Jayden dan Theo kini berada di ruang tengah, duduk memikirkan masalah yang tengah dihadapi keluarganya.
Anak pertamanya, Marka. Mereka masih tidak percaya akan apa yang sudah diperbuat Marka pada anak sahabatnya. Mereka pikir, Lichan bukanlah lelaki istimewa sama seperti Theo juga Tenie yang mempunyai rahim. Karena selama ini lelaki manis itu bersikap seperti biasanya, maka dari itu Theo juga Tenie tidak merasakan kejanggalan sama sekali pada Lichan.
Tapi ternyata, anak manis itu tengah mengandung bayi dari anak pertamanya, Marka.
Theo merasakan bagaimana sakitnya Lichan harus menyembunyikan kehamilannya ini berbulan-bulan hanya untuk kebahagiaan orang yang ia sayangi dengan mengorbankan dirinya sendiri.Matanya yang berair, mencoba Theo tahan agar air matanya tidak terjatuh begitu saja. Matanya yang sayu menatap ke arah Marka yang terduduk menunduk di bawah sana dengan seorang bayi di pangkuannya.
“Mamih kecewa sama kamu bang. Bisa-bisanya kamu ngehamilin anak orang gak bertanggung jawab begitu!” sentaknya. “Dan kamu lebih memilih bertanggung jawab untuk orang lain yang jelas bukan anak kamu!”
“Mam abang beneran dijebak, abang terlalu bodoh karena percaya sama omongan mereka.” Marka terisak menatap pada kedua orang tuanya. Hatinya begitu sakit, saat ia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Marka juga terlalu bodoh, untuk tidak mau mengakui bayi yang sempat di kandung Lichan. Bayinya yang sekarang berada di pangkuannya.
“Terus apa yang mau kamu lakukan, kamu mau ngemis-ngemis sama Jovin buat bisa kembali lagi bersama Lichan?” Jayden tertawa remeh pada Marka di depannya.
“Jangan harap bisa, bayi ini saja dia berikan sama kamu. Dan itu artinya apa, mereka tidak mau menerima bayi ini juga kamu, Marka.” katanya. “Malu-maluin keluarga tau gak, sekarang nasib kita bagaimana hah? Semua media sudah tau! Perusahaan papih hancur gara-gara kamu!”
“Jay.” Theo tau kalau suaminya ini tengah disulut emosi tapi bisakah ia mengontrolnya sedikit?
Marka terisak dengan begitu keras, seakan mengerti dengan suasana yang menimpa sang ayah, bayi itu pun ikut menangis kencang di pangkuannya.
Jayden berdiri dari duduknya, berkacak pinggang, ia juga tidak henti-hentinya untuk berhela nafas dengan kasar juga memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri sedari tadi.
Perusahaan yang ia bangun dari awal, hancur dalam sekali kejap, semua itu karena masalah yang menimpa anaknya.
Dan sekarang apa? Ia bukan hanya kehilangan perusahaan, tapi sahabat juga. Ia kehilangan sahabat terbaiknya. Jayden hanya terlalu malu untuk sekedar menyapa atau bertemu lagi dengan Jovin. Ia benar-benar malu atas semua perbuatan Marka pada anak sahabatnya. Bagaimana bisa Marka berbuat keji seperti.
“Pergi, bawa anak itu dari rumah ini.” perkataan Jayden mampu membuat Theo juga Marka lantas menatapnya dengan kaget.
“Jay apa yang kau katakan!”
“Kau tidak mendengar apa kataku? Pergi dari rumah ini sekarang.” ucapnya sekali lagi, mengabaikan perkataan Theo.
“Papih..” Marka menggeleng pelan dengan air mata yang terus berderai. “Marka minta maaf..”
“Jangan panggil saya papih. Mulai saat ini, saya memutuskan ikatan keluarga dengan kamu. Kamu bukan lagi bagian dari Dhananjaya, camkan itu.” setelah itu, Jayden pergi meninggalkan Theo juga Marka yang masih berada di ruang keluarga.
Theo terus menerus memanggil Jayden agar lelaki bongsor itu mau kembali, dan mencabut semua perkataannya. Tapi nihil lelaki itu terus berjalan dan masuk kedalam ruang kerjanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252807402-288-k964302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine, Marknohyuck.
Fanfiction[BXB] [HOMO] [GAY] [BUKAN GS!] Marknohyuck Ft. Chenle. Kamu bisa bersembunyi selama apapun, tapi tidak dengan anakmu, anak kita. ©Peachzen_ Start: 2.4.2021 End: - • Lokal! ✔ • M-Preg ✔ • Non Baku ✔ • Missgendering ✔ • DILARANG SALPAK YA KAWAND, INI...