"Jika sekali aku bertemu denganmu, mungkin bisa ku sebut itu sebuah kebetulan. Tapi jika secara tidak sengaja kita kembali dipertemukan bolehkah ku sebut itu rencana Tuhan?"
***
Sama seperti hari-hari aktif biasanya, seluruh mahasiswa Bumi Putra berkutat dengan kesibukan mereka masing-masing. Pagi itu di sela-sela perkuliahannya Aksara kembali ke halaman parkir. Dia meninggalkan buku kuliahnya di sana.
Aksara menutup pintu mobilnya, karena buku yang dia cari ditemukan. Sembari mengecek bukunya, dia mendengar suara rintihan seorang gadis.
"Iiisshh, sial banget sih aku akhir-akhir ini!" Rintih suara gadis itu yg memegangi lututnya.
Aksara menoleh ke tempat suara itu berasal, dia menemukan seorang gadis dengan pakaian casual namun tetap terlihat santai. Kemeja merah muda, dan rok putih sebetis.
"Senja?" Aksara menghampiri gadis itu. Gadis yang merasa namanya dipanggil, mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang memanggilnya.
"Aksara?"
"Iya ini saya," jawab Aksara.
"Kamu kenapa?" Lanjut Aksara
"Hehe aku habis kesandung, ada paving yang agak mengangkat. Karena terlalu terburu-buru aku gak lihat, jadinya kesandung," jelas gadis itu. Aksara melihat ke arah paving yang ditunjukkan Senja sekilas, lalu kembali memandang gadis itu.
"Kamu ceroboh juga ya ternyata," sahut Aksara.
Aksara membantu merapikan buku Senja, dan membantunya berdiri. Gadis itu agak sedikit kesusahan untuk berdiri.
"Kamu bisa jalan kan? Sini saya bawakan buku kamu" saran Aksara mencoba membantu gadis itu.
"Eh ngak usah gpp kok," tolak gadis itu.
"Ngak papa kok, lagi pula kelas saya lagi kosong, sini saya bantu," pinta Aksara kembali.
"Terimakasih, maaf merepotkan." Gadis itu memberikan buku yang ada di tangannya kepada Aksara. Aksara berjalan di depan Senja, karena dirasa jalan gadis itu lamban, Aksara menoleh ke belakang.
"Kamu yakin tidak apa-apa?" Pertanyaan Aksara dijawab sebuah anggukan. Karena merasa kasihan, Aksara membalikan badannya melihat kondisi Senja, gadis itu berjalan sedikit terpincang-pincang.
"Kamu duduk di sini," pinta Aksara kepada gadis itu, gadis yang bernama Senja itu menurut. Dia duduk di dinding tanaman.
"Maaf ya, saya periksa kaki kamu dulu." Aksara sedikit mengangkat rok gadis itu, dia melihat lutut gadis itu terluka. Mungkin karena goresan akibat bersentuhan dengan paving.
"Lutut kamu luka itu, banyak debu dan sedikit kerikil kecil yang menempel. Kita obati dulu ya," saran Aksara. Gadis itu hanya menggeleng sambil meringis.
"Gak papa Aksara, nanti saya obati sendiri. Ini cuma luka kecil kok," kata gadis itu meyakinkan.
"Luka kecil, kalau tidak diobati bisa infeksi. Nanti bisa-bisa kaki kamu diamputasi."
Melihat penjelasan Aksara, gadis itu menatap ngeri. Dia berpikir masak iya hanya karena kesandung kakinya harus dipotong.
"Yasudah kamu tunggu sini, saya cari air bersih dulu. Setidaknya luka kamu bisa bersih dari kotoran itu," saran Aksara kembali dan sekali lagi dibalas anggukan oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Angkasa | Renjun & Jeno ✓ [MASA REVISI]
Teen Fiction[ Difollow dulu yuk kak :) ] Ketika semesta mempertemukan dua darah yang seharusnya tidak saling bertemu, hingga membagi lukanya "Jika Angkasa merupakan lembaran hitam legam yg kelam, maka Aksara akan menuliskan sebuah kisah dengan tinta keemasannya...