28

2.4K 166 18
                                    

Kini kedua keluarga dari Mallory dan Adhitama tengah berkumpul di kediaman rumah Mallory, guna memperbincangkan sebuah kelanjutan hubungan antara Nagendra juga Lichan.

Semuanya sudah duduk di meja makan dengan beberapa hidangan makanan dihadapannya. Dua belah keluarga sibuk berbincang dengan senang.

Mallory di tambah Lemuel yang duduk di samping Lichan menjadikan suasana semakin ramai.

“Oh ya, om dengar kamu mau lanjutin perusahaan Jovin disini ya?” Yudha memberikan sebuah pertanyaan pada Dahendra.

Dahendra tersenyum kikuk. “Iya om, Hendra ambil alih perusahaan Daddy disini.” ucapnya.

Setelah kemarin Dahendra juga Jovin pulang dari China. Jovin lantas langsung menghubungi Yudha untuk melanjutkan acara makan malam antara dua keluarga yang sempat batal itu.

Entahlah, ia juga tidak tau. Hanya saja Jovin ingin rencana dirinya segara di percepat saja. Bahkan Jovin belum sempat untuk pergi ke Amerika demi mengurus semua ini.

“Bagus itu, udah seharusnya seperti itu, Jovin juga udah tua dia harusnya udah diam di rumah ya kan Jo.”

Jovin terkekeh menanggapi ucapan Yudha. “Bener kalau bisa sambil gendong cucu lah Yud.”

“Benar Jo, gue aja semakin tua udah mulai sakit-sakitan begini. Anak gue mana ada yang mau cepet-cepet punya anak.” katanya dengan nada yang begitu sedih sekaligus menyindir Devrayn selaku anak pertama mereka.

Devrayn berdecak pelan. Ayahnya selalu seperti itu, mendrama. “Ayah, ayah itu sehat, gak perlu bicara seperti itu.”

“Umur gak ada yang tau sayang.” timpalnya. “Hei Lemuel, kapan kamu akan menikahi anak om huh?” tanya Yudha pada Lemuel.

“Secepatnya Om.” Lemuel terkekeh.

“Bagus, om tunggu kamu dirumah bawa kedua orang tua kamu.”

Lemuel berkata siap dengan begitu lantang, tidak lupa dengan gestur hormat pada Yudha, membuat semua orang tertawa di buatnya.

“Ini anak kok lama banget sih datangnya.” ujar William, seraya melihat jam di pergelangan tangannya.

Jam segini seharusnya mereka sudah berbincang dan masuk kedalam topik serius. Tapi semuanya harus menunggu Nagendra yang sedari tadi belum juga datang. Dia bilang akan terlambat, tapi jam sudah menunjukkan jam 9 malam yang artinya sudah hampir mau satu jam Nagendra telat.

Derap langkah kaki yang terburu-buru terdengar oleh semuanya. Pandangannya menoleh pada sosok seorang pria yang baru saja datang dengan pakaian casual yang melekat di tubuhnya.

“Maaf semuanya saya telat.” sesal Nagendra pada semuanya yang telah menunggu lama.

“Tidak apa Nak, ayo silahkan duduk kita makan malam terlebih dahulu.” sahut Tenie.

Nagendra duduk di samping William, tepat di depan Lichan. Mata mereka berdua bertemu hanya dengan beberapa detik. Setelah itu, pandangannya terputus, saat Nagendra dengan sengaja memotong pandangannya. Lichan yang membuat itu hanya mengendikkan bahunya acuh.

Setelah selesai dengan sesi makan malam bersama, Jovin selaku tuan rumah. Ia berkata. “Gimana mau lanjutin pembicaraan sekarang aja?” ujarnya seraya menyeka mulutnya menggunakan tisu.

Yudha juga William mengangguk setuju. Sebelum berbicara ia sempat untuk berdeham terlebih dahulu. “Jadi ayah sama om Jovin sudah sepakat untuk mempercepat pernikahan kalian. Tanpa adanya tunangan.”

“Hah?” Lichan menatap mereka terkejut.

Bagaimana bisa? Ini tidak seperti yang di janjikan Jovin untuknya.

Sunshine, Marknohyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang