0.9 Meet

3.8K 571 59
                                    

Renjun menjelaskan banyak hal kepada Haechan.

Tentang rencananya, dan tentang apa yang ia selidiki selama ini.

Ia juga memberitahukan bahwa ada beberapa orang yang ia curigai.

"Pertama, Kaisar, Ayah kita. Dia sangat mencurigakan semua tindakan yang dia ambil terlihat aneh dan terlalu bersih--

Kedua, Pemilik Menara Sihir, Alasan aku menyebut namanya adalah dia bekerja untuk Kaisar namun bisa saja ia yang menuntun Kaisar.

Dan terakhir, Penyihir Malam. Tidak perlu dijelaskan kenapa dia mencurigakan"

Haechan mengangguk, "Apakah yang lain juga tahu?" Tanya Haechan.

"Tidak, ini hanya antara kau dan aku, aku tidak yakin dengan saudara kita yang lain" Ungkap Renjun

"Kenapa?" Tanya Haechan.

"Akan ku jelaskan lain kali, Aku ada janji dengan Chenle, Ada baiknya kau istirahat dan besok cobalah untuk mengunjungi Jisung" kata Renjun.

Pemuda itu beranjak dari duduknya, lalu bergegas melangkah pergi meninggalkan kamar Haechan.

Haechan menghela nafas, Jika membahas tentang Jisung, ia kembali penasaran dengan hari itu.

Dari pada menunggu hingga besok, Haechan pikir lebih baik ia menemui Jisung sekarang.

* *

"Pangeran, kondisi tubuh anda belum cukup stabil untuk masuk ke kamar Pangeran Jisung, anda hanya akan menyakiti diri anda sendiri" Hansol berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah Tuannya.

Namun Haechan tidak menggubris, wajah pemuda itu masih pucat.

"Pangeran..."

"Hansol, Aku harus ke Jisung, Ini penting" kata Haechan

"Tapi.."

Haechan menatap pria dewasa itu, "Akan ku pastikan aku tetap sadar, temani saja aku dan tunggu" katanya sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju istana Dimana Jisung berada.

* *

Haechan menghela nafas sebelum akhirnya melangkah masuk ke kamar itu.

Ia mengambil 10 langkah maju.

"Jisung.." panggil Haechan sambil meraba-raba sekitarnya.

"Jisung-i" panggilnya lagi, Haechan maju selangkah demi selangkah.

"Pergilah, jika Hyung disini Hyung akan mati" seseorang menyahuti Haechan

"Tidak, itu tidak akan terjadi. Jisung, kau.. kau Jisung ku kan? Adik bodoh ku?"

"Sialan Hyung disaat seperti ini kau malah mengatai aku Bodoh, Hyung macam apa kau, aku peduli padamu kau malah mengatai aku, Bodoh Haechan Bego"

Haechan tertawa jahil, "Wah ini beneran dirimu, apakah kau juga menggunakan wajah hang sama sepertiku, atau malah beda" tanya Haechan

Jisung berdecak sebal, "Lihat sendiri, kutukan ku tidak akan membunuhmu hanya karena melihat wajah tampan ku ini" kata Jisung

Haechan berdecak sebal, "Kau yakin? Sangat tidak lucu jika aku mati hanya untuk melihat wajah yang kau banggakan itu" kata Haechan sambil tersenyum jenaka.

"Ckkk tidak akan aku sudah mencoba nya" sahut Jisung.

Haechan mengangguk, Jisung, adiknya walau sering beradu Mulut dan sangat menyebalkan, anak itu belum pernah sekalipun berbohong padanya.

Itulah kenapa Haechan berani membuka penutup matanya, "aku sudah membuka penutup mataku, tapi kenapa disini masih gelap?"

"Itu karena kau masih memejamkan matamu, Bodoh" Jisung menatap jengah pada kelakuan Hyung-nya itu

Puzzle PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang