9

18.7K 895 15
                                    

Jemari kasar yang mengusap lembut pipiku membuat tidur nyenyakku terganggu, aku terbangun dan menemukan wajah yang biasanya dingin kini terlihat lesu. Mata kami bertemu. Althareza....pria itu terkejut mendapati aku yang terbangun tiba-tiba, ia menyingkirkan jemarinya dari pipiku kemudian bangkit dari ranjang dan berkata, "Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, kita pergi sebentar lagi"

Aku mengangguk malas tanpa mengatakan apa-apa. Al pergi dari kamar dengan canggung, sementara aku masih bertahan di ranjang sambil memandangi kepergian pria itu dengan bingung. Apa yang aku dapati ketika aku terbangun tidak benar bukan? Althareza tidak mungkin memandangi wajahku selama aku terlelap, dia pasti hanya ingin membangunkanku saja.

Oh, berpikir apa kamu Rhaline!

Aku beranjak dari ranjang lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Ini sudah sore, bahkan hari mulai gelap. Tidur terlalu lama membuat kepalaku sedikit terasa pusing. Aku tidak mencuci rambutku karena aku tidak membawa hair dryer dan tidak memiliki waktu untuk membuat rambutku kering secara manual. Di samping itu, aku juga tidak mau membuat Al menunggu terlalu lama.

Keluar dari kamar mandi, aku mendapati sepotong gaun hitam sederhana yang cantik. Oh, ini pasti ulah Althareza, ia ingin aku mengenakan gaun ini saat pergi makan malam bersamanya. Aku tidak suka diatur sebenarnya, tapi aku tidak punya pilihan lain sebab aku tidak membawa pakaian yang pantas untuk kukenakan di restoran mewah.

Tidak ingin membuat suamiku malu, aku pun mengenakan gaun itu dan menggerai bebas rambut hitamku. Aku memoles lipstik tipis di bibirku kemudian memberikan sedikit blush on pada pipiku yang pucat. Setelah selesai, aku keluar dari kamar tidur dan mendapati Al sudah menungguku di sofa dengan ponselnya. Kedua alis pria itu terangkat naik saat ia melihatku, ia mematikan ponselnya lalu bangkit dari sofa dan bertanya, "Sudah selesai?"

Aku mengangguk, "Kita pergi sekarang?"

"Ya"

Kami bersama-sama keluar dari kamar dan menuju ke mobil yang terparkir tak jauh dari kamar yang kami pesan. Mobil melaju meninggalkan pekarangan villa, sesekali aku mencuri pandang ke arah Al yang sedang mengemudi dengan wajah datarnya. Entah kenapa jantungku berdetak tak karuan, mungkin karena kontak mata kami tiga puluh menit yang lalu atau penampilan anak mama itu yang tampak berbeda hari ini. Dia mengenakan kaus hitam dengan potongan leher V, jaket kulit berwarna hitam, dan juga celana jeans biru gelap yang membuat penampilannya terlihat sangat....manly?

Ya, aku mulai berpikir ngawur.

Mobil berhenti tepat di depan sebuah restoran yang cukup besar. Al memakirkan mobilnya lalu kami masuk ke dalam restoran dan dia memesan satu meja di balkon. Pelayan mengantar kami ke lantai atas, sambil berjalan mataku berkeliling memandangi dekorasi restoran yang terlihat mewah dan berkelas. Yeah, tidak heran Al membelikan gaun ini untukku.

Sesampainya di meja kami langsung memesan, satu porsi bihun seafood kuah untukku dan ikan nila bakar untuk Al. Sambil menunggu pesanan disiapkan aku menikmati pemandangan yang dapat kulihat dari atas sini. Tidak begitu banyak cahaya lampu yang terlihat mengingat kami tidak berada di pusat kota tapi jangan salah sangka, meskipun tempat ini berada lumayan jauh dari perkotaan namun sebagai destinasi wisata puncak yang kami datangi cukup lengkap untuk mencari apa saja. Untuk berbelanja di sini ada beberapa toko yanag menjual segala macam barang, mulai dari pakaian hingga souvenir. Untuk menikmati kuliner, jelas restoran ini adalah nomor satunya, Al baru saja mengatakan itu kepadaku. Dan untuk wisata alam atau petualang, di sini kita dapat melakukan pendakian atau bermain arung jeram.

Mama's boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang