5

20.6K 1K 19
                                    

Aku duduk dengan gelisah di antara kedua orang tuaku. Jemariku saling bertautan di atas pangkuan dan jantungku berdebar kencang. Jauh di dalam diriku aku merasa marah, marah karena lamaran ini terjadi tanpa sepengetahuanku sebelumnya. Tapi aku lebih ketakutan, aku tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa untuk menolak lamaran Althareza dan keluarganya.

Althareza tidak memiliki ayah, ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya sejak ia berumur dua tahun. Oleh karena itu, pamannya datang sebagai pengganti ayahnya untuk memimpin lamaran ini. Pria itu mulai menyampaikan maksud dan tujuan mereka datang ke mari tapi aku tidak terlalu peduli, kepalaku terus berputar memikirkan cara untuk menolak lamaran ini. Aku tidak ingin menyinggung perasaan Tante Maya, tidak pula ingin mempermalukan kedua orang tuaku. Namun aku tidak bisa menikah, rasa takut yang selama ini kusimpan membuatku tidak bisa menolak lamaran Althareza.

"Rhaline?"

Tanpa kusadari mereka semua menatapku, menunggu sebuah jawaban keluar dari bibirku tapi aku masih bungkam. Sesuatu di dalam diriku mendesakku untuk mengatakan tidak namun sangat sulit bagiku mengatakannya, sementara seluruh perhatian kini jatuh kepadaku.

Mataku beralih kepada Althareza, kutatap pria itu, dia tampak tenang dan sepertinya dia sudah dapat menebak jawaban apa yang akan kuberikan. Lantas mengapa ia masih nekat untuk melamarku? Aku tidak mengerti jalan pikiran pria itu.

"Rhaline?" Mama menyenggol bahuku dan kali ini mataku jatuh pada wajahnya. Aku kecewa karena dia sama sekali tidak mendengar pendapatku, ini adalah sebuah pernikahan, rumah tangga yang hanya akan kujalani bersama suamiku nantinya dan tidak seorang pun dapat turun tangan.

Air mata sudah berkumpul di mataku, aku kembali menatap lurus ke depan kemudian dengan suara yang serak aku berkata, "Maaf..."

Sontak suasana pun berubah menjadi tegang.

"Rhaline tidak bisa menerima lamaran ini"

Dapat kurasakan tubuh Mama yang duduk di sisiku menegang. Dia pasti sangat terkejut mendengar aku yang berani mengatakan tidak di depan banyak orang, tapi sudah kukatakan kalau perjodohan ini tidak akan pernah terjadi. Aku tidak ingin menikah.

"Rhaline?" Tante Maya menatapku dengan terkejut, "Tante pikir kamu...."

Aku menggeleng pelan, "Maaf Tante, tapi Al adalah pria yang baik Rhaline merasa tidak pantas untuk menjadi istrinya"

"Kamu bicara apa, Rhaline? Tante yakin kamu jodoh yang tepat untuk Althareza"

Suara Tante Maya sarat akan kesedihan. Tatapanku beralih kepada Al yang tampak geram, aku yakin dia kesal kepadaku karena aku telah membuat ibunya bersedih tapi ini harus kulakukan, aku tidak punya pilihan lain.

"Tante, Rhaline tidak ingin menikah" ucapku.

Beberapa orang yang ada di ruangan ini terkejut dan beberapa yang lainnya hanya menghembuskan nafas gusar karena sudah mengetahui hal itu, termasuk Mama dan Papa yang hanya dapat tertunduk malu setelah aku melontarkan pengakuanku. Oh sungguh, aku sendiri tidak berdaya, desakan untuk menangis begitu besar sehingga setetes air mata tanpa bisa kucegah jatuh dan membasahi pipiku.

"Rhaline tahu ini terdengar konyol, tapi Rhaline benar-benar tidak ingin menikah. Rhaline tidak siap menghadapi kemungkin buruk yang akan terjadi. Rhaline takut untuk berumah tangga"

"Rhaline, kamu baik-baik saja?" Papa menatapku cemas dan aku menggeleng pelan. Mungkin ini adalah saatnya bagi mereka untuk tahu, aku juga tidak ingin Tante Maya salah menilai penolakanku. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti perasaannya, biar bagaimana pun ia tidak pantas menerima penolakan ini setelah ia yakin bahwa aku adalah gadis yang tepat untuk putranya.

Mama's boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang