26

1.9K 235 65
                                    

"Rhaline, aku yakin kamu pasti tahu kalau Al mencintaiku. Belakangan hari ini dia menjauhiku, tapi dia selalu datang saat dia membutuhkanku. Aku tidak terima diperlakukan seperti itu, aku harap kamu mengerti maksudku Rhaline....aku tidak—"

"Keluar" desisku,pelan.

"A-apa?"

Aku menatapnya dengan tajam, "Aku bilang keluar dari rumahku!" bentakku.

Nadine tersentak kaget, ia memegangi dadanya tapi tak kunjung bangkit dari duduknya.

"Rhaline, kamu percaya—"

"Keluar Nadine, apakah kalimatku tidak cukup jelas untuk membuatmu sadar kalau aku mengusirmu?"

Wajahnya merah padam menahan rasa malu dan kesal. Ia menganbil tasnya kemudian bangkit dan meninggalkan rumahku. 

Bunyi suara pintu yang tertutup terdengar. Mataku masih menatap nanar lembaran kertas yang berserakan di atas meja. Pikiranku menjadi kacau, hatiku terluka oleh pengkhianatan yang aku terima. Di dalam benakku, aku terus memaki dan merutuki diriku sendiri.

Bodoh Rhaline, kamu benar-benar bodoh, kamu menaruh kepercayaan kepada seorang pria dan sekarang lihat....dia telah mengkhianatimu. Kamu benar-benar bodoh!!

Aku meledak. Tangisku pecah dan dengan segenap tenaga yang kupunya, aku membalik meja hingga kacanya pecah. Brengsek, aku tidak akan mengalami semua ini jika saja aku tidak mempercayainya. Sekarang aku tidak akan pernah mempercayai siapa pun lagi, baik itu Al, teman-temanku, atau keluargaku sendiri. Semua nasihat dan saran mereka mengenai pernikahan telah menjebakku.

Sorry darl, sebagian cerita sudah dihapus dan bisa kamu beli di google playbook or playstore. Link pembelian ada di bio aku. Trims

— TBC —

Vote+comment for next!

Mama's boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang