20

1.7K 159 19
                                    

Leander keluar dari arah dapur seraya membawa satu bungkus snack yang sudah ia bawa di dalam laci bawah pantry.

Kaki pendek itu melangkah dengan pelan. Tangannya sibuk membawa beberapa snack jagung itu kedalam mulutnya. Dengan pelan-pelan ia mendudukan dirinya di sofa, menyalakan televisi untuk menonton serial kartun favoritenya dengan tenang; mengabaikan panggilan dari sang ayah yang terus menerus memanggil namanya.

Hari ini hari selasa, dimana ia harus kembali bekerja dan menghadiri meeting yang sangat penting dengan para direktur. Tetapi sayangnya, Marka telat hari ini! Ia bangun lebih lambat karena tidak mendengar suara alarm yang sudah ia setel beberapa hari yang lalu. Di tambah ia harus mengurus Leander terlebih dahulu.

Sudah lima hari lamanya ia mengurus kembali Leander tanpa bantuan pengasuh; karena Mina yang mengambil cuti untuk merawat sang ibu yang sedang sakit.

Sementara dirinya belum ada waktu untuk mencarikan Leander pengasuh baru, dan menitipkannya kembali pada daycare. Mungkin ia akan mencarinya kalau dirinya sudah sedikit senggang dari pekerjaannya.

Marka berdecak sebal saat melihat buntelan beruang di depannya, yang sibuk memakan snack tanpa memakai celana ditubuhnya.

“Leander.” panggil Marka, Leander menoleh sebentar lalu kembali menatap kembali pada televisi.

“Kau belum memakai celana? Harus selalu aku yang pakaikan?” tanya Marka dengan sedikit geram.

Hari ini mood Marka sedang tidak stabil. Banyak begitu masalah yang menghantamnya sekarang. Sehingga tanpa sengaja ia selalu mamarahi anak kecil di depannya ini tanpa ia sadari.

“Dan ini. Kamu belum sarapan dan udah memakan snack?!” Marka merampas snack ditangan Leander secara tiba-tiba, dengan cepat ia melemparnya kesembarang arah dan mampu membuat snack itu bertebaran dimana-mana.

Leander yang melihat itu terkejut, matanya kecilnya membulat kesal. Air matanya bergelinang tanda akan menangis. “Lele benci daddy!” teriaknya.

“Stop menyebut nama kamu Lele! Kamu tuh Leander bukan Lele!” tegasnya. “Cepat pakai celana mu dan kita pergi ke daycare. Daddy sudah terlambat, sekarang.”

“Ndak mawu! Lele ndak mau ke daycare. Lele mawunya sama kak Mina!”

“Leander Melvin Anjallo. Nurut sama Daddy atau Daddy kunci kamu di kamar.” ancamnya. Wajahnya memerah, sorot mata yang begitu tajam, membuat Leander takut dan menangis.

Daddy nya tidak pernah seperti ini kepadanya.

Dengan kaki yang di hentakan, bibir yang bergetar karena menangis, Leander berjalan dengan cepat ke kamarnya untuk memakai celananya meninggalkan Marka yang masih berkacak pinggang di belakang sana.

Menghela nafas dengan kasar, Marka merasakan pusing di kepalanya mengingat semakin hari semakin berat saja harinya.

•••

“Good Morning, lho adek udah ada disini aja.” kata Jovin seraya mencium kening Tenie dan menatap kearah Lichan terkejut.

Menatap Jovin dengan jengah, Lichan mengambil selembar roti dan setoples selai kacang untuknya. “Ada apa sih Dad, kayaknya penting banget deh.”

Jovin mendudukan dirinya, dan meminum kopi hitam buatan Tenie yang sudah menjadi rutinitas dirinya setiap pagi.

“Daddy rencananya akan pergi ke Amerika besok. Maka dari itu Daddy minta tolong sama adek, tinggal dulu disini ya temenin Mommy.”

“Mommy gak ikut?”

Tenie menggelengkan kepalanya. “Tidak. Mommy mau disini aja sama adek.” ucapanya tersenyum tipis.

Sunshine, Marknohyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang