1.9 Amara Queens

72 23 0
                                    

"Gila lo abis di begal Xel?!" Seru Citra saat melihat muka babak belurnya, 

"Gue di serang" ujar Raxel sembari membaringkan tubuhnya di sofa ruang keluarga, 

"Biar mama ambil kotak obat" ujar Fedora sembari meletakan laptopnya lalu pergi menuju ruang kerja suaminya untuk mengambil kotak obat. 

Citra yang melihat muka sepupunya babak belur segera melihat seberapa parah luka itu, 

"Gila siapa yang nyerang lo?" tanya Citra sembari terus melihat luka di muka dan tangan Raxel, 

"Amara Queens" 

"Abang kenapa babak belur?!" Seru Lita sembari membawa popcorn yang niatnya mereka bertiga akan movie marathon malam ini. 

" Adena tolong bawa Lita ke kamarnya, Lita kamu main dulu sama Adena" Ujar Raxel yang di jawab anggukan kepala oleh Adena dan Adena segera membawa Lita ke kamarnya. 

"Amara Queens?" 

"Iya mereka mulai bertindak" ujar Raxel sembari menahan perih di area pipi. 

Tak lama dari itu Fedora datang dengan membawa sekotak obat darurat yang kemarin habis di pakai oleh Adena, Citra mengambil kotak itu dan mulai mengobati luka yang ada di muka Raxel.

"Ceritain ke gue kenapa mereka bisa nyerang lo" paksa Citra sembari mengoleskan alkohol di tangan Raxel. 

Raxel menceritakan kejadian saat dirinya hendak pulang dari markas menuju rumahnya. Raxel yang hari ini sedang membawa motor kesayangannya namun saat ia ingin berbelok tiba - tiba ada sebuah segerombolan laki - laki menjegatnya dan menyuruhnya turun dan bertarung melawan mereka semua, 

"Lo Raxel si ketua Laxer kan?" tanya salah satu di antara sembilan laki - laki itu, 

"Ya" jawab Raxel dingin yang membuat lelaki itu tertawa sinis, 

"Lo akan gue bunuh hari ini" bisik laki-laki itu lalu melayangkan tinju ke muka Raxel, Raxel yang belum siap mengambil ancang - ancang itu harus menerima mukanya yang babak belur duluan,

Raxel menatap dingin segerombolan laki - laki itu dan mulai meninjunya satu persatu namun dirinya tetap kalah telak mereka semua bersembilan sementara dirinya hanya satu orang di tambah lagi pikirannya tidak sedang di dalam dirinya membuat Raxel tambah lemah. 

Namun Raxel tetaplah Raxel, ia mengerahkan tenaganya untuk menonjok satu persatu para musuh dengan membabi-buta dan terlihat satu persatu lawan mulai tumbang namun saat Raxel sedang asik bertarung tiba - tiba ada suara perempuan yang mengintrupsi kegiatan mereka, 

"Hentikan boys!" 

"Sekarang biar gue yang urus" ujar perempuan itu yang membuat anak buahnya berhenti menonjoki Raxel. 

Cewe itu membuka helm dan maskernya yang membuat Raxel tercengang. ia Tamara Aulia, Cinta pertama Raxel dan juga orang pertama  yang menghancurkan cintanya. 

"Well hello Raxel, long time no see" ujar Gadis itu sembari melihat muka Raxel yang babak belur, 

"Tamara?" tanya Raxel memastikan bahwa gadis di depannya ini benar benar gadis yang dulu ia cintai, 

"yes baby?" jawab Tamara sembari tersenyum sinis. 

"Ah ini belum waktunya kita bertemu baby, see you!" seru Tamara lalu memakai kembali helm dan maskernya lalu menaiki motornya dan pergi dari tempat itu bersama dengan anak buahnya. 

"Wah gila dia beneran muncul depan lo gitu?" tanya Citra sembari memberi plaster di muka Raxel. 

"Axel engga papa kok ma, mama ke ruang ayah aja sana fokus kerja" ujar Raxel saat melihat mamanya khawatir dengan keadaan dirinya. 

Fedora menuruti perintah anaknya, ia mengelus rambut putranya lalu mengambil laptop yang ia taruh di meja samping sofa santainya. 

Saat ini hanya ada Citra dan juga Raxel di temani oleh suara televisi yang terus bersuara tanpa henti, 

"Ah Xel, ngomongin Adena. Lo mau sampe kapan tinggal sama Adena di rumah lo?" tanya Citra sembari beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju mini bar yang tersedia dan mengambil beberapa minuman dan makanan yang tersedia. 

"Sampe dia ketemu orang tua kandungnya" ujar Raxel sembari memainkan ponselnya, 

"Lo yakin?" tanya Citra yang di jawab anggukan kepala oleh Raxel. 

"Adena tinggal sama gue aja gimana?" tanya Citra menawari keinginanya, sembari menduduki sofa yang tadi ia duduki. 

"Lo yakin?" tanya Raxel yang di jawab anggukan kepala oleh Citra. 

"Anjing dejavu" gumam Citra yang membuat Raxel tertawa. 

"Dan kayaknya juga Adena lebih nyaman tinggal sama gue dari pada tinggal sama keluarga lo." ujar Citra yang sangat masuk akal bagi Raxel, 

"Walaupun Ante, om Alfi nerima keberadaan Adena belum tentu Adena akan nyaman di tambah dia belum kenal deket sama lo" jujar cewe itu lagi yang membuat Raxel berfikir kembali. 

"Coba lo tanya dia mau atau engga" putus Raxel yang membuat Citra senang. 

Dan mereka berdua kembali fokus pada kegiatan masing - masing hingga Adena keluar dari kamar Lita karena bocah itu sudah tertidur pulas. 

"Kak Citra belum pulang?" tanya Adena sembari menduduki sofa samping Citra, 

"Gue nemenin lo disini lagi pula gue udah biasa nginep disini" jawab Citra sembari meminum minuman yang ia ambil di mini bar tadi, 

Adena menganggukan kepalanya lalu menyenderka tubuhnya ke sofa dengan perlahan agar luka cambuk di punggungnya tidak sakit, 

"Masih sakit Na?" tanya Citra yang jawab gelengan kepala oleh Adena, 

"Cuman perih Kak" jawabnya lalu menegakan tubuhnya lagi karena dirinya tetap tidak bisa menyender. 

"Ah Adena gue mau nanya" ujar Citra kepada Adena, 

"Tanya apa kak?" 

"Lo mau tinggal di apartemen gue berdua sama gue?" 

"Lo mau tinggal di apartemen gue berdua sama gue?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

selamat membaca !!

mohon dukungannya dengan vote dan komen ehe

love, xx

pyyong~

Adena (END) | Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang