56. AN 63 LA

2.8K 318 21
                                    

***

Jalanan Jakarta begitu macet. Padahal, di jam seperti ini seharusnya Jakarta sudah lengang. Entahlah, enam bulan tidak berada di Jakarta, membuat Alastair seolah lupa diri. Kalau Jakarta memang gudangnya kemacetan.

Lelaki berseragam khas SMA Brawijaya itu melirik arlojinya, kemudian menghembuskan nafasnya agak kasar. "Harusnya gue tadi bawa motor, ck," ia berdecak malas. Seharusnya, ia sekarang menjemput pujaan hatinya. Tapi karena kemacetan yang tak kunjung reda ini, membuat Alastair terpaksa mengurungkan niatnya.

Untungnya, ia sudah memberitahu Aaron sebelumnya. Bahwa, kalau sampai jam 6.45 dirinya masih belum datang, itu berarti Alastair tak bisa menjemput Aurora. Dan ya, ternyata benar.

Drrttt, drrttt, drrttt!

Alastair menoleh ke dashboard saat mendengar ponselnya bergetar. Ia kemudian mengambilnya dan menaruh ponselnya di telinga.

"Yooo, Al!"

"Assalamu'alaikum."

"Ehe, Wa'alaikumussalam."

"Kenapa?" tanya Alastair sambil menatap ke depan, mengawasi kalau saja macetnya mereda.

"Lo jadi sekolah, hari ini?"

"Iya," jawab Alastair seadanya.

"Eh buset! Gue lupa ngasih tau lo, tai." Revin yang ada diseberang sana, grusak-grusuk sendiri.

"Ada apa?"

"Sekarang ujian praktek biologi, sat! Lo tau, kelas kita kebagian bikin struktur rantai DNA sama RNA! Ajegile, gue sampai lupa ngasih tau lo! Sialan!"

"Terus?" Alastair menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"KENAPA LO BILANG?! WHAT THE FUCK ARE YOU SAYING, DUDE! LO ENAM BULAN KAGAK MASUK SEKOLAH, SEKALINYA MASUK UDAH UJIAN PRAKTEK! LO NGGAK MAU TANYA GITU, DNA SAMA RNA ITU APAAN?!!"

"Buat apa? Gue bahkan udah hafal diluar kepala sama dua struktur itu."

"APA?!!"

"Revin, kalau lo lupa, juara umum pertama satu angkatan, itu ada sama gue. Dan kalau lo lupa lagi, tahun lalu, yang wakilin Indonesia buat Olimpiade Biologi tingkat internasional juga gue."

"SIALAN!! IYA IYA! TAU GUE, YANG KEBANGGAAN GURU!"

Alastair tertawa kecil mendengar gerutuan Revin. "Gue tutup, ya? Gue mau lanjut jalan," ujarnya pada Revin saat melihat kemacetan didepannya mulai reda.

"Yaudah. Cepetan, sebentar lagi bel, soalnya."

"Hm. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

***

Alastair sampai ke sekolah, dalam keadaan terlambat. Setelah memarkirkan mobilnya, lelaki itu berjalan menuju lab biologi, sesuai pesan dari Adit, tadi.

ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang