A dream

332 35 2
                                    

~~~~~

Alfando pov*

  Mengapa mateku sangat keras kepala, dia selalu tidak mendengarkan ucapanku.

Tok... Tok...

"Gwen!."

"Ada apa?."

"Aku ingin meminjam bajumu untuk mateku."

"Ini. Mungkin ini cocok untuknya."ujar gwen memberikan salah satu baju miliknya padaku.

"Kak, kau harus membelikan baju untuk kakak iparku. Kau menyuruhnya tinggal disini tapi dia tidak memiliki baju ganti."

"Hmmm. Aku pinjam ini."

   Aku kembali kekamarku lalu memberikan baju itu.

"Ini sayang."

"Terimakasih. Oh iya, heyy pria mesum aku ingin bertanya padamu."

"Apa? Kau lebih baik memakai baju dahulu baru kau bebas bertanya apa saja padaku."

"Baiklah."

   Apa yang ingin mateku bicarakan? Dia terlihat sangat serius. Setelah beberapa menit aku menunggu dia keluar dengan menggunakann pakaian yang tadi kuberikan padanya.

Dia cantik, tidak dia sangat cantik.

"Alfan apa kau membuat salah dengannya?."jack tiba-tiba memindlink.

"Tidak, memangnya kenapa?."

"Lalu apa yang ingin mate kita bicarakan."

"Aku tidak tahu jack."

"Ini semua salah kau yang terlalu mengekangnya, awas saja kalau mateku bertanya yang aneh-aneh."

"Mate mu?! Dia mateku juga. Lagi pula itu hal yang wajar kalau aku terus mengekangnya, aku tidak ingin dia terluka seperti sebelumnya kalau kau ada diposisiku kau juga akan melakukan hal yang sama. Sudahlah kau jangan buat aku kesal."aku mengakhiri mindlink itu secara sepihak.

"Hey! Mengapa kau menatapku seperti itu?."

"Tidak. Aku hanya berpikir kau sangat cantik."

"Cukup hentikan ucapan-ucapan manismu itu aku ingin bertanya padamu sekarang."

"Silahkan kamu ingin bertanya apa padaku."tanyaku dan jalan mendekatinya.

"Apa kau benar melihat luka diperutku? Apa luka itu parah?."

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?."

"Sudah jawab saja pertanyaanku."

"Iya aku melihatnya bahkan beberapa hari yang lalu william menjahit lukamu itu dan kemarin lukamu mengeluarkan darah lagi. Ada apa? Apa lukamu sakit lagi?."

"Tidak."

"Lalu ada apa?."

"Lukaku."ucap gadisku menggantung dan itu mampu membuatku khawatir.

"Ada apa?."

"Lukaku tidak ada, luka itu sudah hilang."ucapnya dengan melihat kearahku.

"Apa maksudmu? Lukamu sudah membaik?."

"Lebih dari itu luka itu sudah hilang dia bahkan tidak meninggalkan bekas sedikitpun. Jadi apa benar kau melihat lukaku itu?."

"Perlihatkan luka itu."

"Tidak."

"Kenapa?."

"Kalau aku perlihatkan luka itu kau juga akan melihat... "

My mate||•||Slow Up||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang