XXII

5.3K 545 73
                                    

Singkat cerita, Shani berhasil masuk kesalah satu agensi musik terbesar di Indonesia. Shani sendiri tak menyangkan video yang diunggah nya bisa membuatnya mencapai cita citanya saat ia masih berusia tujuh tahun. Seluruh orang terdekat Shani berbondong bondong mengucapkan ucapan selamat untuk Shani, namun tidak dengan seseorang yang membuat Shani tidak tidur lima hari lima malam. Hingga saat ini Gracia masih tetap belum mengabari Shani, jangankan mengabari nomor telepon saja ia tidak punya.

"Jadi lo bakal bikin video klip lo sendiri dong Shan?" tanya Gaby dengan antusias yang kagum dengan sahabatnya itu, rasanya baru saja kemarin ia menjadi ketua osis yang ditakuti seluruh siswa, kini sebentar lagi ia akan menjadi penyanyi yang sudah pasti akan terkenal

"He'em, gue kurang ngerti sih Gab, katanya sih bikin video klip dulu, kalo setahun ini booming lagi katanya gue bakal bikin konser pertama." jelas Shani sembari menyeruput sekotak susu strowberi ditangan kanannya, Shani sebenarnya tak sefanatik itu pada susu kotak rasa strowberi, namun katanya susu itu mengingatkannya pada Gracia.

"Wuih gilee, temen gue bakal terkenal nih, adek gue nyesel nih pasti ninggalin lo." ucap Gaby tanpa berpikir panjang, ia tak tau apakah perkataanya itu akan menyakiti hati Shani atau tidak

"Eh sorry Shan-" tak sempat Gaby menyelesaikan kalimatnya, lagi lagi Shani memotong kalimat Gaby

"Gapapa kok Gab, santai aja, pelan pelan gue berusaha move on kok. Seterkenal apapun gue, Gracia ga bakal balik Gaby." ucap Shani tersenyum dengan mata yang mulai berkaca kaca, tentu saja Shani tidak akan pernah bisa melupakan Gracia, namun dari pada Gaby terus terus merasa bersalah ia mengeluarkan dusta untuk menghilangkan rasa bersalah temannya itu

'Aduhh bodoh banget sihhh lo Gabbyyy.' batin Gaby mengutuk dirinya sendiri karena sudah salah bicara, ia tau hati Shani akan terasa begitu sakit hanya dengan mendengar nama Gracia

"Tahun depan lo masuk kuliah dimana Shan?" tanya Gaby mencoba mengubah topik pembicaraan agar suasana saat ini tidak terlalu canggung

"Stay Jakarta gue Gab, lo?"

"Gue kayaknya Jakarta juga deh Shan, niatnya si gue pengen ke UI." balas Gaby, perlahan situasi canggung yang sempat melintas tadi perlahan menghilang

"UI Juga lo? sama gue juga ngincer itu si." Heboh Shani, siapa sangka ia dan Gaby akan mengincar kampus yang sama, bahkan sebelum dites, bisa dipastikan Gaby dan Shani akan dengan mudah masuk kedalam universitas ternama itu dengan begitu mudahnya karena kemampuan otak mereka sudah di atas rata rata

"Udah malem ni Shan, gue balik dulu ya takut nyokap gue nyariin gue." pamit Gaby kepada Shani yang masih berbaring nyaman dikasur miliknya

~

"Gimana kabar dia kak?" tanya seseorang dengan nada yang terdengar seperti baru saja menangis

"Dia baik baik aja, Gre. lo nangis lagi?" Gaby menyadari suara Gracia yang akhir akhir ini selalu seperti seseorang yang baru saja menangis

"Engga, gue ga nangis." Ucap Gracia menyangkal, padahal ia memang baru saja menangis, hari harinya disini terasa sungguh berat, kalau Shani masih memiliki Gaby disana, Gracia tidak memiliki siapapun disini yang mengerti dengan situasinya

"Udah lah Gre, lo jangan maksa dirilo sendiri, kakak mana sih yang tega dengerin suara lo yang kaya gini tiap telponan. Balik dong Gre, kita semua disini kangen sama lo." ucap Gaby entah untuk keberapa kalinya ia membujuk Gracia untuk kembali kerumahnya

"Gue ga nangis kak, ga usah pikirin gue, gue baik baik aja kok. Dan gue ga bisa balik, Rangga udah nepatin janjinya buat ngasih kesempatan itu ke lo, gue juga harus nepatin janji gue untuk ga pulang sebelum Rangga nyerah." jelas Gracia, dada nya mulai sesak mengingat kembali perjanjiannya dengan Rangga

Dear Sunshine (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang