***
Wargus, atau yang biasa disebut sebagai 'Warung Mang Agus' adalah salah satu basecamp yang sering digunakan Hades untuk nongkrong. Tempatnya tidak terlalu mewah, bahkan mereka hanya menggunakan tikar sebagai alas, dengan meja pendek, persis seperti warung lesehan.
Letak Wargus berada di belakang sekolah, lumayan sepi karena hanya anggota Hades yang bisa memasuki kawasan ini. Awalnya, Mang Agus iseng-iseng cari tempat buat jualan, sampai kemudian dia ketemu sama Alastair.
Alastair lantas mengajak Mang Agus untuk membuat sebuah kedai atau warung di belakang sekolah, supaya bisa mereka gunakan untuk nongkrong. Yaa, maksud terselubung nya sih, buat bolos biar nggak ada yang tau, hehe.
Kebetulan, Brawijaya adalah salah satu aset yang dimiliki oleh Meisa, maka tak heran kalau Alastair bisa bertindak sesuka hatinya. Bahkan guru-guru hanya mampu mengelus dada saat kegilaan Alastair kumat. Ya soalnya, Meisa aja angkat tangan woy, kagak sanggup ngurusin Alastair yang mirip jelmaan anjing galak.
Sesuai permintaan Alastair, akhirnya Mang Agus menyetujui. Lumayan, daripada nganggur kan? Wargus biasanya akan ramai oleh anak-anak Hades saat jam istirahat sekolah, siang sampai malam hari. Walaupun jarang ada pembeli yang dari luar anak Hades, tapi Wargus cukup ramai. Karena anak-anak Hades memang banyak anggotanya.
Kalaupun ada orang luar yang mau membeli, paling-paling nunggu sampai anak Hades pulang. Takut euy, apalagi kalau yang mau beli anak perempuan. Beuh, auto ngibrit cuy. Ganteng sih, tapi nyeremin.
Seperti saat ini, terlihat satu orang gadis yang sedang berjalan ke arah Wargus sambil menunduk.
Revin, yang dari zaman zigot memang pecinta cecan. Segera berdiri. Ia bersiul menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Woy! Jangan malu-maluin napa!" omel Arsen sembari melempar wajah Revin menggunakan kulit kacang.
Revin menoleh sejenak. "Bacot lo gamon! Mending urusin tuh mantan lo! Sapa tau hari ini udah balik." ocehnya yang seketika membuat Arsen mengerucutkan bibir.
"Nggak ngaca." cetus Betrand yang masih asyik dengan game nya.
Alastair mengulum bibirnya. Menahan tawa yang siap meledak. Demi apapun, wajah Revin langsung redup guys. Udah kayak orang kalah lotre.
Revin merengut melirik Betrand sinis. "Dahlah, mending lo ngegame aja! Buset dah, sekali ngomong ati gue langsung nyut-nyutan."
Adit hanya menatap keempat sahabatnya dengan datar. Sebenarnya, Adit nyesel menjadikan mereka sebagai sahabatnya. Ada penyesalan tersendiri di hatinya. Apalagi kelakuan mereka yang sama-sama tak waras. Apa Adit sanggup bertahan lebih lama lagi?
"P-permisi kak..." perempuan yang menjadi objek godaan Revin, seketika terbata-bata saat ditatap oleh Revin dengan intens. Tolong woy, mo meninggoy.
"Eh, dedek gemes. Mau beli apaan dek?" tanya Revin dengan ramah.
"R-rita mau beli minum kak," ucap Rita dengan pelan.
"Oh mau minum. Abang punya nih, minum punya abang aja. Kita minum satu gelas berdua, biar lebih romantis. Gimana dek?" tawar Revin sambil terkekeh geli.
Seketika wajah Rita memerah malu. Tolong, sekalipun Revin terkenal akan sifat randomnya, tapi tak mampu ditampik, kalau Revin termasuk jajaran laki-laki tampan di Brawijaya. Jadi, Rita, jantung aman?
An, yang merupakan Kepala Hades angkatan 31 cabang SB tertawa ngakak. Demi apasih, kenapa dia bisa punya kakak kelas yang nggak punya urat malu seperti Revin? Pengen tukar tambah sama odading mang oleh. "Bang, minum kok segelas berdua. Miskin ya?" sindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]
Teen FictionDia dikenal sebagai laki-laki paling kasar di SMA Brawijaya. Bibit unggul hasil persilangan antara Arya Derlangga Smith dengan Meisa Rihanna ini benar-benar mampu membuat semua orang geleng-geleng kepala, saking frustasinya dengan sifatnya-Alastair...