21

2K 215 31
                                    

Aku duduk termenung seorang diri di halaman belakang, merasakan angin malam menyentuh kulitku dan membawa pergi perih yang menyesakkan paru-paru. Air mata sudah mengalir di pipiku sejak tadi, meski hanya setetes karena aku tidak membiarkan diriku menangis untuk hal sepele seperti ini. Aku tidak pantas cemburu hanya karena melihat Al bersama Nadine di depan sebuah rumah berpagar putih. Mungkin mereka sedang melakukan pekerjaan bersama, aku tidak bisa menyimpulkan apa pun tanpa mengetahui kebenarannya langsung dari suamiku.

Tapi Al juga sangat sibuk, aku bahkan menyimpulkan kalau ia marah kepadaku karena aku menghubunginya sore tadi. Ia pasti akan semakin kesal jika aku bertanya tentang hal ini. Oh, sebaiknya aku diam saja, aku yakin yang kulihat tadi bukanlah apa-apa.

Suara langkah terdengar bersama dengan aroma yang sangat kukenali. Selembar selimut yang hangat membungkusku dari belakang, menghalau udara dingin yang sedari tadi menemaniku di bawah taburan bintang. Aku tidak berbalik untuk memastikan siapa orang yang sudah membawakan selimut untukku dengan penuh perhatian, karena aku tahu orang itu adalah Althareza. Ini hampir pukul sembilan dan dia baru saja pulang.

Sorry darl, sebagian cerita sudah dihapus dan bisa kamu beli di google playbook or playstore. Link pembelian ada di bio aku. Trims

— TBC —

Vote+comment for next!

Mama's boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang