*7.1

376 35 1
                                    

~~~~~

"Mengapa kalian ada disini?."

"Kak fando."ujar gwen lalu berbalik melihat orang yang berbicara dibelakang mereka.

Lain halnya dengan clarisa dia hanya melihat orng itu sebentar lalu dia kembali ke posisinya melihat pemandangan yang indah dengan banyaknya bunga dan pepohonan.

"Apa aku kurang menarik dibandingkan pemandangan yang sedang kamu lihat sayang?."

Clarisa hanya diam tidak menjawab dan tidak merespon.

"Hey ada apa? Mengapa kau tidak menjawabku?."tanya alfando lembut.

"Aku tidak ingin berbicara denganmu dan aku malas untuk melihatmu."

"Apa kau kesal karena ku tinggal? Aku hanya pergi sebentar dan lihat aku sudah kembali untukmu."

"Khemm. Kalian berdua jangan lupakan kalau aku juga ada disini."ucap gwen meledek mereka berdua.

"Kak fando. Apa kau sudah menjelaskan pada matemu mengapa dia disini."tanya gwen melalui mindlink.

"Belum, ada apa gwen?."

"Kau lebih baik menjelaskannya sekarang."ucap gwen mengakhiri mindlinknya.

Suasana disekitar mereka seketika menjadi sangat sunyi dan clarisa berusaha beranjak dari tempat duduknya.

"Kamu mau kemana clarisa?."

Lagi-lagi clarisa hanya mengacuhkan pertanyaan alfando.

"Kamu mau kemana sayang? Kamu ini baru siuman dan luka diperutmu itu belum sembuh. Tolong dengarkan ucapanku dan bicaralah padaku."alfando memeluk clarisa dari belakang dan berbicara dengan berbisik.

"Kau jangan sembarang memelukku."ucap clarisa dengan melepaskan pelukan alfando darinya.

"Apa yang ingin kau bicarakan dan tanyakam padaku?."

"Aku ingin kembali ke rumahku."

"Tidak clarisa kamu ingin kembali kemana? Ini rumahmu sekarang."

"Tidak ini bukan rumahku. Lagi pula aku sangat asing dengan tempat ini dan semuanya yang berada disini. "

Saat clarisa berbicara seperti itu alfando hanya memperhatikan clarisa dengan serius.

"Kau dengar apa yang aku bicarakan?! Aku ingin--"ucapan clarisa terpotong karena tiba-tiba luka diperutnya itu terasa sakit kembali.

"Ada apa sayang? Kenapa kamu berhenti bicara?."bukannya menjawab pertanyaan itu clarisa memilih meninggalkan alfando.

Saat clarisa belum jauh melangkah alfando mencengkal tangan putih milik clarisa.

"Tolong lepaskan tanganku."tangan alfando dilepaskan begitu saja.

"Tidak! Apa yang terjadi denganmu sayang?."

"Siapapun tolong aku, luka ini benar-benar terasa sangat perih. Aku harus menjauh dari pria ini, aku tidak ingin dia melihatku dengan ekspresi kesakitan."batin clarisa.

"Kumohon lepaskan, aku ingin sendiri, dan aku tidak ingin melihatmu."

Kalian tahu posisi clarisa saat ini? Dia sangat-sangat terlihat tidak baik. Satu tangan clarisa terus memegangi luka diperutnya bermaksud untuk  menahan darah yang keluar dari luka itu, dan tangan satunya dicekal okeh alfando yang masih bingung melihat matenya seperti itu.

"Aku sudah tidak kuat lagi, rasa sakit dari lukaku merambat keseluruh tubuhku."gumam clarisa.

Alfando membalikkan tubuh matenya dan disaat itu clarisa sudah tidak sadarkan diri lalu jatuh di dekapan alfando.

My mate||•||Slow Up||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang