1

21.6K 1.1K 30
                                    

"Rhaline!"

Aku berlari kecil menuju ke kamar tanpa menghiraukan Mama yang mengejarku, "Rhaline, tunggu!"

"That's Enough! Rhaline tidak mengerti mengapa Mama sampai berpikir untuk menjodohkan Rhaline dengan Althareza" pekikku sambil terus berjalan.

"Memangnya apa yang salah dengan Al?" aku hendak menutup pintu saat Mama lebih dulu menerobos masuk ke dalam kamarku, "Berhenti bersikap seperti anak kecil, mengunci diri di kamar tidak akan membuat Mama berhenti"

I know!

"Althareza anak yang baik, dia punya karir yang bagus, dan bukan pria mata keranjang, Mama yakin kamu akan bahagia jika menikah dengannya"

Aku mengernyit tidak suka, "Bagaimana Mama bisa tahu?" cibirku.

"Seorang pria yang menyayangi ibunya tidak akan sanggup melukai hati pasangannya, Mama jamin itu"

Benakku memutar mata jengah, ayolah dia hanya anak mama yang tidak bisa lepas dari ibunya!

"Rhaline belum ingin menikah, berapa kali harus Rhaline jelaskan kepada Mama?"

Ibuku menghembuskan nafas pelan, "Bukan belum mau tapi kamu memang tidak ingin menikah"

Ya!

"Rhaline coba sekali ini saja, Mama tidak akan memaksamu tapi coba dekat dengan Althareza, habiskan waktu berdua, berbincang dengannya, Mama yakin kamu akan menyukainya" bujuk Mama.

Oke, ini sulit untuk kutolak sebab Mama memintanya dengan mata yang berkaca-kaca. Aku terlalu lemah melihat air mata, lagi pula ini tidak seburuk yang aku bayangkan, bukan? Aku hanya perlu berbicara dengan Althareza kemudian semua keputusan diserahkan kepadaku, baiklah.

"Bagaimana?" tanya Mama.

Aku mengangguk lelah kemudian meraih tasku dan bersiap untuk pergi bekerja.

"Mama akan nelpon Tante Maya, kamu dan Al jalan bareng malam ini" ucap Mama, memutuskan.

Kedua bola mataku membesar. Ibuku terlalu bersemangat sehingga mengatur pertemuan kami malam ini juga, tapi bagaimana denganku? Aku belum siap untuk bertemu lagi dengan anak mama itu setelah tragedi di dapur beberapa jam yang lalu. Oh, terserahlah.

"Rhaline ke butik" pamitku. Aku menghampiri Mama lalu memeluknya sebelum pergi meninggalkan rumah.

Ah, rasanya mengerikan. Aku tidak bisa berhenti memikirkan pria itu, bagaimana jika aku benar-benar menikah dengannya suatu hari nanti? Aku yakin kami akan menjadi pasangan terburuk yang pernah ada sebab dia juga tidak menyukaiku mengingat wajah datar yang ia pasang saat kami bertemu. Well, dia mungkin juga memiliki nasib yang sama sepertiku, kami terpaksa menyetujui ide ini karena di desak oleh ibu kami. Tapi aku tidak akan membiarkan perjodohan ini terjadi, tepat saat kami bertemu malam ini aku akan membuatnya mengerti kalau ia tidak harus menerima perjodohan ini. Aku tidak ingin menjadi orang yang menolaknya karena selain tidak enak hati kepada Tante Maya, aku juga tidak mau diomeli oleh Mama. Aku tahu Mama sudah menyerahkan keputusannya ada di tanganku, tapi kalian tahu seperti apa The power of emak-emak, bukan? Aku yakin Mama tidak akan pernah berhenti memaksaku sampai aku setuju untuk menikah dengan Althareza.

Oh, ini tidak akan mudah, aku benci masalah yang rumit!

Dengan pikiran yang runyam aku sampai di butik. Sudah empat hari aku mengambil libur karena aksi mengurung diri, beruntung kedua temanku mengerti. Aku memarkirkan mobilku di depan butik lalu masuk dan mendapati Putri sedang berbincang dengan seorang pelanggan.

"Rhaline?" panggilnya, tak percaya melihatku  datang siang ini.

Aku melambaikan tangan kepada gadis itu lalu masuk ke dalam ruanganku. Ada satu gaun yang harus keselesaikan lusa, aku datang untuk melakukan proses finishing tapi gaun itu tidak kutemukan di ruanganku. Pintu terbuka, aku berbalik dan mendapati dua orang temanku masuk ke dalam ruanganku tanpa permisi. Biasanya aku akan marah, tapi gaun pesanan yang hilang membuatku lupa.

"Kalian tahu di mana gaun pengantin yang akan diambil besok lusa?"

Julie mengangguk, "Udah diambil dua hari yang lalu sama yang punya"

"Tapi gaun itu belum selesai"

"Gue sama Putri yang nyelesain, btw demo lo sama nyokap udah beres?"

Aku menghembuskan nafas pelan, "Ya, dan tidak membuahkan hasil sama sekali" kami mengambil duduk di sofa, aku menyandarkan punggungku dengan malas di sana lalu berkata, "Kali ini calonnya malah lebih parah"

Putri terkekeh geli, "Memangnya siapa?"

"Althareza"

Dahi mereka berkerut dalam. Ya, mereka pasti sudah lupa dengan Al tapi aku jamin mereka mengenalnya. Mereka sempat melihat Al pada acara pernikahan Abangku saat kami masih SMA dan mereka juga sering menggodaku dengan mengatakan kalau kelak anak mama itu akan menjadi jodohku. Ugh, tidak mungkin.

"Althareza anaknya temen Mama lo?"

Aku mengangguk lesu.

"Anak manja yang gendut, item, terus jerawatan itu?" tanya Julie, tak percaya. Lagi-lagi aku mengangguk, tapi aku yakin mereka akan terkejut setelah melihat bagaimana penampilan pria itu sekarang.

"Wow, seriusan?!" pekik Putri, "Eh tapi, bukannya dia pindah ke luar kota ya sejak ikut AKMIL?"

"Dia naik jabatan dan mengajukan pindah tugas di sini" jawabku.

"Karena mau ngelamar lo?" tebak Julie. Well, Tante Maya mengatakan itu kepadaku tadi, tapi aku kurang yakin. Namun jika memang benar Althareza bela-belain pindah tugas di kota ini karena ingin menikah denganku maka sayang sekali, sebab pernikahan kami tidak akan pernah terjadi.

"Gila tuh cowok, gentle banget!" pekik Julie, terkesima.

Aku mendesah pelan, "Malam ini Mama minta aku buat jalan bareng dia"

"So? Bagus kan, kalian jadi bisa saling kenal"

Aku mendengus sebal. Apanya yang bagus, setelah kejadian di dapur siang tadi aku akan merasa sangat malu untuk bertemu dengannya lagi. Dan apa yang bisa kami bicarakan? Aku sudah kenal anak mama itu dengan sangat baik, yeah meski aku tidak terlalu yakin karena sudah bertahun-tahun lamanya kami tidak bertemu. Lagi pula Althareza itu sangat pendiam, aku lebih memilih berbicara sendirian di kuburan daripada harus mengobrol berdua dengannya. Ah, malam ini akan menjadi malam yang paling menyebalkan, tapi harus tetap kuhadapi agar aku dapat memanfaatkan pria itu untuk menolak perjodohan kami.

— TBC —

Vote+comment for next!

Mama's boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang