Ada banyak hal misterius didunia ini yang sering kali tidak dapat diprediksi serta tak dapat duga sama sekali kehadirannya, salah satu diantaranya adalah cinta.
Cinta memang hadir tak mengenal tempat, waktu, atau bahkan usia. Ia hadir dan berdesir didalam diri serupa darah, ia tak nampak dimata namun maknanya hangat terasa.
Begitu juga dengan apa yang dialami Jeffrey saat ini, ada yang hadir ketika ia melihat paras cantik milik Nesa, membuat jantungnya berdegup, dan bibirnya menyunggingkan senyum penuh arti. Ia tak mengerti makna dibalik semuanya, namun yang ia tahu adalah dirinya menyukai gadis itu.
Jeffrey menoleh kesamping saat ia sudah berhasil memarkirkan mobilnya disebuah lahan parkir milik warga--memperhatikan wajah teduh sekaligus sendu milik Nesa yang sejak tadi tertidur dikursi penumpangnya. Jeffrey tidak tega membangunkannya, sebab ia terlihat sangat lelah. Dengan tak merasa bosan, dan sudah terhitung 30 menit sejak Jeffrey menghentikan mobilnya, namun Nesa tidak kunjung bangun dari tidurnya.
Hari ini Jeffrey berhasil membujuk Nesa untuk pergi bersamanya. Karena selama ini gadis itu selalu menolak ajakannya secara mentah-mentah.
Jeffrey dan Nesa sudah terlihat lebih bersahabat ketimbang saat awal pertemuan mereka. Sedikit demi sedikit Nesa berusaha bersikap baik pada Jeffrey, walaupun seringkali gadis itu tidak merespon Jeffrey dengan baik.
Jeffrey tidak tahu, apakah ia sudah berhasil meluluhkan hati gadis itu atau belum. Namun didalam hatinya, Jeffrey akan selalu berusaha agar ia bisa membuka hati Nesa untuknya. Walaupun lelaki itu berpikir, sepertinya akan sulit baginya karena Nesa seringkali bersikap sinis kepadanya.
Tubuh Nesa bergerak gelisah, dan kedua matanya perlahan terbuka. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar sebelum akhirnya matanya menatap manik mata Jeffrey. Gadis itu nampak terkejut, lalu membenarkan letak duduknya, ia seperti gelagapan dan berpikir bahwa Jeffrey melihat bagaimana cara ia tidur. Nesa malu.
"Sudah sampai, Tuan Putri ..." Canda Jeffrey sambil tersenyum lebar--menampilkan deretan gigi putihnya yang rapih serta lesung pipinya yang manis.
Nesa mengerenyitkan dahinya sinis, "kok lo gak bangunin gue?"
"Gimana mau bangunin kalo lo tidurnya sampe ngorok gitu, berarti kan capek banget..." Celetuk Jeffrey yang membuat Nesa berdeham akibat kikuk dan malu.
"Demi apa gue ngorok?"
Lelaki itu tergelak cukup keras, "panik amat, gue bercanda..."
Nesa berdecak, kemudian ia mengedarkan pandangannya lagi keluar jendela mobil. Tempat ini terasa asing baginya, saat ini ia dan Jeffrey tengah berada diparkiran warga pemukiman padat penduduk yang dihadapannya terdapat tembok besar, dan dibalik tembok tersebut, melintas sebuah kereta api yang mengepulkan asap ke udara persis seperti Hesa saat ia menghembuskan asap rokoknya.
"Yuk, turun!" Suara Jeffrey seketika membuyarkan lamunan Nesa.
"Kita dimana, Jeff?" tanya Nesa sambil memperhatikan Jeffrey yang tengah memakai hoodie hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA ASTARAJINGGA || HAECHAN
FanfictionHesa kira, kepergian Mama adalah satu-satunya kehilangan yang akan ia alami seumur hidupnya. Namun, agaknya ia keliru-ternyata setelah kepergian Mama, ia terus menjumpai kehilangan-kehilangan berikutnya. wordizards, 2021.