12

1.8K 172 17
                                    

Leander!”

“Kayaknya ada yang manggil suara kamu deh.” ucapnya pada anak kecil yang kini tengah sibuk memakan pudding di sofa sana.

Anak kecil itu menatap lelaki manis bersurai madu itu dengan polos.

“Apa kamu dicariin ya?”

Leander menggeleng cepat. “Aku ndak mau pulang kak~”

“Lho kenapa sayang, udah setengah jam kamu disini lho. Pasti pengasuh kamu nyariin.”

“Ndak mau, maunya sama kak Chanchan sajaa!” Leander beringsut naik kepangkuan lelaki itu dan memeluknya erat.

Iya, lelaki itu adalah Lichan. Lichan tidak sengaja ketemu Leander di taman bermain sedang menangis akibat terjatuh karena di dorong oleh temannya. Saat itu Lichan baru saja pulang dari mini market depan untuk membeli stock cemilan yang sudah habis.

Lichan terkekeh gemas. “Lucu banget sih kamu.”

“Tapi serius Lele, itu pengasuh kamu nyariin lho, dari tadi manggil nama kamu mulu kasian. Kakak anterin ya?”

“Nanti ndak bisa ketemu kakak lagi gimana?”

Lagi-lagi Lichan hanya bisa tertawa gemas. “Kata siapa sayang, tentu saja bisa. Kita sekarang tetanggaan lho, rumah kita depanan. Jadi Leander mau main kesini boleh banget, kak Chanchan senang!”

“Benelan?”

Lichan mengangguk mengiyakan. Setelahnya Leander setuju untuk diantarkan pulang oleh Lichan. Lichan tersenyum saat melihat wajah Leander tertekuk masam. “Jangan cemberut dong sayang.” katanya seraya mencium pipi gembul Leander.

Lichan berjalan menuju pekarangan rumah yang ada didepannya dengan Leander yang berada di gendongannya.

Lichan bisa melihat, pengasuhnya Leander tengah menelfon seseorang disana dengan wajah yang sangat khawatir.

Setelah terlihat perempuan itu selesai bertelfon, lantas Lichan menyapanya.

“Permisi.”

Mina menoleh dengan cepat, matanya melotot saat melihat ada anak kecil di gendongannya yang ia yakini adalah Leander. Tapi bukan itu saja yang membuat ia melotot tidak percaya.

Bagaimana bisa Leander bersama Lichan?

“Leander astaga, kamu kemana saja!” Mina membawa Leander pada gendongannya.

Mina akhirnya bisa bernafas dengan lega, bisa dipertemukan lagi dengan Leander. Ia tidak tau bagaimana nasibnya jika Leander masih saja belum ketemu.

Mina menatap kearah Lichan. “Oh iya, bagaimana bisa kamu sama Leander?”

“Ah itu, aku tadi tidak sengaja bertemu dengannya di taman komplek belakang. Dia nangis waktu aku temuin dan ternyata Lele berantem sama temannya. Ada luka dikit sih di lututnya tapi udah aku obatin.”

Taman komplek? Kenapa bisa?

Yang menganggu pikirannya saat ini, kenapa Lichan bisa ada di komplek ini yang terbilang sangat ketat penjagaannya.

Apa Lichan main kerumah temannya ya?

“Astaga Lichan aku gak tau harus bilang apa lagi sama kamu. Makasih banyak, kamu udah nolongin Leander dua kali saat dia hilang.”

Mina tidak tau lagi harus bagaimana, sudah dua kali Leander di pertemukan dengan ibu kandungnya secara tidak sengaja. Mungkin ini sudah rencana Tuhan untuk mempertemukan dan mendekatkan anak dan ibunya yang sudah lama terpisah.

“Sama-sama kak, lain kali kalau anaknya mau main keluar di dampingi ya kak. Aku takut Lele kenapa-kenapa.” Ujarnya.

Mina benar-benar malu karena di kasih wejangan langsung dari ibu kandungnya Leander.

Sunshine, Marknohyuck.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang