XI

6.5K 547 25
                                    

Setelah sebelumnya berada ditengah keramaian, kini Gracia telah berhasil keluar dari kerumunan itu meski dengan bantuan Shani. Seperti biasa, mereka memilih warung Bi Ijah sebagai tempat makan favorit mereka. Alasannya mereka lebih memilih Warung Bi Ijah sebenarnya sangat simple, selain menu makanan yang bervariasi, tempat makan di Warung Bi Ijah jauh lebih sepi.

"Kamu mau makan apa Ge?" Tanya Shani sembari mengusap pucuk kepala Gracia, entah mengapa akhir akhir ini Shani senang sekali menyentuh rambut Gracia.

"Aku ga laper Shan, kamu aja deh yang pesan." jawab Gracia

"Oh ya udah, kamu tunggu disini ya, aku pesen makan dulu." kemudian Shani berdiri dari tempat duduknya untuk memesan sesuatu yang bisa menghilangkan rasa laparnya itu

Baru saja Shani menghilang dari hadapan Gracia, tiba tiba terdengar suara dari kejauhan yang memanggil Gracia. Tau betul dengan pemilik suara itu, Gracia hanya mengabaikannya dan menunggu pelaku datang kepada Graciaa.

"GREEEEE." Teriak Feni dari kejauhan, kemudian berjalan menuju meja Gracia.

"Apaan si Fen, masih pagi loh ini udah teriak teriak aja." Balas Gracia sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal menandakan ia frustasi dengan kelakuan sahabatnya itu

"LO JAHAT BANGET SI, LO NINGGALIN KITA DI TENGAH KERUMUNAN GITU AJA, SEKARANG MALAH NYANTUY NYANTUY DISINI." Keluh Feni mencurahkan isi hatinya karena kesal waktu istirahatnya berkurang akibat kerumunan tadi

"Ya maap, kan bukan salah gue Fen, salahin tu sih Dimsum." protes Gracia tak terima disalahkan

"Udah udah, kok malah berantem sih kalian. Oh iya Fen, lo bawa speaker yang gue suruh kan?" Kini giliran Anin yang membuka suara

"Bawa kok, bentar ya."Feni membuka tas kecil berwarna hitam, didalamnya sudah terlihat speaker bluetooth berwarna biru dengan ukuran sedang.

"Wuih Mantep nih. Gas lah jedag jedug kita." seru Anin tak sabar untuk mendengarkan lagu yang sudah ada diplaylist lagu dalam ponselnya

Disaat Feni dan Anin tengah fokus memilih lagu lagu yang akan dimainkan nantinya, Shani akhirnya kembali setelah memesan makanan untuk menghilangkan laparnya. Melihat kedua sahabat Gracia berada disitu tak membuat Shani merasa terganggu karena memang Feni dan Anin tidak menjadi ancaman untuk Gracia.

"Geseran dikit Fen, gue duduk disebelah Gracia." Usir Shani karena ingin duduk bersebelahan dengan kekasihnya itu, tidak mau berdebat dengan Shani, Feni hanya mengalah dan berpindah kesebelah Anin.

"Ehem..." Gracia berpura pura batuk dengan mata yang terkunci pada nasi goreng milik Shani, Mengerti dengan kode yang diberi oleh Gracia, Shani menyendok nasi goreng miliknya dan mengarahkannya kearah mulut Gracia, tentu saja Gracia dengan senang hati menerima suapan dari Shani.

"Tadi aja katanya ga laper Ge." bisik Shani diikuti dengan tawa pelannya

"Ga tau, tiba tiba pengen makan." Balas Gracia ikut berbisik

"Kongsi berdua aja nih mau ga? kalo mesen lagi keburu bel Ge.." tawar Shani mengingat sebentar lagi bel masuk akan berbunyi

"Ya udah, tapi suapin yaa." Shani mengiyakan permintaan Gracia, dengan senang hati Shani menyuapi pacarnya itu sesuap demi sesuap. melihat sahabatnya itu tengah asik bermesraan dengan Shani, Anin membuka suara untuk menyindir temannya itu.

"Aduh aduhh, dunia serasa milik berdua yahhh.. yang lain ngontrak, mending cabut ga si Mpen?"

"Ho'oh, cabut yu udah mau bel juga, cape gue jadi nyamuk nin." kemudian Feni berdiri dari tempat duduknya dan kembali menuju kelas bersama Anin, kini tinggal Gracia dan Shani yang berada di sana. Entah mengapa tiba tiba Gracia dilanda rasa kantuk, ia menyenderkan kepalanya dibahu Shani untuk tidur sebentar. Shani membalas senderan Gracia dengan mengelus elus kepala milik Gracia

Dear Sunshine (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang