30. Moonlight

224 84 23
                                    

Annyeong yeorobun budayakan vote & komen setelah membaca ya💗🥰

Happy reading..

Part 30. Moonlight

"Saya pernah bilang ke kamu, kalau saya akan terus disisi kamu seperti bintang disiang hari, walaupun tak nampak tapi sebenarnya ia tetap disana."

•Dear Blue•

Saat berlari Greysia tersandung beberapa kali hingga menyebabkan tangannya lecet-lecet, namun ia tidak menghiraukan itu, ia hanya ingin bertemu dengan laki-laki itu dan memeluknya dengan sangat erat.

Ia berhenti didepan receptionist disana, ia mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal akibat lari dengan jarak yang cukup jauh.

"Maaf sus, saya mau nanya ruang pasien yang bernama Watanabe Biru dimana  ya?"

"Tunggu sebentar ya mbak, saya carikan dulu." balas seorang suster yang berjaga disana.

Tak lama kemudian suster tersebut bersuara kembali. "Pasien yang bernama Watanabe Biru dirawat diruang anggrek nomor tiga mbak."

Greysia tersenyum ramah. "Makasih sus."

"Sama-sama mbak." Setelah itu Greysia langsung berjalan untuk mencari ruang rawat Biru.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Greysia akhirnya menemukan ruangan itu, ia langsung masuk kedalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia terpaku didepan pintu ketika melihat Biru yang terduduk diatas brangkarnya sambil menatapnya dengan pandangan terkejut.

Disana Biru tidak sendirian, melainkan ada Sinta juga yang hendak menyuapi Biru dengan semangkuk bubur ditangannya. Sinta juga sama seperti Biru, memandangnya dengan tatapan terkejut.

Greysia berjalan mendekat kearah Biru lalu langsung memeluk laki-laki itu. Seketika Biru langsung menahan nafasnya ketika wangi strawberry dari gadis itu menyeruak ke indera penciumannya.

Sinta yang tahu kalau mereka berdua butuh privasi langsung menaruh buburnya kembali dan keluar dari ruang rawat putranya itu.

"Kamu kenapa bohongin aku Ru? Kamu jahat tau gak, kamu jahat, aku benci sama kamu." lirih Greysia, ia menangis didalam pelukan Biru.

Biru mengusap surai hitam nan panjang milik Greysia sambil tersenyum tipis, pasti Dara yang memberitahu gadis ini tentang keadaannya.

"Saya emang pantas buat kamu benci."

Greysia menggeleng walau ia sedang didekapan Biru.

"Mungkin kalo Dara gak kasih tau aku yang sebenernya, aku bakal nyesel seumur hidup aku karena ngebenci seseorang yang tulus sama aku."

Ya, selama ini Biru memang benar-benar tulus kepada Greysia, ia tidak pernah menuntut ini itu kepada gadis itu. Diam diam Greysia bersyukur karena Tuhan telah memperkenalkan sosok laki-laki yang memang sangat baik kepadanya, Greysia tidak akan menyia-nyiakan Biru.

Biru melepaskan pelukannya, lalu kedua telapak tangannya menyentuh kedua pipi Greysia yang masih basah karena air mata.

"Padahal saya udah ngelarang Dara buat ngasih tau kekamu loh," Jeda beberapa saat setelah Biru menghela nafasnya. "Maaf, seharusnya saya gak pernah janji ke kamu kalau saya bakal bersama kamu selamanya, karena hal itu gak akan mungkin bisa terwujud."

Dear Blue [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang