"Lo yakin bakal lakuin ini xel?" tanya Heros sembari memberikan Raxel jubahnya,
"Ini permasalahan gue sama dia Ros, gue engga mau Adena dan Laxer terlibat karena masalah pribadi masing masing ketua clan" ujar Raxel lalu merapihkan bajunya,
"Gue ada janji sama Adena hari ini lo udah urus dia kan?" tanya Raxel sembari menatap Heros,
"Iya dia bilang dia mau liburan natalnya bareng keluarga lo tapi ternyata di cancel, gue minta bantuan Citra buat urus dia lo tenang aja" ujar Heros sembari memakai jubahnya. Raxel hanya menjawabnya dengan anggukan kepala lalu segera keluar menuju tempat mereka berdua bertemu dengan Tamara.
"Ini Tamara gila sekolah atau gimana sampe pertemuan minta pake seragam sekolah" gumam Heros sembari merangkul Raxel.
Dilain tempat..
"Ayolah jangan cemberut gitu" ujar Citra sembari menyedot es milk tea bubblenya
"Dia cancel gitu aja tanpa ada kejelasan gimana engga kesel coba kak?" ujar Adena kesal sembari mengambil ponselnya karena sedari tadi pagi Raxel tidak mengabari dirinya bahkan mengucapkan selamat pagipun tidak.
"Mungkin ada keperluan lain?" tanya Citra sembari mengambil ponsel Adena,
"Jangan fokus sama handphone dulu, ayo kita hangout!" seru Citra semangat. Adena menganggukan kepalanya malas lalu mengambil tasnya dan mengikuti kemauan Citra yang ingin keluar entah kemana.
"Ayo dong jangan lemes kaya gitu ah, liat lo aja kalah suram sama bocah nangis itu" tunjuk Citra kearah anak yang sedang menangis di pelukan ibunya.
Saat ini mereka berdua berada di taman bermain dekat rumah Adena, taman ini memang sangat lengkap ada wahana bermain bahkan ada kios khusus jajan.
"Lo mau sotong*?" tanya Citra sembari menunjuk kios tahu bulat,
"Engga selera kak" jawab Adena,
"Tapi gue mau itu" tunjuk Adena ke arah kios gulali yang membuat Citra menatapnya datar,
"Gak heran Raxel demen sama lo. Tunggu sini gue beliin, jagain boneka gue" ujar Citra sembari menitipkan boneka beruang yang ia dapatkan dari mesin capit yang tersedia.
Selagi menunggu Citra membelikan gulali, Adena membuka ponselnya yang sedari tadi di pegang oleh Citra, saat membukanya Adena melihat sebuah pesan yang dikirimkannya dua menit yang lalu dan isi pesan itu adalah 'Datanglah ke danau dekat taman itu atau Raxel dan abang tercintamu akan mati tenggelam'
Adena membulatkan kedua matanya, dirinya memang mengetahui abangnya dan Raxel sedang berduaan sekarang namun dirinya tidak mengetahui mereka berdua akan pergi kemana, rencana liburan juga di batalkan oleh Raxel bahkan bundanya juga tiba-tiba mendapatkan kerjaan mendadak dan Citra yang sangat malas kemana - mana sekarang merengek untuk pergi keluar,
Adena melihat siapa yang mengirimkan pesan tersebut dan terpampanglah nama yang dari dulu dirinya tidak berani menghubungi, dirinya tidak mengerti mengapa keluarga angkatnya itu sangat membencinya. iya yang mengirimkan pesan itu adalah Defno dan dirinya yakin itu semua atas perintah Tamara.
Adena segera menaruh boneka beruang itu bersama dengan tasnya dan menitipkan ke salah satu kios di depannya, dirinya segera berlari menuju danau dekat taman.
Walaupun masih memasuki kawasan taman bukan berarti danau yang Adena datangi ini akan ramai kenyataanya tidak. Kawasan danau ini adalah kawasan rawan karena banyak orang yang bunuh diri di danau ini bahkan kios yang berjualan pun tidak akan laku entah karena apa maka dari itu danau ini di biarkan terbengkalai namun tetap di rawat oleh pihak taman karena ini masih bagian dari taman.
Adena terus mencari keberadaan Raxel dan abangnya namun dirinya malah menemukan Defna dan Defno yang sedang duduk disalah satu bangku dekat danau,
"Mana abang?" Tanya Adena sembari menetralkan nafasnya,
"Mana gue tau" jawab Defna nyolot,
"Gue tanya mana abang?" tanya Adena meninggikan suaranya,
"Lo aja engga tau apalagi kita" jawab Defno sembari menyilangkan tangannya,
"BANGSAT GUE TANYA DIMANA ABANG DAN RAXEL?!" Serunya yang membuat Defna dan Defno menegang karena dirinya tidak terlihat seperti Adena yang selalu bisa menahan Amarah,
"Gue bilang engga tau ya engga tau, lo budeg atau gimana?" tanya Defna sembari mencengkram leher Adena yang membuat gadis itu tidak bisa bernafas dengan lancar.
"l-lepas" ucap Adena sembari menatap Defna dengan tatapan bencinya,
"Apa? gue engga denger"
"L-lepas!" seru Adena yang membuat Defna tertawa dan melepaskan cengkraman tangannya dari leher Adena,
"Minggir biar gue yang urus dia!" seru seseorang sembari menyuruh anak buahnya memukul Defna dan Defno tepat dihadapan Adena,
"Kan udah gue bilang jangan di apa-apain dulu ini anak sampe mereka berdua sampe tapi kalian duluin gue buat nyiksa ini anak" ujar gadis itu sembari menampar Defna,
"K-kak Tamara?" tanya Defna kaget karena melihat Tamara yang datang tiba-tiba,
"A-austin d-dimana?" tanya Defno sembari menahan perih di sudut bibirnya karena hantaman dari anak buah Tamara,
"Lo nanyain cowo bangsat kaya Austin itu? apa lo engga tau dia mata mata yang dikirim Laxer ke Amara?" tanya Tamara sinis,
"Kalian bertiga habisin mereka, dan lo berdua sekap dia!" seru Tamara sembari menyuruh lima anak buah yang dia bawa untuk menghabisi dua anak kembar itu dan menangkap Adena.
Adena yang mendengar seruan Tamara langsung mencoba berlari sebisa mungkin entah kenapa dirinya terlalu bodoh mengambil kesempatan karena dirinya asik melihat kedua kakak tirinya itu tersiksa hingga dirinya melupakan bahwa target utama mereka adalah dirinya.
"Bego Adena bego!" serunya pada dirinya sendiri sembari berlari sebisa mungkin mengelilingi danau namun takdir berkata lain, seseorang anak buah Tamara berhasil melemparkan batu kearah dirinya sehingga dirinya terhuyung dan tercebur kedalam danau.
"KALIAN BEGO ATAU TOLOL SIH?! CEPET CARI DIA JANGAN SAMPE MATI DISANA SEBELUM GUE SIKSA DIA!"
*sotong adalah sebuah makanan ringan yang terbuat dari sagu yang digulung lalu di goreng dengan minyak panas. Biasa ditemukan bersama dengan tahu bulat.
Halo!! ehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Adena (END) | Proses Revisi
Novela JuvenilStory end on Saturday, Sept 11 2021. feel free to follow me or not. Adena gadis malang yang berumur 17 tahun. ia di buang oleh keluarga kandungnya lalu di adopsi oleh keluarga kaya dengan perjanjian ia akan diasuh seperti anak kandung. namun ekspe...