Ada banyak hal didunia ini yang akan diungkap penuh, namun beberapa hal juga akan tetap menjadi sebuah misteri yang memang sengaja tersembunyi agar tiap insan bisa memaknai sekaligus mencari tahu maksud dan tujuannya--atau bahkan jika semesta berbaik hati, maka ia akan memberikan jawaban lewat berbagai macam peristiwa yang baik akan kita sadari maupun tidak sama sekali.Ada bagian dari diri Bapak yang betul-betul Nesa rindukan kehadirannya. Saat Mama masih hidup, kebersamaan dengan Bapak adalah yang paling Nesa dambakan. Bagaimana sosok Bapak selalu memberikan kehangatan juga membuat Nesa membuka pikirannya lebar-lebar akan segala hal, mengagumi sosok Bapak yang melihat dunia dengan cara yang paling indah.
"Pak, mataharinya bagus banget ya" ucap Nesa saat ia dan Bapak tengah mengagumi keindahan perubahan langit sore dan menjelang terbenamnya matahari.
Bapak mengangguk setuju sambil menyunggingkan senyum menghadap anak gadisnya.
"Teteh tau gak kenapa keindahan seperti ini gak bisa berlangsung terus-menerus?"
Nesa menggeleng.
Bapak membenarkan letak duduknya tanpa melepas pandangannya dari arah barat, "Bapak pernah baca disalah satu buku, keindahan langit sore tidak bisa berlangsung terus-menerus karena matahari itu berputar mengelilingi bagian bumi yang lain agar semuanya dapat merasakan sinar sekaligus hangatnya..."
"Matahari tak pernah hilang, ia hanya tenggelam kemudian terbit lagi" Lanjut Bapak sambil menatap mata anaknya dengan tatapan teduh.
Nesa membalas tatapan Bapak lekat-lekat, diikuti dengan senyuman.
"Teh, jadilah seperti matahari. Meskipun ia tenggelam disisi yang satu, maka ia akan bersinar disisi yang lain--serta memberi kehangatan pada siapapun dan dimanapun."
Kata-kata Bapak pada saat itu selalu terngiang-ngiang ditelinga Nesa tiap kali ia memejamkan matanya.
"Jadilah matahari!" Batin gadis itu selalu.
Disisi lain, mata Hesa menangkap sosok Bapak sedang melangkah mendekati pusara Mama. Hesa tidak bergeming ditempatnya, matanya terus memandang kearah Bapak, sepertinya beliau juga baru sampai.
Hesa buru-buru melepas helmnya, membuat Inara memandangnya dengan tatapan sangsi sekaligus heran, kemudian Hesa menggandeng tangan Inara--membawa gadis itu kesebuah kursi panjang yang terletak dibawah pohon rindang didepan area pemakaman.
"Ra, kamu tunggu sini sebentar gapapa kan ya? Sebentar aja..." Ucap Hesa sambil mengusap pundak kekasihnya.
Sepertinya gadis itu mengerti, ia juga menangkap sosok Bapak sebelumnya--membuat gadis itu mengangguk kemudian tersenyum. Ia paham sekali maksud Hesa, dan berusaha sebisa mungkin untuk memberi seluruh pengertian dan perhatiannya pada lelaki itu.
Inara menatap punggung Hesa yang berjalan menjauhinya. Inara kira, lelaki itu akan menghampiri Bapak dan bersama-sama berziarah ke makam Mama.
Namun, gadis itu salah mengira. Alih-alih mendekat, Hesa malah bersembunyi dibalik pohon yang tak jauh dari pusara Mama--memperhatikan dan hanya menatap Bapak dari balik pohon.
Hesa melihat Bapak yang bersimpuh disamping pusara Mama, air mukanya berubah menjadi sendu dan terkesan kelabu--ia menunduk namun tak menangis. Tangan nya bergerak mengusap nisan Mama yang terbuat dari batu granit.
Hesa masih terus memperhatikan Bapak. beliau tengah berbicara pada Mama, menumpahkan seluruh keluh kesahnya pada sebuah makam. Hesa dapat mendengar jelas percakapan satu arah milik Bapak.
Ada perasaan aneh yang saat itu langsung Hesa rasakan. Apa yang dikatakan Bapak terasa menghujam jantungnya, hatinya terasa pedih begitu mendengar kalimat perkalimat yang Bapak lontarkan pada pusara Mama. Ada sedikit perasaan takut sekaligus khawatir dalam benak Hesa--sontak lelaki itu mengerenyit sekaligus mengepalkan telapak tangannya. Dengan segala emosi yang bercampur dikepalanya, Hesa sadar bahwa ia yang saat ini tengah memegang kendali dan kunci atas segala perkara yang hadir. Maka dari itu, ia mulai bertekad untuk menyelesaikan semuanya--demi keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA ASTARAJINGGA || HAECHAN
FanfictionHesa kira, kepergian Mama adalah satu-satunya kehilangan yang akan ia alami seumur hidupnya. Namun, agaknya ia keliru-ternyata setelah kepergian Mama, ia terus menjumpai kehilangan-kehilangan berikutnya. wordizards, 2021.