26. Dapat

203 23 0
                                    

Entah sudah berapa kali Ana bolak-balik mengecek ponselnya. Berulang kali membuka aplikasi Whatsapp, menanti chat dari seseorang.

Ada rasa gelisah yang menyelimuti hatinya. Sampai-sampai, Ana meneteskan keringat dingin. Tanpa sadar, cewek itu berkali-kali menggigit bibir.

Ia takut, semua berjalan tak sesuai dengan rencana yang dibisikkan Aldo tadi malam.

Berkali-kali mencoba meyakinkan diri, bahwa semua akan baik-baik saja. Meski, risikonya besar dan potensi hukuman berat jika ketahuan akan semakin besar.

Jujur, sebenarnya Ana tak ingin melakukan rencana seperti ini. Tapi, kalau dipikir-pikir, ia pun tak punya rencana lain untuk mengganti ide rencana Aldo. Jiwanya masih tersengat kaget mengetahui fakta bahwa Athena di balik semuanya.

Ingin tak percaya, tapi fakta.

"Ck!" Satu decakan itu keluar. Rasa gelisah, cemas, dan pikiran-pikiran buruk menghantui tubuhnya. Bercampur aduk, beradu dalam heningnya organ-organ.

Ting!

Dengan sigap, cepat, dan cekatan Ana membuka ponselnya. Pergi ke aplikasi Whatsapp untuk menerima chat tersebut. Untungnya, itu dari seseorang yang sejak tadi ia tunggu.

Aldo alias Ian
Besok malam, jam tujuh. Lewat pintu depan.

Ana
Lo baik-baik aja, kan?

Aldo alias Ian
Tenang aja. Gue ahli ngeretas HP.

Ana
Oke, gue percaya sama lo.

Mengembuskan napas, melepas rasa gelisah yang singgah. Merasa lega. Setidaknya, apa yang ia pikirkan tidak menjadi kenyataan.

"Oke, giliran gue."

Ana meraih cardigan yang biasanya tergantung. Ia memakai rajutan itu, lantas pergi ke luar apartemen. Berniat ke tempat tujuan, sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Ia rasa, rencana ini cukup apik dan rapi. Persentase keberhasilannya nyaris sempurna, asal para pemain melakukan tugasnya dengan baik.

Aldo menyusun rencana dengan sangat rapi. Cowok itu tak melewatkan satu pun hal kecil. Untuk meminimalisir jejak. Setidaknya, sampai Athena tertangkap dan mereka tau motif cewek itu melakukannya.

***

Beberapa menit sebelum rencana berjalan, Ana sudah ketar-ketir di atas kasur. Cewek itu berusaha menghalau pikiran negatif yang datang, agar konsenstrasinya tidak pecah.

'Sebenarnya, ini rencana simple, Na. Cuman caranya aja yang agak rumit.'

Heran. Aldo tau cara ini agak rumit, lalu kenapa masih dipakai?

Atensi Ana beralih ke ponselnya saat dering notifikasi berbunyi. Ia langsung mengecek benda pipih itu.

Aldo alias Ian
Gue udah di posisi.

Spontan, mata Ana membeliak. Cewek itu langsung bangkit dari rebahannya. Berjalan cepat menuju posisi Aldo sekarang. Menerobos orang-orang yang berlalu-lalang. Beberapa kali tak sengaja tersenggol, tapi Ana tak mengindahkan hal itu.

Kecepatan langkah Ana meningkat. Seperti hal yang kerap terjadi, kecepatan gerakan tubuh manusia akan meningkat lebih cepat saat ada dorongan yang memerintahkan untuk terburu-buru.

Oneiro [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang