بسم الله الرحمن الرحيم
Ternyata takdir itu tak pernah salah untuk menemuimu, melihatmu tertawa bahagia membuat hatiku bahagia berkali lipat.
°Lentera Takdir Arumi°
grsnrindu♡♡♡
Bias cahaya jingga mewarnai langit sore ini, dengan campuran warna biru ke unguan yang ikut mewarnainya. Terlihat, sang mentari yang sebentar lagi akan tenggelam diujung lautan. Angin laut yang berhembus menerpa wajah ayu itu, membuat hijab yang dikenakannya melambai pelan.
"Sayang? Kamu gak mau foto dulu?" Pertanyaan itu menghentikan aktifitas perempuan itu yang tengah mengagumi keindahan senja yang tak bisa ia deskripsikan dengan kata-kata.
Senyumnya terukir mendengar pertanyaan itu. "Mau banget Mas, langitnya lagi bagus banget ini!" Serunya bersemangat.
Lelaki itu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, bersiap ingin memotret perempuannya dengan latar yang begitu cantik.
"Mas Faruq, jangan ngelamun deh ntar gak dapet foto bagus." Tegur perempuan itu cemberut.
"Ya Allah, Mizaku Sayang. Maaf ya, Mas gak bisa fokus karena ada wanita yang begitu indah yang mengalihkan dunia Mas," ujar Faruq terkekeh.
"Jangan ngegombal dulu dong Mas." Arumi berusaha menahan wajahnya agar tidak memerah.
Faruq terkekeh mendengar ucapan istrinya itu, ia yakin perempuan itu tengah salah tingkah sekarang.
"Sayang! Kamu coba deh muter bentar, abis itu jalan dikit kedepan sambil nengok kearah kamera!" Seru Faruq menginterupsi Rumi.
"MasyaAllah bagus banget hasilnya!" Seru Rumi kala melihat hasil foto dan video yang diambil suaminya itu. Saat ini mereka tengah duduk diteras masjid dekat pantai, selesai melaksanakan sholat maghrib mereka memilih untuk melihat hasil jepretan mereka sebelum pulang kerumah.
"Siapa dulu dong yang ambil?" Tanya Faruq bangga.
"Tau gak yang? Dulu aku sudah sempat mengikhlaskan kamu bersama orang lain, trus aku doa ke Allah minta yang terbaik pilihan Allah, tapi ternyata pilihan Allah jauh lebih baik dari yang aku duga, aku gak nyangka Allah menyetujui kita untuk bersama." Rumi tak bisa berkata-kata saat mendengar ucapan Faruq yang tiba-tiba.
"Gak terasa ya ini udah bulan ke tiga kita sebagai suami istri, bahagia terus ya Sayang," lanjut Faruq mengusap punggung tangan Rumi.
Rumi mengangguk mendengar perkataan suaminya itu. "Mas, abis ini kita makan mie ayam yuk."
"Boleh banget itu, udah lama juga gak makan mie ayam," ujar Faruq menyetujui ajakan Rumi.
Sepanjang perjalanan Arumi tak berhenti menyebutkan keinginannya selanjutnya setelah memakan mie ayam. Faruq yang mengendarai motor hanya bisa terkekeh dan menyetujui keinginan istrinya itu, ia tak ingin istrinya kecewa jika ia membantah.
"Makasi ya Sayang, udah bolehin aku belanja macam-macam makanan hari ini dan makasi juga udah ajak aku jalan-jalan kepantai." Arumi memeluk lengan Faruq kala mereka baru keluar dari supermarket.
"Iya Sayang, tujuan aku kan buat bahagiain kamu jadi apapun itu mari kita wujudkan. Kamu bahagia aku juga lebih bahagia," ucap Faruq mengusap puncak kepala Rumi.
"Sekarang kita pulang? Udah malam ini," tanya Faruq yang langsung diangguki Rumi.
Sepanjang jalan Arumi tak hentinya tersenyum, ia terus memeluk pinggang suaminya itu yang tengah sibuk dengan nyanyian yang ia nyanyikan sedaritadi, liriknya membuat perempuan itu tersipu mendengarnya.
Kan ku arungi tujuh laut samudra
Kan ku daki pegunungan himalaya
Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Oh penjaga hatiKau dan aku sempurna
Semoga ada cara tuk terus bersama
Selalu ku tunggu
Tak mau berlalu
Kau dan aku"Dah nyampe, Alhamdulillah." Faruq menghentikan nyanyiannya kala mereka sudah memasuki pekarangan rumah. Rumi pun melepas pelukannya lalu membawa langkahnya menuju pintu masuk diikuti oleh Faruq yang membawa kresek berisi jajanan Rumi.
♡♡♡
"Loh? Kamu kenapa Yang?" Pertanyaan itu datang dari Faruq kala melihat Arumi yang meringkuk diatas ranjang. Ia baru keluar dari kamar mandi.
"Sakit perut sama pinggang Mas," jawab Rumi tersenyum kecil.
Faruq mendekati wanita itu dan duduk ditepi ranjang. "Kamu lagi haid?" Tanyanya yang diangguki Rumi.
"Sini, biar Mas pijit pinggangnya," ujar Faruq yang langsung diangguki Rumi. Wanita itu mengubah posisinya menjadi duduk membelakangi Faruq. Dengan segera Pria itu memijit pelan pinggang Rumi.
"Gimana? Agak enakan?" Tanya Faruq lagi yang dijawab anggukan oleh Rumi.
"Makasi ya Mas udah mau aku repotin kayak gini," ucap Rumi pelan.
"Mas, maaf ya aku masih belum hamil, kirain kemarin telat haid udah dikasih sama Allah eh taunya emang beneran telat kek biasanya." Rumi tertunduk memilin jarinya abstrak.
"Kok minta maaf? Itu bukan kesalahan Sayang, berarti Allah masih ingin kita nikmati pacaran halal dulu, rezeki itu gak akan kemana. Datangnya pasti diwaktu yang tepat disaat kita sudah benar-benar siap, yang terpenting kita jangan berhenti berikhtiar, do'a dan usaha itu emang milik kita tapi yang nentuin Allah. Jadi, kamu jangan ngerasa bersalah gitu ya Yang," jelas Faruq memeluk Rumi yang masih setia dengan posisinya.
Rumi membalas pelukan itu tak kalah erat, ia merasa bersyukur memiliki suami seperti Faruq yang mengerti akan dirinya, sejauh ini pria itu tak pernah menuntutnya harus seperti apa, meski mereka sudah berteman begitu lama tapi begitu banyak sisi lain Faruq yang belum ia tau, salah satunya ini. Dulu pria itu terlihat seperti orang yang tak sabaran, tapi nyatanya ia begitu sabar menghadapi dirinya.
"Nanti abis sarapan Mas beliin pereda nyeri ya," ujar Faruq mengusap kepala Rumi yang tidak tertutupi hijab.
♡♡
"Loh Mas? Ini apa?" Tanya Rumi melihat paperbag yang berada diatas meja makan.
"Itu bantal hangat Sayang, tadi Mas disaranin sama Mbak kasir apotiknya buat beliin istri Mas itu, jadi Mas cariin deh biar bantu redain nyeri haid kamu," jelas Faruq tersenyum.
Rumi tersenyum mendengar penjelasan suaminya itu. "Makasi banyak ya Mas, pagi-pagi kamu udah nyariin ini semua buat aku, sayang banget sama kamu Mas," ujar Rumi memeluk Faruq.
"Iya dong, Mas gak tega lihat kamu nahan sakit kayak gitu, kalo pun gak bisa ngilangin rasa nyerinya setidaknya ini bisa ngeredain Sayang," ucap Faruq mengecup dahi Rumi.
"Apapun itu asal kamu gak sakit lagi, Mas pasti bakal cariin. Kalo kamu sakit, Mas juga sakit Sayang."
"Tetap seperti ini ya Mas," ujar Rumi mempererat pelukannya pada Faruq yang langsung diangguki oleh lelaki itu.
☁️☁️☁️
Lama kali up nya 🤧
Maapkeun ya manteman^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Takdir Arumi [Slow Update]
Spiritual"Jadi, apa keputusanmu?" "Ceraikan aku Mas," ujar Rumi tersenyum, sesak rasanya saat tiga kata itu harus terucap dari bibirnya untuk suaminya. °°° "Aku percaya Allah telah menyiapkan skenario terbaik-Nya untuk ku, karena rencana-Nya jauh lebih bai...