Empat tahun yang lalu.
Terdengar suara seseorang di balik toilet yang kini tengah mengeluarkan semua isi perutnya pada sebuah wastafel di depannya. Orang itu adalah Haidar Lichan Mallory, pria manis yang dinyatakan istimewa karena memilik sebuah kantung rahim di perutnya oleh seorang dokter spesialis kandungan saat dirinya hendak mengecek keadaan tubuhnya yang akhir-akhir ini merasa aneh.
Tak di sangka, bagai petir disiang bolong. Saat itu Lichan merasa tidak percaya setelah apa yang ia dengar dari penjelasan dokter padanya. Bahwa dirinya adalah lelaki istimewa yang memiliki sebuah rahim, dan tidak hanya itu, Lichan bahkan sangat-sangat tidak percaya kalau ia tengah mengandung sebuah janin selama dua minggu terakhir ini. Janin yang ia ketahui adalah bayi dirinya juga Marka; sang kekasih.
Merasa tertampar karena kotor akan ucapannya pada dirinya, membuat Lichan percaya bahwa semua omongannya dahulu, janjinya padanya menjadi tidak kenyataan. Lichan merasa, hidupnya seakan berhenti disaat sang kekasihnya tidak mau mengakui janin yang ia kandung dan menyuruhnya untuk mengugurkan kandungannya.
"Aku tidak akan pernah mau menggugurkan bayi ini kak, bayi ini enggak salah apapun!" ucap Lichan saat itu disebuah toilet sekolah. Ya, waktu itu Lichan memberitahu semuanya pada Marka saat jam istirahat sekolah.
"Terserah ya chan, yang jelas itu bukan anak gue dan gue tidak akan pernah mau bertanggung jawab! Satu lagi, jangan pernah kau mengakui kalau bayi ini adalah anak gue, karna gue gak mau punya anak dari lelaki menjijikan seperti mu, camkan itu!" ujarnya seraya melewati Lichan. Saat tangannya berhasil mengenggam knop pintu, Marka membalikan tubuhnya kembali pada Lichan, menatap Lichan yang kini sudah menangis dalam diam disana.
Sebenarnya Marka tidak tega melihatnya, tapi mau bagaimana lagi, hatinya begitu sakit saat melihat semua foto itu. Marka tidak percaya kalau kekasih mungilnya itu bermain dibelakangnya.
•
Lichan menatap cermin didepannya, wajahnya penuh dengan tetesan air karena ia membasuh wajahnya. Ingatannya kembali muncul saat Marka benar-benar tidak mengakui bayi yang ada dikandungannya ini adalah anaknya.
Tersenyum tipis, perlahan tangannya meraba perutnya yang sedikit menonjol.
Hari ini morning sicknessnya benar-benar sedikit parah sehingga membuat badannya terkuras lemas."Sabar ya sayang, kamu pasti kangen banget sama daddy kamu kan. Bentar lagi Oom kamu dat—"
"Chan!!" seru diluar sana seraya menggedor-gedor pintu kamar mandi kamarnya.
Lichan segera membuka pintu kamar itu dengan lemas. "Chan kamu gak papa kan? Kok lemes gini, kita kerumah sakit ya?" cecar Jean tidak sabaran seraya memapah Lichan untuk kembali ketempat tidur.
"Sssttt Jeje, nanti orang rumah bisa tau." peringati Lichan.
Karena masalah kehamilannya tidak ada yang tau, kecuali Jean juga kekasihnya; Marka. Ia sepakat tidak akan memberitahu keluarganya tentang ini. Ia akan merawat bayinya sendiri.
"Oke oke sorry. Kamu beneran gak papa? Perlu kerumah sakit enggak?" tanya Jean sekali lagi, tapi dengan suara rendahnya.
Lichan menatap Jean dengan kagum dan penuh haru. Kenapa yang ada didepannya ini harus adik kekasihnya yang jelas-jelas bukan ayah kandung dari janinnya. Kenapa tidak sang kekasih yang jelas-jelas harus bertanggung jawab akan perbuatannya.
"Chan jangan diem aja, aku beneran khawatir loh."
Lichan menggeleng pelan. "Aku baik-baik aja Jean, aku gak papa sumpah. Cuma kayanya babynya kangen sosok daddynya." cemberutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine, Marknohyuck.
Фанфик[BXB] [HOMO] [GAY] [BUKAN GS!] Marknohyuck Ft. Chenle. Kamu bisa bersembunyi selama apapun, tapi tidak dengan anakmu, anak kita. ©Peachzen_ Start: 2.4.2021 End: - • Lokal! ✔ • M-Preg ✔ • Non Baku ✔ • Missgendering ✔ • DILARANG SALPAK YA KAWAND, INI...