21

1.4K 144 5
                                    

Plak!

Tamparan Lichan yang begitu keras layangkan untuk Marka.

Alis yang menukik tajam, dengan tatapan yang begitu kesal. Mampu membuat siapa saja yang melihatnya terasa aneh.

Aneh, karena Lichan tidak biasa bertindak seperti ini.

Jean yang terkejut berada di belakang Lichan, lantas menarik pinggangnya untuk mundur agar tidak gegabah lagi untuk melakukan sesuatu pada lelaki di hadapannya.

"Chan kamu kenapa sih." ujar Jean yang tidak di gubris sama sekali olehnya. Fokusnya hanya terpaku pada Marka seorang; yang sedari tadi menatapnya dengan raut wajah yang terkejut karena mendapat serangan secara tiba-tiba.

"Apa kamu sudah puas sekarang?! Bagaimana bisa kamu ninggalin anak kamu sendiri di pinggir jalan?" tanya Lichan dengan suara yang terbata-bata akan menangis.

"Sekarang kamu lihatkan anak kamu sedang terbaring di sana sendirian, berjuang melawan rasa sakitnya."

Marka menundukkan kepalanya, mendengarkan semua perkataan Lichan padanya yang sama sekali tidak bisa dibantah.

"Chan hey sudah okey, mending kita pulang saja." ajak Jean dengan menarik tangan Lichan yang sama sekali tidak mau beranjak disana.

"Nggak mau Jeje, aku mau disini aja jagain Lele. Kak Mina disini gak ada, aku takut dia ninggalin Lele lagi." sindirnya mampu membuat Marka tersadar akan apa yang sudah ia perbuat pada anaknya.

Leander, setelah dinyatakan lancar melakukan operasi daruratnya. Ia dinyatakan kritis, mereka membawanya masuk ke dalam ICU untuk ditindak lanjuti agar Leander terpantau; takut menyebabkan terjadinya gegar otak. Oleh karena itu, Lichan yang mendengar penjelasan sang dokter tadi, entah kenapa tiba-tiba ia tidak bisa mengontrol emosinya dan menampar Marka dengan begitu keras.

Lichan hanya tidak ingin Leander ditinggalkan lagi oleh lelaki di depannya ini. Setelah mengenal Leander, Lichan benar-benar begitu menyayangi anak itu. Ia tidak ingin Leander menangis dan sakit lagi. Apalagi mengingat lelaki di depannya ini begitu banyak menuntut pada Leander dan Lichan tidak menyukai itu. Karena Lichan pernah ada di posisi Leander.

Jean menatap ke arah Marka. Lelaki yang dulu selalu ia sebut abang itu, hanya bisa menunduk dan mendengar perkataan Lichan. Apakah sekarang Marka benar-benar menyesali perbuatannya?

Jean baru mengetahui ini sekarang. Ternyata ikatan seorang anak dan ibu memang begitu kuat. Jean tau, Lichan belum lama ini ketemu dengan Leander. Tapi lihatlah, Lichan begitu menyayangi anaknya itu dan sudah berani memarahi abangnya karena telah lalai menjaga sang anak. Walaupun Lichan tidak mengetahui apapun tentang mereka yang sebenarnya.

Yeah, Jean akui. Lichan berhak memarahi sang abang yang sudah lalai menjaga Leander. Jean begitu tau bagaimana dulu Lichan merawat kandungannya dengan begitu baik agar ia tidak melukai bayi yang ada di kandungannya.

"Besok kita kesini lagi okey. Sekarang kamu butuh istirahat dulu. Ayo!" katanya seraya menarik paksa Lichan membawanya untuk pergi dari sana.

Marka menatap kedua punggung lelaki yang ia sayangi dengan matanya yang begitu sendu dan berair.

Benar, Marka sudah lalai menjaga buah hatinya. Marka memang pantas mendapatkan tamparan dari Lichan atau bahkan lebih dari ini.

"Maaf aku udah gagal merawat Lean. Aku gagal jadi seorang daddy yang baik untuk anak kita Chan. Maaf.." lirihnya.

Hatinya begitu sakit saat cinta, kasih sayang yang selama ini ia tanamkan dalam doa untuk selalu terjaga untuknya harus sirna dengan sebuah kekecewaan yang begitu dalam untuknya.

Sunshine, Marknohyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang