"Mau kemana lo Gre?" tanya Gaby melihat Gracia yang sudah berpakaian rapi dipagi hari, pasalnya Gracia bukanlah tipe anak yang rajin bangun pagi dan langsung membasuh tubuhnya itu.
"Main kerumah Shani, sekalian bantuin dia beres beres buat camping besok." jelas Gracia
"BAJU LO SENDIRI AJA BELUM LO SUSUN GREEEE!" Teriak Gaby melihat adiknya itu yang sudah sibuk sendiri membantu orang lain, padahal barang miliknya sendiri bahkan belum disusun olehnya.
"Hehe, baju gue aman itu, lo santai aja kali kak." Gaby hanya memutar bola matanya malas menanggapi adik perempuan satu satunya itu. Setiap kali Gaby menasehati Gracia, rasanya hal itu hanya akan menguras tenaga Gaby karena Gracia tak pernah mau mendengarkan nasihat orang lain.
"Btw, tadi mami sama papi udah balik, tapi lo lagi mandi jadinya mereka pergi lagi, buru buru sih kayaknya. Kata papi mereka bakal balik dua hari lagi." jelas Gaby menyampaikan info yang ia terima dari kedua orang tuanya
"Ohhh ya udah." balas Gracia cuek.
Ting tong... ting tong...
Suara bel rumah mereka berbunyi, Gracia yang sudah mengetahui siapa pelaku yang memencet bel rumahnya itu segera berlari keluar dari rumahnya. Karena mengetahui alasan Gracia bertingkah seperti itu, Gaby memutuskan untuk tidak ikut keluar, Toh dia tidak ada urusan dengan Shani hari ini."Cepet banget Shan?" kalimat pertama dikeluarkan oleh Gracia ketika bertemu dengan Shani, setelah empat hari lamanya dia tidak berkomunikasi secara langsung dengan Shani.
"Telat salah, cepet juga salah, serba salah aku Ge." keluh Shani mendengar Gracia yang selalu protes kepadanya, baginya hidup Gracia tidak akan lengkap tanpa sehari protes kepada Shani.
"Ye nanya doang kali Shan, sensi banget lo kayak masker."
"Garing banget Ge serius deh, jokes papi aku kayaknya lebih lucu dari kamu deh Ge."
"Dih apaan jokes gue disamain sama jokes bapak bapak." ucap Gracia sambil memaju kan bibirnya beberapa sentimeter
"Ya udah jadi pergi ga kita nih?" Tanya Shani sambil menyerahkkan helem bogo berwarna hitam yang sedari tadi digantung pada gantungan motor vespa berwarna abu abu pekat miliknya itu.
"Jadi lah, udah jauh jauh juga ya kali ga jadi, kuy lah gas, ngengg..." Balas Gracia sambil memakai helem yang diserahkan oleh Shani, sehabis memakai helem Gracia langsung naik keatas jok motor Shani tanpa memberi aba aba, untung saja mereka tidak terjatuh saat itu.
"Pegangan."
"Ha?" tanya Gracia yang tak mendengar apa yang baru saja diucap oleh Shani karena indra pendengarannya itu tertutup oleh helem yang baru dikenakannya tadi.
"PEGANGAN, NTAR JATOH." ucap Shani dengan volume suara yang lebih keras dari pada sebelumnya. Mendengar perkataan Shani, Gracia langsung memeluk Shani dari belakang. Merasa tangan Gracia yang kini sudah berada dipinggangnya menimbulkan rasa hangat untuknya.
~
Ditengah perjalanan, tidak ada seorang pun yang akan menduga kalau awan akan menangis hari ini. Padahal baru saja tadi matahari meperlihatkan sinar indahnya, tapi sekarang sinar itu sudah tertutup oleh kumpulan awan awan yang mulai berganti warna menjadi kelabu. Satu tetesan turun, awalnya sedikit, lama lama hujan itu menjadi semakin deras.
"Aelah hujannya makin deras Ge.. neduh dulu kali ya?" tanya Shani kepada Gracia
"Bebas sih Shan." Balas Gracia dengan volume yang tak kalah kuat
Shani meminggirkan kendaraan beroda dua miliknya itu ketepi jalanan, mereka mampir kesalah satu warung bakso yang kebetulan ada disana. Melihat Gracia yang terus menerus meniup tangannya yang sedang menyatu, membuat Shani berinisiatif untuk memberikan jaket yang sedang dikenakan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine (GreShan)
Fanfiction"Aku tidak pernah menyesal mengenalmu, satu satunya hal yang ku sesali adalah tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu." -Shani Indira Natio