"Shan gue ngantuk banget... hukumannya di tunda dong, biarin gue tidur bentar aja. lima menit deh lima menit." Ucap Gracia memelas kepada Shani yang sedang berfokus mengerjakan tumpukan kertas dimejanya.
"Ga boleh Gre.... nanti kalo Panitia tau gue yang di marahi."
"Ya udah jadi hukuman gue apa... lo aja dari tadi ga nyebutin, fokus mulu ke kerjaan lo."
"iyaaa bentar ini dikit lagi kelar."
Benar apa yang dikatakan oleh Shani, tak lama sejak pembicaraan mereka berakhir Shani sudah menyelesaikan pekerjaannya. Disusunnya kembali berkas berkas yang berserakan diatas meja itu menjadi satu. Setelah beres dengan kegiatan susun menyusunnya itu, Shani berdiri dari kursinya dan mendekati Gracia dengan buku di tangan kirinya. Buku tersebut terlalu mencolok sehingga memancing perhatian Gracia. Dilihatnya sampul buku berwarna putih dengan kombinasi sedikit kebiruan. Terpampang jelas dua huruf pada buku itu, Tata Tertib, ya buku yang sempat memancing perhatian Gracia tadi adalah buku tata tertib Sekolah Trisatya.
"Nih lo baca semua, biar lo ga ketemu gue mulu tiap hari." ucap Shani sambil menyerahkan buku tata tertib milik sekolahnya itu.
"Tar kalo gue ga ngelanggar aturan, lo kangen lagi sama gue." Balas Gracia dengan penuh percaya diri
"Dih, pede banget."
Satu persatu halaman dilewati Gracia, daripada bosan menunggu waktu istirahat lebih baik Gracia membaca buku yang diberi Shani tadi, begitu pikirnya. Namun tawa Gracia lepas begitu membaca peraturan ke 20 yang tertera dibuku tata tertib miliknya itu.
"DILARANG KERAS BERPACARAN/MENIKAH BAHAHAHKS APAAN INI, DIKIRA GUE MAU MAIN SINTERON ANANDHI BAHHAHAHKS." Ucap Gracia sambil melepaskan tawanya meledek peraturan sekolahnya sendiri, Shani tidak menanggapi ledekan Gracia karena ia sendiri setuju dengan Gracia, peraturan nya yang ini memang sangat aneh, Shani memilih untuk tetap berfokus pada layar ponselnya membiarkan Gracia tertawa sendiri sambil membuka lembar lain dari buku tersebut.
"BAAHAHAHAKS DILARANG KERAS MEMASUKI RUANG OSIS JIKA BUKAN ANGGOTA DARI OSIS, BAHAHAHAHKS KOK GUE GA DI USIR SIH KEMAREN EH MALAH DIAJAKIN KESINI MULU." Lagi lagi Gracia menertawakan isi buku yang sedang dia baca, benar benar absurd pikirnya.
"Harus nya lo emang ga boleh masuk, lo aja yang sok ngide kesini. Gue mau ngusir tapi muka lo kek kucing yang kelaperan. Ga tega gue mau ngusir." Kali ini Shani membuka suaranya.
Disaat Gracia masih asik membaca buku tata tertibnya itu sambil tertawa beberapa kali, Shani berdiri dari kursinya itu dan berjalan kearah pintu. Gracia yang melihat hal itu tentu bertanya tujuan Shani berjalan keluar dari ruangan itu.
"Mau kemana Shan?"
"Keluar bentar, ga lama. Lo disini aja jangan kemana mana, kalo ada yang nanya kok lu disini bilang aja di suruh sama Shani Indira Natio."
"Yah gue di tinggal sendiri gitu?"
"Iya bentar aja ga lama."
"Entar gue nelpon lo pakai apa dong..." Tanya Gracia yang memang tidak memiliki kontak Shani sama sekali, masa ia harus mencari kakaknya untuk menghubungi Shani. Merasa ada benarnya juga apa yang dikatakan Gracia, Shani mengambil ponsel milik Gracia yang ada di ujung sofa.
"Password?" Tanya Shani dengan Ponsel Gracia di tangan kirinya
"12345"
"Dih apaan kode begitu, kaga niat?"
"Brisik deh."
"Nomor gue udah gue simpan di HP lo otomatis Kontak WA, LINE, dan yang lain udah ke save di hp lo." ucap Shani kemudian berjalan keluar dari ruangan berukuran 4x4 m itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine (GreShan)
Fanfiction"Aku tidak pernah menyesal mengenalmu, satu satunya hal yang ku sesali adalah tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu." -Shani Indira Natio