bunda itu membawa nampan berisi dua gelas susu coklat, dan dua piring kecil biskuit.

"Ini susu dan cemilan untuk kamu" wanita itu menaruhnya di atas meja. Dilihatnya putranya yang sedang membuat sebuah sketsa wajah seorang gadis di atas kanvas.

Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang