4.0 Kejadian

87 41 22
                                    

! Dalam part ini akan terdapat banyak kata kotor, senjata tajam dan juga perkelahian. Mohon pembaca yang berusia dibawah dan diatas 15 tahun untuk bijak dalam membaca, cerita ini hanyalah fiksi mohon tidak di praktikan di dunia nyata!

Selamat membaca, enjoy!

"Beruntung kalian engga gue tenggelemin hari ini," ujar Tamara kepada anak buahnya yang membawa seseorang perempuan yang basah kuyup dan tidak sadaran diri, sembari menyilangkan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beruntung kalian engga gue tenggelemin hari ini," ujar Tamara kepada anak buahnya yang membawa seseorang perempuan yang basah kuyup dan tidak sadaran diri, sembari menyilangkan tangannya. 

"Ambil kursi, iket dia disana." perintah Tamara kepada anak buahnya yang lain, 

"Andai lo engga kenal sama Raxel, mungkin lo engga akan seperti ini, Adena." cibir Tamara sembari memainkan ujung rambut Adena yang basah. 

Tak lama kemudian, Dua orang anak buah Tamara memberikan sebuah kursi dan juga seutas tali. Ia segera menyuruh anak buahnya itu untuk mendudukan Adena disana dan mengikatnya. 

"Tungguin dia sampe sadar. Dia adalah target kita untuk mengalahkan Laxer, ingat itu." ujarnya kepada anak buahnya lalu menyuruhnya untuk mengamankan area danau seketat mungkin, karena ia yakin Laxer akan datang. 

Sudah satu jam dirinya disana dan belum ada tanda-tanda bahwa Raxel maupun anggota Laxer lainnya muncul disana. Adena pun belum sadarakan diri yang membuat dirinya melepaskan tali yang mengikat Adena dan menamparnya hingga Adena sadar, 

"T-tamara?!" desis Adena yang membuat Tamara tersenyum sinis, 

"Kenapa? lo kangen gue?" tanyanya sembari mengelus pipi Adena dengan lembut, 

"K-kenapa lo b-bisa tangkep g-gue?" tanya Adena yang membuat Adena tertawa, 

"Gue engga mau lo mati konyol Adena, gue mau lo mati ditangan gue." jawab Tamara yang membuat nafas gadis didepanya itu memburu. 

Adena sangat tidak pintar mengambil situasi, ia mencari sesuatu untuk menyelamatkan dirinya namun hasilnya nihil dan terpaksa dirinya harus kabur secara terang - terangan dan tentunya di tangkap lagi oleh Tamara. 

"Lo maksa banget sih," ujarnya sembari mencengkram kerah Adena, 

"L-lepasin gue," ucap Adena sembari menitihkan air mata, 

"Ututu jangan nangis, Raxel engga ada disini" ejeknya

"Please, lepasin gue," lirih Adena,

"Lo berisik ya kalo sadar" gumam Tamara lalu memukul kepala Adena dengan tangannya yang membuat Adena tidak sadarkan diri. 

"Nah dari tadi kek, kan gue bisa mainin lo tanpa ada gangguan dari mulut basi lo" gumam Tamara kepada dirinya sendiri lalu mendudukan kembali ke kursinya dan menampar pipi gadis itu berkali - kali. 

"ADENA?!" seru seseorang yang mengintrupsi kegiatan Tamara dan anak buahnya. Anak itu, Citra. 

Tamara tersenyum sinis saat melihat Raxel bersama dengan Heros dan Citra sudah menemukan dirinya, ia menyuruh anak buahnya untuk mengurus mereka. Sementara dirinya menikmati pemandangan itu dari kejauhan. 

Adena (END) | Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang