XXIII

5.6K 593 73
                                    

Sudah satu bulan Shani mempersiapkan semua persiapannya untuk hari ini, hari dimana ia akan tampil untuk pertama kalinya. Rasa gugup, rasa takut akan kesalahan, rasa gembira, ia rasakan secara bersamaan. Shani tau ia tak boleh membuat kesalahan acara pertamanya. Sepuluh menit tersisa sebelum Shani naik kepanggung. Shani masih terduduk di belakang panggung menunggu namanya di panggil untuk naik

Mata Shani terpejam sebentar, bayang bayang Gracia kembali melintas dipikirannya, tak mau berlama lama merenung karena Shani tau itu akan menggangu konsentrasinya nanti.
'Ge, liat deh, acara pertama aku. Padahal kamu udah janji Ge, tapi bahkan sampai saat ini aku masih belum ngeliat keberadaan kamu.' batin Shani, kemudian ia berdiri dari tempat duduknya naik keatas panggung begitu namanya dipanggil.

Sorot lampu, teriakan para penggemar, kamera dimana mana benar benar menjadi semangat untuk Shani, tentu saja ia tak mau mengecewakan orang orang yang hadir saat itu.  Shani sudah berjanji akan menunjukan penampilan terbaik. Alunan musik sudah mulai berbunyi, Shani kini sudah mulai bernyanyi. Suara indah milik Shani terdengar oleh seisi ruangan, dibalik suara indahnya itu terdapat luka yang begitu dalam.

Shani berhasil menyelesaikan konsernya dengan baik pada hari ini, sangat sempurna, tak ada masalah sama sekali. Para tim IDSN serta teman temannya Shani tentu turut memberikan selamat padanya.

"Kamu memang tidak pernah mengecewakan Shani, penampilan kamu hari ini bagus sekali." puji manager IDSN yang baru saja menghampiri Shani, tentu saja terkagum pada penampilan Shani

"Ah, terimakasih pak, saya akan tetap selalu berusaha menunjukan yang terbaik." balas Shani dengan senyum ramah diwajahnya, percakapan Shani dan Managernya itu harus berhenti ketika seseorang memanggil namanya

"Shani!" panggil orang itu, Shani yang merasa tak asing dengan suara orang tersebut lantas menoleh kearah sumber suara

"Apa?" balas Shani singkat, ia tak mau memancing keributan ditempat ini

"Ikut aku sebentar yuk?" Ajak Rangga, orang yang memanggil Shani tadi

"Ngapain? gue capek Nga, mau istirahat." tolak Shani kemudian segera berjalan pergi meninggalkan Rangga

"Soal Gracia." Teriak Rangga agar didengar oleh Shani yang sudah melangkah beberapa langkah dari Rangga, mendengar nama seseorang yang selama ini terus berputar dipikiran Shani tentu membuat Shani menghentikan langkah kakinya dan berbalik berjalan kembali kearah Rangga

"Kenapa?" tanya Shani yang kini sudah berada didepan Rangga, tatapan nya masih sama, masih tetap menatap Rangga malas

"Ga disini Shan, Ikut makanya." Rangga menarik tangan Shani kemudian membawanya ketaman yang kebetulan dekat dengan tempat konser Shani, Sesampainya disana hanya ada keheningan tanpa penjelasan, Shani yang mulai lelah menunggu mulai membuka suaranya

"Kalo cuma mau diem dieman mending gue pulang." ucap Shani kemudian berdiri dari bangku taman, namun tangan Rangga menahan tangan Shani agar tak pergi dari situ

"Shan.." panggilnya, Shani melirik kearah Rangga, ia yang melihat mata Rangga mulai berkaca kaca akhirnya mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana dan kembali duduk dibangku Taman

"Shan, aku mau ngomong sesuatu. Aku tau kamu bakal benci aku makanya, setelah aku ngomongin ini semua, aku janji bakal langsung menghilang dari kamu dan ga bakal pernah nemuin kamu, tapi kamu juga harus janji satu hal ya." lirih Rangga, nada nya terdengar lemah, tentu saja membuat hati siapapun menjadi iba

"Ngomong aja Nga." balas Shani sembari memijat pelipisnya

"Kamu mau tau gak alasan Gracia pergi ninggalin kamu?" tanya Rangga, Shani hanya mengangguk mendengar pertanyaan Rangga. Rangga menceritakan semua hal kepada Shani, mulai dari Perjanjian Rangga sampai dengan Syarat yang harus dilakukan oleh Gracia. Tentu saja mendengar hal ini, Emosi Shani kembali memuncak, ingin sekali ia menghajar orang disebelahnya ini

Dear Sunshine (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang