17. SI MANIS KESAYANGAN MEISA

5.5K 494 7
                                    

***

Keduanya sampai di lobi perusahaan Reval, setelah menunggu Alastair memarkirkan mobil, keduanya memasuki perusahaan dengan pinggang Meisa direngkuh erat oleh Alastair. Jika orang-orang yang belum mengenal keduanya, pasti mengira kalau keduanya adalah sepasang kekasih atau mungkin sepasang kakak adik, mengingat wajah Meisa yang masih muda.

Memang ya, Meisa bisa banget buat warga ngiri.

Saat sampai di meja receptionist, Meisa disambut hangat. "Mau ketemu Pak Reval, Bu?" tanyanya sopan.

Meisa tersenyum mengangguk. "Bapak sibuk nggak?"

Devi, si receptionist menggeleng. "Bapak sudah menunggu ibu di ruangannya." jawabnya masih mempertahankan kesopanan.

"Oke, terimakasih ya, Devi." ucap Meisa yang diangguki semangat oleh Devi.

Sepanjang perjalanan, Alastair mengernyit heran saat banyak karyawan yang bersikap sopan pada Mommynya. Tak jarang dari mereka juga menyapa Meisa. Apa Meisa seterkenal itu?

"Mom, kayaknya mereka akrab banget sama Mom," ucap Alastair agak bingung.

Meisa terkekeh. "Kamu belum tau ya?"

"Tau apa?"

"Dulu, perusahaan ini mau Mommy bangun bareng Uncle Reval. Tapi, berhubung waktu itu Daddy kamu ngebet mau nikah, jadinya batal. Mommy cuma boleh dateng sesekali buat bantu sekaligus lihat-lihat perkembangannya." jelas Meisa panjang lebar.

Alastair mengernyit lagi. Kenapa ia baru tau sekarang?

"Jadi kesimpulannya, ini perusahaan Mommy bareng Uncle Reval?" tanya Alastair memastikan.

Meisa menggeleng. "Enggak, ini perusahaan Uncle Reval sendiri. Mom kalo kesini, cuma bantu-bantu doang. Mom kan dulu kuliah di bidang yang sama, sama Uncle Reval. Lagian, Daddy kamu mana ngebolehin Mommy buat kerja. Katanya, duit dia nggak bakal abis buat sepuluh keturunan sekalipun." ucapnya sambil mendengus di akhir kalimatnya.

Alastair tertawa. "Itu namanya Dad tanggung jawab Mom!"

"Tanggung jawab sih tanggung jawab, tapi nggak nyuruh Mom dirumah mulu dong. Dia pikir Mom nggak bosen apa," keluhnya yang semakin membuat Alastair terbahak.

"Oh iya Mom, Dewa mau ke toilet dulu. Mom langsung masuk aja ke ruangannya Uncle Reval, takutnya udah ditungguin." Alastair menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari toilet.

"Kamu mau ke toilet? Yaudah sana, Mom tungguin disini."

"Enggak ya Mom, aku nggak mau Mom nungguin aku segala. Pokoknya Mom langsung masuk aja sana,"

"Nanti kamu nyasar Mas,"

"Enggak, aku bisa tanya sama pegawai disini. Mom nggak usah khawatir okay? Yang penting, Mom ketemu sama Uncle Reval dengan selamat."

"T—tapi..."

"Dah, sana!" Alastair langsung saja mendorong Meisa untuk menjauh, setelah mencium kening Meisa sebentar.

"Hati-hati Mas," ucap Meisa.

"Iya-iya, aku mau ke toilet Mom, bukan mau perang," balas Alastair dengan terkekeh kecil.

***

CEO's ROOM

"Ayahhh, kakak kelas Rora ada yang ngutarain perasaannya sama Rora kemarin,"

"Terus? Kamu jawab apa?"

"Aku diem aja. Aku pikir, dia cuma main-main, ehh ternyata pagi tadi dia malah nembak aku di Koridor. Mana banyak orang lagi, kan Rora malu Ayahhhh..."

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang