Empat tahun yang lalu.
Saat itu tepat di sebuah lorong ruangan ICU Marka bersimpuh dihadapan Jovin saat pukulan yang dia berikan mendarat tepat pada wajah Marka.
Menunduk seraya memegang pipinya yang terkena pukulan membuat Marka seketika tersadar akan sebuah kesalahannya yang selama ini ia perbuat pada orang yang amat ia sayangi.
Air mata yang selama ini ia tahan akhirnya terjatuh dengan bebas, bahu yang bergetar karena menahan suara isakan membuat Marka merasakan rasa sakit yang teramat menyiksa di hatinya. Ia memang salah, ia memang bodoh, tidak seharusnya ia bertindak seperti itu.
Tangannya bergetar begitu hebat saat Jovin memberikan bayi itu pada tangan Marka. Ia tatap bayi itu, bayi mungil yang tidak mempunyai dosa, bayi yang tidak seharusnya ada jika kedua orang tuanya tidak melakukan dosa yang besar.
Perlahan matanya menatap kearah Jovin dengan takut-takut.
"Kau ingin bayi itu kan? Oke selagi saya memberimu kesempatan yang baik. Pergi. Bawa bayi ini dan jangan pernah muncul lagi di hadapan anak saya."
"Daddy! Tidak seharusnya daddy kasih bayi itu pada dia!"
"Kau tidak mendengar apa kata dokter tadi?! Lichan kehilangan ingatannya! Ini kesempatan yang bagus buat kita untuk tidak berurusan dengan dia lagi!"
Marka menggeleng keras ia mengakui memang salah, tapi ia tidak bisa pergi meninggalkan orang yang sudah berjuang melahirkan anaknya. Dirinya tidak bisa.
Marka menatap kearah Jovin dengan air mata yang berlinang. "D-dad maaf, Marka benar - benar minta maaf..." lirihnya. "Tapi jangan pisahin Marka sama Lichan, Marka mohon..."
"Saya tidak menerima ucapan maaf dari mu Marka, pergi dari sini sekarang. Saya tidak menginginkan ada bagian darah dagingmu pada keluargaku." tegasnya. "Saya sudah menganggap bayi itu sudah tiada." dan setelahnya berlalu meninggalkan Marka yang terisak menangis dengan bayi yang ada di pangkuannya.
Ya, disinilah karma Marka dimulai. Kehilangan sosok orang yang di cintainya sangat begitu menyakitkan.
Tapi ia bersyukur masih ada orang yang sangat ia sayangi melebih dirinya sendiri. Seseorang yang harus ia jaga dengan penuh kasih sayang dari mulai sekarang.
Seorang bayi yang ada di pangkuannya, bayi mungil nan rapuh serta menggemaskan. "Mulai sekarang kamu adalah salah satunya harapan daddy. Daddy berjanji untuk selalu menjaga serta merawat kamu dengan penuh kasih sayang sampai tak terhingga." dengan bibirnya yang bergetar Marka mencium kening bayi itu. "Selamat datang Leander Melvin Anjallo,"
Ya, walaupun dirinya dan bayi yang ada di pangkuannya ini sudah jauh dari keluarganya tapi Marka tetap memberikan anaknya sebuah marga, yakni; Leander yang artinya kuat seperti singa. Melvin artinya pemimpin, juga Anjallo gabungan dua marga dari Dhananjaya juga Mallory.
"Maaf daddy telat mengakuimu."
Sunshine Markhyuck
Part 07Jihoon mengusak rambut Leander dengan gemas, saat balita itu melahap makanan yang ia rekomendasi kan tadi, nasi goreng.
"Enak gak?" tanya Jihoon.
Leander mengangguk dengan kencang seraya mengacungkan jempolnya yang mungil.
"Manisnya~" kata Jihoon. "Mau nyoba chicken katsu punya oom gak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/252807402-288-k964302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine, Marknohyuck.
Fanfiction[BXB] [HOMO] [GAY] [BUKAN GS!] Marknohyuck Ft. Chenle. Kamu bisa bersembunyi selama apapun, tapi tidak dengan anakmu, anak kita. ©Peachzen_ Start: 2.4.2021 End: - • Lokal! ✔ • M-Preg ✔ • Non Baku ✔ • Missgendering ✔ • DILARANG SALPAK YA KAWAND, INI...