04

2.8K 250 0
                                    

Malam ini adalah keberangkatan Mark, Leander juga Jihoon untuk pergi ke indonesia. Disana ada Muel juga Devrayn yang mengantarkan mereka ke bandara, berpamitan pada Leander sang keponakan lucunya yang sayangnya ia tidak bisa bertemu lagi.

"Lean nanti Ocan bakalan kangen~" peluknya dengan erat, seolah tidak ingin melepaskan Leander dari pelukannya.

"Ocan janji ya mau jenguk Lean nanti." cemberutnya, memeluk leher Devrayn tidak kalah erat.

Devrayn mengangguk menatap wajah mungil balita di depannya ini. "Nanti Ocan bakalan kesana kalau pekerjaan Ocan sama Oom udah selesai ya?"

Leander mengangguk.

"Jadi anak baik ya sayang, jangan nakal soalnya nanti kalau Lean di marahin sama Daddy kan gak ada Ocan disamping kamu."

"Sayang jangan gitu ah nanti Lean sedih loh." tegur Muel. "Sini Oom juga mau peluk Lean." lanjutnya membawa tubuh Leander pada gendongannya.

Muel mencium pipi Leander bertubi-tubi.
"Jadi anak baik oke nanti Oom kasih Leander hadiah."

Muel memberikan kembali Leander pada Mark karena Jihoon sudah memberitahukan bahwa sudah waktunya mereka pergi, karena pesawatnya akan segera lepas landas.

Tangan mungil itu terus menerus melambai pada Devrayn juga Muel saat langkah kaki Mark yang semakin sini semakin jauh dari sana.

Mark menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong, dia tidak tau kalau hatinya sangat berdebar saat ini, keraguan untuk tidak pergi sangat besar, Mark takut ia belum bisa menyiapkan mentalnya untuk saat ini.

Tepukan pada bahu Mark dari Jihoon, membuat Mark tersadar dan menatap Jihoon juga Leander bergantian.

"Mark are you okay?" tanya Jihoon khawatir karena sedari tadi Mark melamun dan menghiraukan Leander yang sedari tadi merengek meminta susu. Untung saja Jihoon langsung meminta pada pramugari untuk membuatkan susu untuk Leander.

Mark tersenyum tipis dan mengangguk pelan. Matanya menatap Leander yang kini tengah menatap Mark dengan sebotol susu ditangannya. Tangannya terurai membelai pipi gembil Leander dengan pelan.

"Lean udah ngantuk ya?" tanya Mark pelan.

Leander mengangguk mengiyakan, mulutnya tidak berhenti menyedot susu pada botol itu.

Mark terkekeh pelan. "Tidur yang nyenyak ya jagoan daddy." ucapnya mencium kening Leander dengan penuh kasih sayang.
•••

"Auh capeeeee~" ucapnya seraya merentangkan tangannya saat badannya bertemu dengan kasurnya yang empuk.

"Bersih-bersih dulu sana, terus tidur." titah Hendra saat melihat kelakuan adiknya yang sudah tiduran di atas kasur.

"Hehe iya abanggg~" katanya. "Abang makasih ya adek seneng tadi."

"Iya, setelah ini gak papa kan kalau abang pulang ke china?"

Lichan mengangguk kencang sampai rambutnya ikutan bergerak. "Boleh tapi abang harus jaga kesehatan ya!"

Hendra terkekeh. "Iya bear makasih ya nanti abang usahain bakalan pulang cepet, yaudah abang mau bersih-bersih dulu ya."

"Iya~"

Lichan menatap kepergian abangnya, bibirnya mencebik lucu saat pintu itu tertutup dengan rapat. "Padahal masih kangen abang!" gumamnya pelan setelahnya Lichan masuk kedalam kamar mandi untuk bersih-bersih.

•••

Tok tok tok tok....

Pintu berwarna coklat tua itu terus menerus di ketuk dari luar. Tapi sayangnya pemilik kamar itu enggan membuka kan pintunya, ia malah merapatkan tubuhnya pada selimut tebalnya membungkus semua badannya agar tidak mendengar suara keributan di luar sana.

Sunshine, Marknohyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang