03

3.4K 266 3
                                    

Mark berdiri dengan tegap menghadap Suho, memikirkan terlebih dahulu langkah apa yang dia ambil untuk kedepannya. Menghela nafas kasar, Mark menatap Suho.
"Saya menerima tawaran anda."

Suho tersenyum bangga dengan keputusan Mark. "Sudah kuduga kalau kau akan menerima ini, saya sudah siapkan tiket dan keperluan kamu yang lainnya. Malam ini kalian berangkat ya."

Mark mengangguk lesu mengiyakan perkataan sang atasan di depannya ini.

Dering ponsel terdengar nyaring di ruangan besar ini. Handphone atasannya lah yang berbunyi, mengambil handphonenya dan menatap Mark, menyuruhnya keluar karena pembicaraan sudah berakhir. Mark pamit membungkukkan badannya dan berbalik untuk keluar dari ruangan itu.

"N-ne sajangnim."

Itulah pendengaran terakhir Mark sebelum ia keluar dari ruangan atasannya itu

"Gimana Mark?" tanya Jihoon saat melihat Mark datang setelah pertemuan dengan sang atasan-Suho.

Mark mengangguk. "Gue setuju sama perpindahan tugas ini."

Jihoon melotot, setelahnya berseru ria dan memeluk Mark dengan erat. "Wih yang bener bro?!" ucapnya. "Emang lo gak papa?"

Mark tersenyum tipis, melepaskan pelukan Jihoon. "Ya sebenernya sih enggak, tapi ya mau gimana lagi semalam Leander nangis mengungkit tentang Mommy nya."

"Heh Mommy?! Terus lo mau ngasih tau siapa Mommynya?" ucap Jihoon tak percaya.

Mark dan Jihoon saling mengenal saat mereka melamar pekerjaan di perusahaan ini, Jihoon adalah teman Mark yang sangat baik, ia tidak pernah ikutan marah ketika Mark memarahinya bahkan mengumpat sekalipun.

Mark percaya Jihoon, ia percaya Jihoon orang baik dan dapat ia percayai maka dengan itu Mark menceritakan kisah dari masalalunya pada Jihoon. Saat itu Mark sedang kalut, ia tidak tahu harus harus berbagi kesedihannya pada siapa, dan kebetulan ada Jihoon yang setia menemaninya minum. Ya, minum yang terakhir kalinya bagi Mark.

Mark menggeleng. "Kayanya Leander gitu, karena kesepian gak sih Hoon. Lo mau bantuin gue kan?" tanya pada Jihoon.

"Apa?"

"Cariin gue Nanny buat nemenin Leander nanti di indonesia." katanya. "Gue takut nanti sibuk banget dan gak ada waktu buat Leander."

"Tenang itu mah, nanti gue cariin Nanny terbaik dan terpercaya buat Leander."

"Oke thanks Hoon, nanti kabarin gue ya." ucap Mark melangkahkan kakinya menuju mejanya, membereskan mejanya dan mengambil beberapa barang yang penting saja karena nanti malam ia sudah berangkat ke indonesia.

•••

"Sudah selesai!" Serunya dengan menutup kopernya pertanda bahwa packaging barang-barang Leander sudah siap untuk dia bawa nanti malam.

Menatap Leander yang kini tengah menatapnya kembali dengan sebuah dot berisi susu ditangannya. Tersenyum lebar Devrayn berjalan kearah Leander.

Iya, setelah ucapan kemarin, besoknya Devrayn bergegas ke apartement Mark untuk membantu ayah beranak satu itu untuk packaging barang-barang. Sekalian ia menghabiskan waktu terakhirnya bersama keponakan gemesnya ini.

"Lean mending jangan ikut, nanti Ocan kangen gimana?" dramanya seraya memeluk Leander begitu erat tidak lupa dengan pipinya ia gesekan pada pipi Leander yang kini tengah mencibik lucu karena acara mimi dot nya terganggu oleh lelaki manis di sampingnya.

"Ocaaan~" rengek Leander, tangannya berusaha menjauhkan wajah Devrayn dari dekatnya.

Setelah merengek seperti itu dot yang berada di tangan Leander terlepas ditangannya. Tawanya yang sangat nyaring seperti lumba-lumba dengan badannya terus menerus menghindar dari serangan tangan Devrayn yang kini tengah gemas menggelitiki tubuhnya.

Sunshine, Marknohyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang