***
"Cieee yang bentar lagi bakalan jadi istri orang," ledekan dari Brita itu sukses membuat Aurora memalingkan mukanya. Wajah gadis itu memerah, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
"Apasih!" Aurora menepis tangan Brita yang mencolek dagunya dengan raut tengil. Demi apapun, Aurora rasanya ingin menukar Brita dengan apapun yang setidaknya tidak membuatnya malu untuk saat ini.
"Cieee, Aurora cieeee." Brita masih belum kapok. Gadis itu sekarang malah menaikturunkan alisnya menatap Aurora dengan menggoda.
"Jangan godain gue, Brita!" ketus Aurora sembari melotot galak. Cara bicaranya juga mulai berubah.
"Ci---"
Ceklek!
"Hei, Rara!!"
Kedua gadis yang tengah berdebat itu serentak menatap pintu kamar yang terbuka.
Mata Aurora nyaris keluar dari tempatnya saat melihat siapa yang datang.
Ada Sabrina, Permata, Karissa, Gebi, Sherena, dan Sofia. Enam perempuan itu masuk dengan kebaya yang sama, yang sengaja didesain mirip seperti milik Aurora, untuk menjadi bridesmaid. Sedangkan Brita, memakai kebaya berwarna putih, tampak berbeda dari lainnya karena ia bertugas untuk mengantar Aurora menuju pelaminan. Berbeda dengan enam perempuan yang baru datang itu yang bertugas menyambut para tamu.
"Haloooooo..." Aurora memekik senang. Gadis cantik yang sebentar lagi melepas masa lajangnya itu langsung berdiri dan memeluk sahabatnya satu persatu.
"Cantik banget," gumam Sherena menatap Aurora tanpa kedip. Ia saja yang perempuan sangat terpesona. Bagaimana dengan Alastair nanti?
"Makasih She, haha." Aurora tertawa renyah mendengar gumaman itu.
"Gue nggak nyangka lo bakal nikah secepat ini, Ra." Karissa geleng-geleng kepala. Ia kemudian menatap Aurora dengan intens, seolah menilai.
Ditatap seperti itu, tentu saja Aurora tak nyaman. "Kenapa sih?" tanyanya dengan raut risih.
"Gue takut lo diterkam sama Alastair, Ra," ujar Karissa ambigu.
Semuanya mengerutkan kening. Mencoba memahami ucapan Karissa.
Plak!
"Ngadi-ngadi lo, setan!" semprot Sabrina seraya menjitak jidat Karissa. Perempuan yang menyandang gelar sebagai nona muda Alexio itu tampak geram akan ucapan Karissa. Bocah ini bisa-bisanya merusak otak polos Aurora!
"Apasih, kak?" Karissa melirik Sabrina sinis. "Gue bener, kan? Gue aja pangling lihat Aurora. Gimana sama Alastair? Bisa-bisa ntar malem Aurora langsung di unboxing!" cetusnya tanpa disaring.
Mereka melotot. Serentak menoleh pada Aurora yang tampak mengedipkan matanya berulang kali, sebelum kemudian berdehem sembari menetralkan raut wajahnya yang tegang. "Bisa bahas yang lain nggak sih?" Aurora kikuk sendiri rasanya.
Gebi, si perempuan yang biasanya berwajah datar itu kini memalingkan mukanya sembari terbatuk kecil. "Pembicaraan macam apa ini?!!" Batinnya berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR : Be Mine, Aurora! [END]
Novela JuvenilDia dikenal sebagai laki-laki paling kasar di SMA Brawijaya. Bibit unggul hasil persilangan antara Arya Derlangga Smith dengan Meisa Rihanna ini benar-benar mampu membuat semua orang geleng-geleng kepala, saking frustasinya dengan sifatnya-Alastair...