48. SIAGA SATU

2.3K 284 17
                                    

Haii, long time no see. How are you today?

***

"Ra, Arsen udah sadar. Lo mau nemuin dia?"

Aurora mendongak mendengar ucapan Brita. Gadis cantik yang merupakan Ratu Persephone itu baru saja selesai melaksanakan sholat ashar. Dan saat ia hendak tidur, ucapan Brita langsung membuat matanya kembali cerah.

"Lo serius? Lukanya, gimana? Parah, nggak?" tanya Aurora beruntun. Ia secepat kilat langsung duduk menghadap sahabatnya itu.

Brita meneguk soda didepannya, kemudian menghembuskan nafasnya secara perlahan. "Secara fisik dia baik, tapi secara mental..."

Brita menggantungkan ucapannya, membuat Aurora semakin dilanda kegelisahan. "Secara mental kenapa?" tuntutnya.

"Arsen traumanya kumat, Ra." Brita mengucapkan hal itu dengan kaku. Agaknya, ia perlu menjelaskan masa lalu Arsen pada sahabatnya itu.

"Trauma?" Aurora membeo. Apa ia tak salah dengar? Arsen punya trauma?

"Hm. Beberapa tahun yang lalu, dia pernah dikeroyok sama sekumpulan orang, sama pacarnya. Dan efek dari pengeroyokan itu, Arsen kehilangan pacarnya..."

"Pacarnya---meninggal?" potong Aurora dengan tatapan yang sulit diartikan.

Brita menggeleng. "Bukan meninggal, lebih tepatnya pergi. Karena keluarganya takut cewek itu ngalamin nasib yang sama buat ke depannya," jelasnya. "Dan karena itu, setiap Arsen terlibat pertengkaran, apalagi kasus keroyokan kayak sekarang, traumanya langsung kambuh. Biasanya sih, butuh waktu lama buat nyembuhin dia."

Wildan sialan! Batin Aurora seraya meraup wajahnya frustasi. Belum selesai masalah Andra, sekarang ia juga harus menyelesaikan masalah Arsen. Tuhan, kalau begini terus, kapan Aurora bisa tidur nyenyak?

Aurora lantas beranjak, mengambil jaket hitamnya dan memakainya secara cepat. "Kalau gitu gue mau kesana dulu. Lo jaga markas, ya?" ujarnya pada Brita.

Brita mengangguk singkat. "Yang lain pada kemana?" tanyanya saat tidak melihat satupun anak Persephone di markas.

"Ada yang jaga Andra, ada yang mata-matain Zeus, ada yang bersihin markas Poseidon, sama ngawasin anak Hades." Aurora menjawab cepat. "Gue pamit dulu."

"Yoo, hati-hati, Ra."

***

Aurora memasuki ruang rawat Arsen setelah mengucapkan salam. Di dalamnya, ada inti Hades mulai dari Angkatan 30 sampai 31. Dalam diam, Aurora tersenyum miring.

"Gimana keadaan Kakak?" Aurora mendekati brankar Arsen tanpa berniat menyapa satupun anak Hades disana.

Arsen yang tengah menatap langit-langit kamar inapnya dengan tatapan kosong, tidak sedikitpun menoleh. Hal itu tentu saja membuat Aurora tersenyum paksa.

"Ra, Arsen trau---"

"Gue tau. Tanpa perlu lo kasih tau." Aurora memotong ucapan Wildan begitu saja. Tanpa peduli kalau dibelakangnya, Wildan menggertakkan giginya emosi.

"Ra, lo---"

"Bisa kalian keluar? Gue kesini cuma mau jenguk Kak Arsen. Bukan basa-basi busuk sama kalian," lagi-lagi, Aurora memotong ucapan lawannya. Kali ini ia memotong ucapan Adit.

Louis menatap punggung Aurora dengan tatapan yang sulit diartikan. Sebelum kemudian beranjak dan menepuk jaketnya. Ia menoleh pada teman-temannya yang lain. "Kita keluar," titahnya datar.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang