XVII

4.8K 520 61
                                    

Gracia akhirnya tersadar dari lamunannya itu, segera ia berlari kekelas, tak mau hari hari yang sudah berat ini menjadi semakin buruk karena dimarahi oleh Bu Melodi akibat terlambat masuk. Di kelasnya kini semua orang sudah menatap Gracia penuh benci dan bahkan jijik, kecuali kedua sahabatnya itu, Feni dan Anin menatap khawatir pada Gracia, ia tak mau mental dari sahabatnya itu terganggu.

"Gre, lo gapapa?" tanya Feni memastikan kondisi sahabatnya itu

"Fen, Nin, maaf ya, untuk sekarang mending kalian jangan ngobrol sama gue dulu, gue ga mau kalian juga ikutan kena masalah karena kalian gabung sama gue." pinta Gracia, dari pada khawatir dengan kondisi dirinya sendiri ia lebih mengkhawatirkan kedua sahabatnya itu, ia tak mau Feni dan Anin harus menerima akibat hanya gara gara dekat dengan Gracia

Tak lama setelah itu Bu Melody masuk kedalam kelas, namun Gracia tak tau mengapa guru guru tak memandangnya seaneh pandangan murid murid dikelasnya. Bu Melody menjelaskan materi pelajaran kelas mereka pada hari ini, akhirnya Gracia bisa lepas dari mimpi buruknya walau hanya sesaat, namun mimpi buruknya kembali lagi begitu mendengar bel tanda istirahat telah berbunyi. Begitu Bu Melody keluar, Feni dan Anin langsung mengajak Gracia untuk pergi kekantin bersamanya, namun lagi lagi Gracia menolak dengan alasan yang sama, Feni dan Anin hanya mengiyakan permintaan Sahabatnya itu dan pergi kekantin.

Kini suasana kelas sepi sekali, tidak ada yang bersuara, hanya terdengar bisikan bisikan kecil dari anak anak dikelas Gracia. Untuk saat ini tidak ada siapapun yang berada bersama Gracia sekarang, Shani dan Gaby tidak tahu dimana, sedangkan Feni dan Anin sudah pergi kekantin duluan.

Bruk...
Terdengar bantingan pintu yang sangat keras dari arah pintu kelas Gracia. Ica, bersama dengan kedua temannya datang kekelas Gracia tanpa tujuann yang diketahui oleh Gracia sendiri. Kedatangan Geng Ica langsung memecahkan keheningan yang tercipta dikelas Gracia.

"Shania Gracia yang mana?" Tanya Ica kepada seluruh isi kelas MIPA Satu

"Gue, kenapa?" tanya Gracia yang sedang dalam mood yang tidak bagus

"Oh ternyata lo yang lagi viral disekolah kita? Shania Gracia... udah berapa duit yang lo terima semalam?" Sindir Ica sambari terkekeh, Gracia tak mengerti mengapa Ica tiba tiba mencampuri urusannya

"Sangking ga ada kerjaannya harus banget ya ngurusin hidup orang lain?" ketus Gracia, suasana hati nya benar benar sedang tidak baik baik saja kali ini, ia sedang malas berdebat dengan orang lain, Ica tak terima harus mendengar perkataan seperti itu dari Gracia, kini Ica bergerak berjalan mendekati meja Gracia

"Mendingan ga ada kerjaan kan? dari pada kerjaannya jual diri." Gracia juga tak terima dengan hinaan yang dikeluarkan oleh Ica dari tadi, Ia berdiri dari kursinya dan menarik rambut Ica hingga Ica meringis kesakitan

Ditengah pertengkaran yang sedang terjadi, Pintu kelas Gracia kembali dibuka, seseorang masuk kedalam kelas Gracia tanpa diundang, seseorang yang benar benar dibenci oleh Gracia, melihat mukanya saja rasanya Gracia ingin menenggelamkannya dilautan, ya siapa lagi kalau bukan Rangga. Kedatangan Rangga memaksa Gracia untuk menghentikan pertengkaran mereka

"Well well well, liat siapa disini, orang yang lagi viral. kenapa lo ngejambak Ica? ga terima dengan kenyataan lo sendiri? sejujurnya ya Gre lo ga pantes banget buat Shani, Lo bahkan tega begini dibelakang dia? oh wow." Sarkas Rangga sembari menempuk tangannya berjalan dari arah pintu mendekat kemeja Gracia

"Shani ga ada hubungan apa apa dengan ini, Jangan lo nyebut nama dia pakai mulut kotor lo." Ketus Gracia tak terima nama kekasihnya harus keluar dari mulut orang sebangsat Rangga

"Mulut gue kotor? lo ga ngaca dengan kelakuan kotor lo dibelakang?" ucap Rangga semakin memanas manasi keadaan

"Gue udah bilang gue ga tau apa apa soal itu, dan lo juga gak ada hak buat ngomentari hidup orang." balas Gracia tak mau kalah, saat ini dia benar benar terpojokan

Dear Sunshine (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang