Part story by: Saki😇
Revisi by : Saki 🥰
.
.
.
Langkah mereka berhenti tepat saat ada di dekat sebuah pondok dekat danau. Alat yang mereka bawa sebagai penunjuk arah pun berbunyi, menandakan target ada di dekat lokasi tersebut.
"Yoongi ada di dalam, tapi kita tidak bisa gegabah masuk karena penjagaannya yang ketat." ujar Jimin pada Taehyung, Taehyung mengangguk setuju.
"Kau benar, lalu bagaimana cara kita masuk kesana?"
Jimin menerawang sekitar, disana dua ada mobil dan satu speed boat di belakang rumah.
"Kita lumpuhkan penjagaan lewat dua sisi, di depan dan di belakang. Setelah itu kita kabur dengan menaikki speedboat." jawabnya.
Mereka pun berpencar, Jimin masuk melalui pintu belakang dan Taehyung memantau keadaan depan rumah.
.
.
.
Taehyun duduk di sebuah kamar yang sudah disediakan untuknya, dia hanya terdiam disana sambil memikirkan sesuatu entah apa itu. Dia sama sekali tidak terluka, hanya merasa sedikit pusing akibat obat bius tersebut.
"Taehyun..."
Sebuah suara baritone menginterupsi lamunannya, disana berdiri seseorang yang menjadi bossnya.
"Aktingmu bagus sekali, aku sampai terkejut kau bisa membuat Yoongi percaya padamu." Ujar Hoseok sambil menghisap rokoknya.
Bukannya tersenyum atau berterima kasih, Taehyun hanya terdiam.
"Yasudah, aku hanya ingin mengatakan itu. Kalau kau butuh hiburan, aku sudah menyiapkan Jalang untukmu." lanjut Hoseok sambil berlalu.
Taehyun sendiri memang memiliki tujuan awal untuk menangkap Jimin dan Taehyung, tapi saat melihat perjuangan Yoongi untuk melindungi anaknya membuatnya terenyuh. Bagaimana wanita itu makan lahap karena kelaparan, padahal ia hanya bercanda tentang makanan yang diberi obat penggugur kandungan, melihat bagaimana dia kedinginan dan bagaimana dia bertahan sebisa mungkin untuk mempertahankan bayinya.
Itu mengingatkannya pada mendiang Sang ibu, dulu orang tua asuhnya sudah menceritakkan bagaimana pelarian ibunya saat ayahnya ditangkap.
"Ibu...."
Taehyun menangis, sosok tegar sepertinya pun terlihat rapuh.
.
.
.
Jimin masuk kedalam setelah berhasil melumpuhkan dua penjaga, dia berjalan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara sekecil apapun untuk mencari Yoongi dan kunci speedboat.
Seakan ada ikatan batin, dia bisa merasakan dan mendengar suara Yoongi di kamar yang akan dia masuki tersebut.
Brak! Brak! Brak!
Jimin mendobrak pintu tersebut tiga kali, alhasil pintu tersebut terbuka walaupun kakinya sedikit terasa ngilu.
"Yoongi!"
Dan benar saja seperti dugaannya, disana kekasihnya terbaring lemah dengan kantung mata yang sedikit terlihat di mata cantiknya. Wajahnya yang selalu terlihat manis dan bersinar kini terlihat pucat seperti tidak ada gairah hidup. Wanita itu hanya tidur miring menghadap pintu sambil melamun.
"Sayang. Aku ada disini."
Jimin segera merengkuh tubuh ringkih tersebut dan memberikan kata-kata penenang. Dia tau ada sesuatu yang terjadi pada kekasihnya sehingga membuatnya trauma seperti sekarang. Karena tidak mendapat jawaban, Jimin memilih untuk menggendong Yoongi ala bridal style dan membawanya keluar melewati pintu belakang.
"Bertahanlah sweety. Aku akan membawamu pergi dari tempat terkutuk ini."
Karena Jimin sudah melumpuhkan beberapa penjaga di pintu belakang membuat jalan keluar mereka sedikit mudah. Setelah dirasa aman dan tidak ada yang mengikuti mereka, Jimin pun membaringkan Yoongi di atas sebuah speedboat di pinggir danau.
"Kamu tunggu disini dulu ya sweety, aku akan segera kembali setelah membantu Taehyung dan mendapatkan kuncinya."
Jimin mengecup kening Yoongi, tak lupa menyelimuti tubuh wanitanya dan mengusap surainya. Setelah itu dia kembali kedalam rumah sambil membawa handgun miliknya.
..
.
.
.
.
Taehyung sedikit kualahan menghadapi soobin dan beberapa pasukannya, walaupun tidak ada adegan baku tembak tapi baku hantam diantara mereka tetap berlangsung.
Taehyung melawan sendirian sekuat tenaga. Walaupun ada luka, dia tetap bisa menanganinya.
"Menyerahlah Taehyung-ssi." ujar Soobin.
Taehyung mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Aku tidak akan menyerah sama sekali."
Soobin mendekat dan mengarahkan pistolnya pada dahi Taehyung. "Kau akan mati kalau begitu."
Prank!
"Argh!!"
Tiba-tiba saja Taehyun datang dan memukul kepala Soobin dari belakang menggunakan sebotol bir hingga kepala pria bertubuh jakung itu berdarah.
"Sialan kau Kang Taehyun!" umpat Soobin sambil mengarahkan pistolnya pada Taehyun, Taehyun tidak bodoh, dia mengeluarkan magnum dari saku belakangnya dan mengarahkannya pada Soobin.
"Kenapa? Mau membunuhku?" tantangnya.
Soobin mendecih tidak suka, "Kau penhiianat dasar keparat!"
Taehyun tersenyum miring, "Aku memang penghianat, tapi setidaknya aku bisa membalaskan dendam ibuku. Salahkan ayahmu yang keparat itu membuatku menjadi seperti ini." sahutnya.
Taehyung hanya terdiam mencerna apa yang sedang terjadi diantara keduanya. Bukankah mereka satu komplotan? Tapi kenapa Taehyun malah menyerang Soobin dan bukan dirinya?
Sebelum Soobin tersadar, Taehyun segera menembak perut Soobin dan menghajar rahangnya hingga pistolnya terlempar jauh.
Karena tidak terima, Soobin mengambil pisau dapur yang ada dibelakangnya kemudian berlari memburu Taehyun, Taehyun pun segera berlari kearah lain untuk mengambil palu.
Duak!
"Arghh!! Sialan!"
"Hahaha, masih ingin melawanku? Walaupun aku lebih pendek darimu, tapi tenagaku lebih besar darimu Soobin-ssi."
Taehyun mengambil magnumnya dan mengarahkannya pada kepala Soobin.
"Selamat tinggal."
Dor!
Soobin pun meninggal seketika.
Setelah dirasa sudah beres, Taehyun menarik tangan Taehyung yang masih terbengong melihat kelakuan mereka berdua.
"Ayo kita cari Yoongi nuna."
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Vs Killer! (MinYoon GS) END✔
ActionMin Yoongi seorang gadis cantik yang bekerja sebagai pembunuh bayaran di California. Park Jimin, seorang pembunuh profesional yang diincar oleh pihak berwajib dari berbagai negara. Apakah mereka akan bertemu? Jimin Sang pria mesum, selalu menggoda Y...