VII

6.9K 562 8
                                    

"Ge.. buruan ayo ntar kita ketinggalan nih." Teriak Shani dari kejauhan mengajak Gracia masuk kedalam barisan untuk pergi kedaerah perkemahan mereka

"Iyaaa, iyaaa." Balas Gracia sambil berlari kearah rombongan grup kelasnya

Karena jarak sekolah Gracia yang tak begitu jauh dari lokasi yang akan menjadi tempat perkemahan mereka, pihak sekolah Gracia memutuskan untuk pergi kesana dengan berjalan kaki. Walau jarak lokasi tempat perkemahan mereka tak sampai lima ratus meter, tetap saja Gracia itu adalah tipe orang yang mageran. Baru menempuh jarak tiga ratus meter, Gracia sudah merengek mengeluh kelelahan.

"Fenn... Guee capek banget sumpah, telepon ambulan Fenn kaki gue kayaknya udah mati rasa." rengek Gracia yang disertai dengan alasan berlebihan seolah olah dia baru saja berpindah dari Jakarta ke Bogor dengan berjalan kaki.

"Apaan si Gre, baru jalan bentar juga.. lo mau gue ngapain? lo kira gue bisa sulap teleportasi gitu?" Balas Feni dengan nada malasnya, Gracia merengek kepada Feni seolah olah Feni bisa membawanya kesana tanpa berjalan kaki.

"Huaa, gue mau pingsan aja dari pada begini, ARGHHH BISA BISA SAMPE SANA GUE GA JADI CAMPING GARA GARA KAKI GUE MATI RASA!" Kini Gracia menaikan volume suara nya, membuat teman teman satu angkatannya itu ikutan kesal kepada Gracia. Namun disatu sisi, Shani mendengar suara Gracia yang cukup menyebalkan itu.

"Ada apa si Ge?" Tanya Shani dengan nada yang tanpa frustasi mendengar suara rengekan Gracia sedari tadi.

"Huaa gue mau mati aja Shan, gue ga kuatttt...." Ucap Gracia sambil memeluk Shani yang baru saja mendekat kesebelahnya, Shani yang tidak tegaan itu akhirnya memilih untuk meladeni Gracia.

"Ini dikit lagi loh Ge... Kamu tahan dulu bentar lagi sampai." Bujuk Shani agar Gracia tetap bersemangat menempuh perjalanan

"Gakk bisa Shan, udah deh ah gue malas, gue mau telpon mang adi aja buat jemput gue balik." Ucap Gracia yang kini sudah memasang wajah cemberutnya. Tak ingin Gracia pulang, Shani memikirkan berbagai cara agar adik kelasnya itu tidak kembali kerumah.

"Eh Jangann.... Aduhh kamu nyebelin banget si Ge. Ya udah sini naik." Tawar Shani sambil membungkukan badannya untuk mengendong Gracia dari belakang, Tak mau menyia nyiakan kesempatan, Gracia langsung naik keatas punggung Shani.

"Hehe, gini kan asik." kini ekspresi masam Gracia sudah sepenuhnya hilang, buktinya sekarang dia sudah cengar cengir tidak jelas.

"Iya asik di kamu, berat di aku Ge.." Kata Shani dengan nada malasnya, Feni dan Anin yang melihat temannya yang sedari tadi mengeluh kecapean sekarang sudah berada digendongan Shani membuat mereka membuka suara untuk meledek Gracia

"Idih serasa tuan putri ya bund, di gendong gendong begitu." sindir Anin dari belakang

"Iya nih bund, tuan putrinya kayaknya asik banget berduaan sampe lupa ada manusia lain disini." Seru Feni ikutan menyindir Gracia, melihat kedua sahabatnya itu Gracia hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil terkekeh

"Tau ga kenapa gue gendong nih bocah?" Shani akhirnya membuka suara

"Kenapa?" Jawab Feni dan Anin bersamaan

"Mau gue buang dipiggir got nanti." Balas Shani sambil terkekeh, Gracia yang mendengar hal itu menepuk pundak Shani tak terima, sedangkan kedua sahabat Gracia itu malah tertawa lebar mendengar perkataan Shani.

~

Setelah menempuh jarak sejauh empat ratus meter, kini mereka tiba dilokasi yang mereka tuju, seluruh siswa siswi Trisatya sudah pada heboh memilih lokasi mereka masing masing untuk didirikan tendanya. Ketua osis sekolahnya itu membunyikan peluit pertanda seluruh siswa disuruh berbaris untuk membahas rencana pada hari ini.

Dear Sunshine (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang